Bab 4

373 68 10
                                    

Arion merasa tidak tenang, ketika melihat Ajeng yang berjalan melewatinya. Dia segera mengejar cewek itu, menarik lengannya pelan agar berhenti berjalan.

"Jeng,"

Ajeng memang berhenti dan melepaskan cekalan tangan Arion pada lengannya.

"Aku nggak mau jadi tontonan," jawab Ajeng sambil berjalan meninggalkan Arion.

Cowok itu tidak melirik kesekeliling, namun dia merasakannya jika teman-teman sekolahnya yang berada di koridor tengah memandangi mereka ingin tahu. Arion melupakan, jika Ajeng tidak menyukai sorotan. Dia lantas berlari mengejar ceweknya kembali.

Keisha yang baru saja tiba di sekolah, melihat kejadian yang berada tak jauh dari pandangannya, tersenyum sinis. Sangat menggelikan, cewek biasa itu terlalu angkuh dan sok. Dia heran, apa yang disuka dari Ajeng? Rivalnya itu hanya unggul dalam pelajaran, selebihnya jauh dibawahnya.

"Kei," panggil seorang cowok yang menghampiri Keisha.

Keisha menoleh mendengar seseorang yang memanggil namanya.

"Morrin."

"Baru dateng?"

Keisha mengangguk sambil kembali berjalan di sepanjang koridor.

"Tumben, biasanya jam segini udah duduk manis di kelas."

Keisha mendengus mendengarnya, Morrin sepertinya fans beratnya. Dia bahkan tahu kapan dirinya datang di sekolah.

"Mobilnya lagi dibengkel, tadi di anterin Mas Keanu."

"Oh gitu, pulang sekolah biar aku yang anter yah."

Keisha menimbang-nimbang ajakan Morrin.

"Boleh aja, tapi liat nanti yah."

Mendengar Keisha yang tidak menolak ajakannya, membuat Morrin semakin melebarkan senyumannya.

Tanpa kedua orang itu sadari, ada seseorang yang menahan rasa panas di hatinya. Mira mengigit bibirnya tanpa dia sadari, tidak percaya jika dirinya harus mendengar hal yang tidak ingin dia dengar sampai kapanpun. Rupanya dia tetap menutup mata, jika Morrin benar-benar menyukai Keisha. Dengan langkah gontai, dia berjalan mengikuti kedua orang yang tidak disukainya.

🍃
🍃
🍃
🍃

Keisha melihat Arion yang ditinggalkan oleh Ajeng di depan perpustakaan. Dia ingin tertawa kencang sekarang, bukan menertawakan Arion. Melainkan dia ingin menertawakan Ajeng, gadis satu itu benar-benar menguji kesabarannya. Dia pikir dia siapa? Bisa-bisanya dia memperlakukan Arion seperti itu, apa karena cowok ini adalah Arion? Cowok yang disukai semua cewek di SMA nya? Dan karena Arion menyukai Ajeng jadi cewek itu bisa berbuat semaunya? Ck yang bener aja!

Pada awalnya dia ingin ke kantin, perutnya terasa sakit akibat dia lupa sarapan. Tapi melihat Arion yang terlihat menyedihkan membuat dia melupakan niatannya untuk ke kantin. Namun, sekarang perutnya kembali terasa nyeri. Sial dia harus secepatnya ke kantin. Tapi begitu dia akan menuruni anak tangga, dia tidak melihat pijakannya. Sehingga dia terjatuh dengan kaki yang sepertinya terkirilir.

"Sial!" Umpat Keisha. Dia meringis menahan nyeri merasakan kaki dan pantatnya yang menyentuh anak tangga.

Keisha diam, karena merasakan jika kakinya yang dia coba gerakan begitu sakit.

"Mulut kamu sama sifat kamu, nggak ada bedanya yah, sama-sama bar-bar." Sinis Arion yang hendak melewatinya.

Keisha tidak membalas, bukan dia tidak ingin. Tapi, pantat dan juga kakinya perlu pertolongan, terlebih perutnya yang semakin terasa perih.

"Ih, mau ke mana sih? Masa jalan gitu aja, nggak mau nolongin aku?"

Keisha berseru melihat Arion yang sudah menuruni dua anak tangga.

"Tidak terima kasih, kamu masih punya kaki dan tangan. Untuk apa saya bantu kamu!"

Pedas! Melebihi sambal tabur bon cabe level 30 yang selalu di makan oleh Keisha.

Keisha tidak membalas perkataan pedas Arion. Cewek itu masih memikirkan bagaimana caranya untuk pergi dari sini, sebelum jam pelajaran Adrian dimulai. Bisa habis dia jika Adrian melihatnya tidak berada di kelas, dia pasti akan mengadu pada Andara dan dia habis di omeli oleh kakak sepupunya itu. Tapi, mau bagaimana lagi dia tidak bisa pergi jika kakinya saja sakit untuk digerakan. Digerakan saja sakit, apalagi jika harus berjalan.

Arion benar-benar tidak peduli sepertinya, karena cowok itu kembali melangkahkan kakinya meninggalkan Keisha yang masih terduduk di anak tangga.

Keisha menghirup napasnya keras, dia mencoba untuk mengangkat pantatnya agar bisa berdiri, dengan salah satu kaki kiri yang tidak terluka. Dengan perlahan tubuhnya mulai terangkat, namun nahas kaki kirinya sepertinya masik kaget, karena begitu dirinya berdiri dengan baik dia kembali terjatuh. Pantatnya kembali mencium anak tangga, membuat dia menjerit kembali. Tolong, pantatnya ini masih sakit dan dia harus kembali merasakan sakit akibat kebodohannya. Dia ingin menangis saja rasanya, merasa tolol karena seperti ini saja dia tidak bisa.

Matanya sudah berkaca-kaca, bibirnya ia gigit menahan sakit pada kakinya. Karena dia kembali mencoba untuk berdiri, terlebih sekarang dia menggunakan kaki kanannya. Dia sungguh gemas, akibat ketidak berdayaan dirinya.

Sedang sibuk menahan tangis dan juga rasa sakitnya, tanpa diduga kini tubuhnya melayang. Arion menggendongnya, membuat dia terkejut bukan main. Keisha langsung mengalungkan tanganya pada leher Arion takut dia kembali terjatuh.

Tanpa banyak kata, Arion berjalan menuruni tangga membawa Keisha menuju UKS. Yang letaknya berada di lantai bawah dekat dengan kantin.

"Kenapa kamu gendong aku? Bukannya kamu nggak mau nolongin?" Buka Keisha ketika mereka mulai di lantai bawah.

Arion diam saja, pandangannya lurus ke depan, tak mengidahkan pertanyaan Keisha. Beberapa teman sekolahnya yang berpapasan dengan mereka, memandanginya dengan wajah kaget.

Sampai kemudian, mereka sampai di UKS dan Arion langsung membaringkan Keisha di atas ranjang. Tanpa sepatah kata, cowok itu pergi begitu saja membuat Keisha tersenyum pedih. Melihat ruangannya yang sepi, yang hanya ada dia sendiri di sini membuat Keisha lebih leluasa. Dia bisa tidur sekarang, dia juga tidak memikirkan lagi akan dimarahi nanti oleh Adrian. Badanya begitu lelah setelah dirinya berjuang untuk berdiri tadi, jadi wajar saja rasanya jika dia memilih untuk tidur.

Rupanya aksi Arion saat menggendong Keisha sudah diketahui oleh penghuni SMA Bangsa. Ada beberapa yang merekam mereka dari belakang, dan vidio itu sampai pada grup kelas Keisha. Jelas saja, pada jam terakhir itu mereka begitu heboh membicarakan Keisha dan juga Arion. Terlebih Keisha belum masuk juga ke dalam kelas, banyak dari mereka yang beranggapan jika Keisha dan Arion selama ini memang benar-benar pacaran. Belum lagi, kejadian minggu kemarin yang mereka berciuman di sekolah. Jelas saja, kejadian sekarang ini kembali mengaitkan hubungan mereka berdua.

Mendengar jika teman-teman di kelasnya saja mendukung hubungan Arion dan Keisha. Ajeng semakin dibuat kalut, dia sungguh sedih. Jika gosip itu benar terjadi, dia sungguh sakit hati. Karena dia pikir, dia dan Arion lah yang memiliki hubungan.

"Udah yah, Jeng. Jangan di dengerin, itu pasti editan. Tahu sendiri kan, sekarang gampang banget buat foto yang kayak gitu, kamu sendiri juga tahu. Kalau si medusa satu itu memang obsesi sama Arion. Pasti itu kerjaan mereka sama gengnya, kamu jangan dipikirin yah, Jeng. Sebaiknya kamu tanya aja sama Arion." Hibur Mira.

Ajeng mengangguk-anggukan kepalanya saja. Dia ingin mempercayai Mira tapi dia takut, karena kejadian minggu lalu saat dilapangan saja itu nyata! Catat, nyata. Benar-benar nyata tanpa editan!

"Seharusnya lo percayai apa yang lo lihat, bukan apa yang lo dengar." Celetuk Nita sinis sambil berlalu pergi.

Dan jelas saja, ucapan Nita masuk ke dalam pikirannya. Dan dia meyakini, jika selama ini Arion hanya mempermainkannya saja.

🍃
🍃
🍃
🍃

Tbc

Lagi seneng nulis genre teen nih, semoga tidak keluar jalur kayak cerita Dara yah. Wkwkwk

Jurus TerjituTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang