The Moon in My Heart 3

303 40 0
                                    


"Hmm.. Begitu ya? Aku memang tidak percaya pada takhayul tapi biar ku beri tahu, kalau ciuma pertama bisa mengubah hidupmu. Dan mungkin nanti kau bisa merayu Sarada untuk menjadi milikmu dengan mudah!"

Mitsuki hanya diam. Dia yakin, Sarada bukan tipe gadis murahan yang mudah dirayu oleh seorang pemuda begitu saja.

The Moon in My Heart



Konohagakure

Apartemen Mitsuki

01.30 PM


Suasana cerah di desa tiba-tiba menjadi mendung. Angin bertiup kencang seolah-olah siap menghantarkan hujan badai. Sementara itu, seorang gadis berjalan cepat menuju rumahnya. Dia begitu sibuk dengan kantong belanjaan berisi bahan makanan untuk makan malam.

Awan hitam yang terus menyelimuti suasana desa mulai menimbulkan gemuruh disertai kilatan petir. Gadis yang berjalan sendirian ini adalah Sarada. Meski dia memiliki ego setinggi langit tapi tetap saja dia hanyalah seorang gadis yang takut kegelapan dan petir.

Hujan gerimis mulai membasahi desa ditambah suara petir yang terus menyambar. Perasaannya semakin takut dan mencoba berlaritapi kakinya terasa berat untuk digerakkan hingga satu petir yang sangat memekkakan telinga menyambar sehingga membuatnya lemas lalu pingsan ditengah guyuran hujan.

🍏🍏🍏


"Sarada, apakah kau mendengarku?

Perlahan mata Sarada terbuka usai mendengar suara lembut yang ia yakini sebagai Mitsuki.

"Mitsu..ki. Apa yang aku lakukan disini?"

Sekarang Sarada bisa melihat Mitsuki dengan jelas. Wajahnya tampak khawatir karena Sarada yang terlihat pucat.

Udara dingin menyusup ke tubuh mereka berdua. Meskipun Sarada telah berada di dalam kamar apartemen Mitsuki, tapi dia masih merasakan dinginnya udara yang menusuk tulang.

"Ini pertama kalinya aku ada di rumah dalam keadaan kedinginan, dan..."

Kilat petir kembali membuat Sarada bersembunyi di balik selimut.

"Kamu takut petir?"

Tanya Mitsuki yang mendekati Sarada sambil menaruh dua cangkir coklat panas di mejanya. Sarada sangat terganggu dengan pertanyaan Mitsuki sampai membuatnya keluar dari selimut namun petir kembali menyambar.

"Mitsuki!!!"

Betapa manisnya gadis Uchiha ini berteriak dan melompat secara spontan memeluk tubuh dihadapannya dengan erat. Mitsuki hanya mematung karena terkejut merasakan apa yang Sarada lakukan padanya.

🥩🥩🥩


Mitsuki tersadar dari lamunannya. Dia masih melihat Sarada yang memeluknya sambil menangis terisak. Sarada benar-benar takut petir rupanya.

"Tenanglah, aku disini bersamamu."

Perlahan-lahan Mitsuki melepas pelukannya lalu menghapus air mata Sarada dengan jemari lembutnya.

"Mitsuki, maafkan aku. Aku sudah menamparmu. Aku, bersikap kasar padamu."

Ucap Sarada sambil menggenggam erat tangan Mitsuki yang masih menyentuh kedua pipinya. Sika arogan dan egois Sarada rupanya telah runtuh karena sikap lembut yang Mitsuki berikan untuknya.

"Tidak perlu meminta maaf. Kamu tidak salah, Sarada.

Ucap Mitsuki sambil tersenyum manis lalu tanpa ijin mengulangi kejadian waktu itu dengan sengaja. Ciuman kedua untuk Sarada tepat di bibir tipis milik gadis itu. Ajaibnya tak menghindar ataupun marah pada Mitsuki. Perasaan aneh timbul dan membuatnya tersipu malu.

Mitsuki tak menyangka dirinya bisa menghabiskan waktu bersama Sarada. Kalian tahu? Mitsuki terpesona dengan keindahan yang dimiliki Sarada terlebih lagi jika dia tidak memakai kacamatanya. Mitsuki membiarkan Sarada pergi ke ranjang lagi sambil membalut tubuhnya yang dingin dengan selimut.

Udara dingin yang mereka rasakan berangsur berkurang. Sarada melepaskan selimut yang menutupi hampir seluruh tubuhnya sementara Mitsuki hanya menatap cangkirnya yang isinya telah tandas.

"Mitsuki, apakah kamu tidak bosan tinggal sendirian di apartemen?"

"Menurutmu?"

Pertanyaan yang dibalas pertanyaan. Ini membuat Sarada kesal.

"Kamu ini, bagaimana bisa aku menebak apa yang kamu rasakan?!"

Seru Sarada sambil memukul wajah Mitsuki dengan bantal. Tanpa disadari, Sarada mulai senang berbicara dan dekat dengan Mitsuki.

"Iya..Iya, baiklah. Aku sudah biasa tinggal sendirian tapi kurasa akan lebih menyenangkan kalau ada yang menemaniku disini."

Mitsuki melirikkan matanya tanpa sepengetahuan Sarada. Dari ucapannya terasa menyiratkan makna tersembunyi yang ia tujukan pada Sarada.

Sejenak, ia menyadari kalau hujan telah mereda saat sepasang mata goldnya melihat ke luar jendela. Sarada rupanya tidak menyadari kalau petir telah berhenti berbunyi. Gadis itu hanya diam meringkuk sambil menghabiskan sisa coklatnya dan Mitsuki tidak bisa menahannya lebih lama lagi atau orang tua Sarada akan menunggu putri mereka terlalu lama.



Huhuhu.. Sarada main peluk-peluk aja😭😭

Jangan lupa vote dan kommennya, ya..🤩🤩

Next chapter!!😘😘

The Moon in My Heart ( Revisi )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang