#9 Menyimpan Rahasia

6 0 0
                                    

Versi Alkin

Melihat tingkah mereka yang mencurigakan, langsung ku hampiri mereka.

"Ekhem!" deham ku membuyarkan suasana.

Mereka berdua kaget menyadari kehadiranku.

"Alkin?! Baru saja aku mau mengecek keadaan kamu, syukurlah kamu tidak apa-apa!"

"Sebentar Ran, kok mas ini mirip yang nabrak motor aku tadi ya?"

Suasana menjadi hening dan tegang

"Anu, saya permisi dulu!"

"Lah kok pergi?, Mass!! Mass!!"

Masih dengan perasaan curiga, aku langsung mengintrogasi Zoran. Tapi tetap dia tidak mau cerita.

Suasana ini membuatku geram dan bertanya-tanya. Sampai akhirnya pesanan taksi online pun datang.

"Yasudah kalau tidak mau cerita, Aku pulang dulu Ran, Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam, Nanti aku jenguk dirumah ya"

"Terserah..." balas ku dengan nada jengkel karena Zoran masih bungkam terkait kejadian tadi.

Zoran hanya memberikan senyum simpulnya, sambil mengantar ke depan mobil dan melambaikan tangan.

"Hati-hati, Kin."

.-.

Versi Zoran

Aku kaget sekali ketika pembicaraan rahasia mendadak ada Alkin. Mas-masnya pun pergi pamit segera dengan menempelkan nomer telponnya untuk aku hubungi.

Alkin berteriak-teriak memanggil tetapi percuma. Dia pergi terburu-buru. Alkin pun menanyakan ada apa aku dengan dia.

"Maaf, aku tidak bisa memberi tahumu. Kalau sudah terkuak semua, aku akan memberi tahumu."

Alkin pun pergi dengan ngambek. Setelah bertahun-tahun kita baru berteman, ini pertama kalinya perempuan itu mengambek kepada orang.

Biasanya dia ramah dan hangat. Tidak pernah memberi sapaan yang menyebalkan atau ngambek. Mungkin dia curiga. Iya, kayaknya dia curiga.

Aku harus bagaimana?

***

What Happen with ZokinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang