Tiba-tiba, tubuh Charlene terangkat ke udara. Yang kaget bukan hanya Stevan, tapi Charlene juga. "Ada apa, Jer?"
"Lagi meyakinkan Stevan, kalo aku tuh beneran ada.."
Charlene tersenyum. Ia merangkul leher Jeremy, karena takut jatuh. "Lihat, Ko! Ini bukan sulap, juga bukan sihir.. Jeremy hanya bisa menyentuh aku.."
Stevan tertegun. Ia terduduk lagi. Wajahnya jadi melongo gitu. "Bener-bener bikin kaget.."
Jeremy pun menurunkan Charlene di sofa.
"Mm.. waktu kita gak banyak, Ko.." Charlene pun mulai serius bicara. Ia menjelaskan kenapa arwah Jeremy datang padanya. Dan apa saja yang sudah Charlene sudah coba lakukan. "Kita harus bantu Jeremy. Sebelum dia dimakamkan. Dan kami sudah dapat klu."
Stevan mengangguk-angguk. "Oke. Aku sayang banget sama Jeremy. Jadi.. oke.. aku akan bantu."Maka, Charlene pun menceritakan soal tindak-tanduk Diana saat di villanya Jeremy. Juga apa yang dilihat sang arwah di rumah sang tante semalam.
"Ai Diana itu.. masih temen mamaku juga. Jeremy juga tau itu. Dan.. Ai Diana itu orangnya biasa-biasa aja, sih.. Setauku dia gak pernah macem-macem orangnya. Tapi, kalo emang dia bener-bener ngincar hartanya Jeremy, aku jadi curiga, dia ada hubungannya dengan kematian Jeremy." Stevan coba mencari kesimpulan, tapi tak mendapatkannya.
"Mm.. kamu inget gak, saat Jeremy meninggal?"
Pertanyaan Charlene membuat Stevan tampak menahan kesedihannya. "Ya. Aku ingat.. Katanya dia ditemukan meninggal dunia di tempat parkir Galaxy Gym. Seharusnya, itu juga biasanya jadwalku ngegym juga. Tapi, hari itu aku gak ikutan. Aku cuma denger dari orang-orang, pas hari pertama ngelayat. Duh, Charlene.. kasih tau Jeremy.. Aku minta maaf banget.. mestinya hari itu aku nemenin Jeremy ngegym.. Aku malah pergi ke warnet untuk main game online.."
Charlene juga menyesalkan kejadian itu. "Jeremy bisa denger suara kamu kok, Ko.. Dan dia.. gak nyalahin kamu.."
"Bisa gak ya, dalam waktu sehari, kita pecahkan masalah ini? Karena besok sore, Jerry akan dimakamkan.."
Jeremy terbelalak. "Apa?! Besok sore?"
Charlene melihat raut wajah tegang Jeremy. Ia sangat takut. Buru-buru, Charlene memeluknya. "Kamu jangan takut begini. Kalau kamu takut.. Gimana sama aku?"
"Aku gak mau mati, Charlene.. Aku gak mau.." Ia menangis darah. Darah itu menodai bahu Charlene.
Stevan melihatnya. "Charlene.. bahu kamu berdarah!"
"Ini bukan darahku. Tapi.. air mata Jeremy. Dia lagi takut.."
Penjelasan Charlene membuat Steven ikut sedih. "Oh.."Rencana pun dipersiapkan..
Stevan dan Charlene akan pergi ke rumah Diana. Sedangkan Jeremy akan pastikan, bahwa Diana ada di rumah duka. Kalau ada apa-apa, Jeremy akan melakukan teleportasi ke rumah Diana.Rumah Diana yang sederhana berada jauh dari keramaian. Ia bahkan tidak punya tetangga. Maka, dengan leluasa, Stevan dan Charlene dapat masuk ke rumah itu dengan merusak kunci pintu dapur yang terbuat dari bahan triplek.
Di rumah duka..
Diana mendampingi Surya Tan menemui para pelayat.
"Besok sore.. Sinyo akan dimakamkan di Kalibaru," kata Surya pada beberapa pelayat yang menanyakan waktu pemakaman.
Kemudian, Diana terlihat masuk ke dalam rumah. Jeremy mengikutinya. Wanita itu menuju ke kamar orangtua Jeremy.Diana duduk di sisi tempat tidur. Di hadapan Iyvone. "Shao.. besok anakmu akan dimakamkan. Dan aku akan menjadi pengganti Jeremy, mewarisi harta Koko Surya.. Kamu jangan keburu ikutan mati, ya.. Biar kamu lihat, nih.. Aku juga bisa hidup bahagia."
Loh.. maksud Ai Diana apa? batin Jeremy.
Iyvone menangis.
"Atau.. aku juga mesti ngeracuni Koko Surya, supaya hartanya cepet-cepet jatuh ke aku?" tambahnya.
Jeremy kaget. Ai Diana mau meracuni papanya. Apakah.. Apakah.. Ai Diana juga melakukan hal yang sama pada Jeremy?_______
Sinyo: Anak laki-laki orang Tionghoa biasanya dipanggil Sinyo/Nyo
Shao: kakak ipar perempuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERIAS JENAZAH | Udah Bisa PO
Mystery / ThrillerIni profesi yang tidak biasa.. Orang-orang, ogah berurusan dengan jenazah, apalagi sampai harus merias wajah jenazah. Kengerian tak pernah tampak di benak Charlene, ketika merias wajah "klien"nya..