Pagi, Sayang

2.2K 158 5
                                    

"Emhh.. "

Jimin menggeliatkan tubuhnya, mencoba membebaskan diri dari tangan besar yang melingkupinya. Membuat sesak tapi tak mampu membuatnya terbangun.

"Jiminh.."

Panggilan untuk Jimin ia lontarkan dengan nada rendah, bulu halus di tengkuk yang dipeluk terasa berdiri saat Jungkook menempelkan ujung hidungnya di sana.

Memeluk Jimin sangat erat dari belakang, mencoba membuat si kecil terbangun tapi ternyata tidak bergerak sedikitpun. Dengan seringai nya yang menyeramkan, Jungkook mempunyai sedikit rencana kecil. Cukup membuat rasa penasaran di benaknya mungkin terkabul.

Sebelumnya, ia mengguncang kecil lengan Jimin. Mencoba memastikan kalau memang teman sekamar barunya ini tetap terlelap. Setelah yakin kalau Jimin tidak akan terbangun, Jungkook memulai aksinya.

Jemari tangan ia lesakkan ke dalam baju oversize yang lebih tua. Meraba dari bawah pusar dan mengorek halus di sana. Naik ke atas, dan Jungkook sedikit terkejut menemukan beberapa garis kotak-kotak di bagian rusuk bawah. Tidak menyangka Jimin nya ber-abs juga.

Setelah menggerayangi abs milik Jimin, jemari Jungkook naik ke atas dan sampai di tonjolan puting kanan Jimin. Terdapat sedikit bulu halus di sekitaran sana. Ia belum melihat warna puting Jimin, hanya merasakan saja. Tidak sebesar puting wanita-wanita yang biasa ia sentuh, tapi yang ini lebih menggoda. Seperti kerikil kecil dan sepertinya enak untuk di dimainkan.

Mengelus manja dan sesekali menggaruk kecil tonjolan itu, Jungkook merasakan puting Jimin mengeras seketika. Dan itu semakin membuatnya bersemangat mengerjai puting si kecil. Mengelus-elus kembali puting Jimin dengan gerakan menggoda, Jungkook dengan tiba-tiba mencubit dan menariknya ke atas, membuat Jimin mendesah keras.

"Ah!"

Melihat Jimin melengkungkan tubuhnya, si bongsor menjilat bibir bawahnya, "enak, Sayang? Hm? Kau mau lagi? Baiklah.. " Berbicara sendiri dan menggerakkan tangannya semakin cepat, Jungkook menunjukkan seringai mengerikannya di belakang kepala Jimin.

Sesekali mendongakkan kepala, disaat suara desahan Jimin terdengar di telinga. Dan Jungkook senang karena nya. Sekarang, yang ia lakukan adalah menempelkan dahi nya ke tengkuk Jimin dengan jari jempol dan telunjuk yang melakukan tugasnya; memilin puting Jimin.

Tangan kiri nya ia lesakkan ke dalam celana Jimin dan terkejut ketika si manis ini tidak memakai celana dalam. Pikirannya sudah merambat kemana-mana seperti, 'ia melakukan ini untuk menggodaku, eh?' menggosok bagian bawah Jimin dengan sedikit kasar, Jungkook melepaskan tangan kanannya tadi dan berganti mengocok miliknya sendiri.

"Ah! Jiminh.. "

Tanpa Jungkook sadari, sedari tadi Jimin sudah membuka matanya. Ia menggigit bibir bawahnya kuat agar tidak mengeluarkan suara desahan; meskipun percuma.

"J-jungkook?"

Mata Jungkook membola, tetapi tangan kanannya tetap dalam posisi mengocok penis yang sangat tegang itu, ia menoleh ke Jimin dengan gerakan kepala patah-patah,

"Jimin?!"

×××

Detik jam terdengar nyaring di dapur kos yang sudah berisi dua keturunan Adam itu. Saling berdiam diri selama kurang lebih dua puluh menit dan akhirnya yang tertua di sana berdiri, membuat Jungkook kelabakan menjelaskan kejadian tadi.

L'œuvre | KookMin |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang