Save...

807 98 42
                                    

Tetsuya mendekap begitu erat buntalan kecil di pelukannya. Menangis pelan karena harus berpisah dengan putranya. Sai dan Naruto di sana, memerhatikan Tetsuya dengan sedih.

"Terimakasih padamu, aku tidak membunuh anak tak berdosa itu," kata Sai.

Ah... itu... sebenarnya botol yang diminum Naruto adalah botol yang berisikan obat aborsi. Makanya Naruto kesakitan saat itu. Yasudahlah.

"Gaatsu, janji ya sama Mama, jangan jadi anak nakal," bisik Tetsuya, mengecupi pipi gembil putranya yang masih tertidur lelap.

"Tetsuya," panggil Naruto, menepuk pelan pundak Tetsuya.

"Hiks... aku tidak bisa meninggalkannya," isak Tetsuya.

Bayi kecil itu perlahan membuka matanya. Tangan kecilnya mengusap matanya sedikit. Dia mirip sekali dengan Gaara. Hanya saja, dia tidak memiliki tanda di dahinya.

"Aku akan menjaganya dengan baik, percayalah," kata orang yang akan Tetsuya titipi putra kecilnya, Uchiha Itachi.

Bayi mungil itu, prematur, memandang bingung pada Tetsuya, lalu beralih pada Itachi. Menampilkan mata tosca berhiaskan lingkaran hitam di sekitar matanya.

 Menampilkan mata tosca berhiaskan lingkaran hitam di sekitar matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayo Kuroko, sebelum ada yang melihat," kata Sai.

Tetsuya mengusap air matanya. Mengecup kening putranya dengan lembut, membuahkan tawa manis dari Gaatsu. Gaatsu mengulurkan tangannya, menggapai-gapai Tetsuya.

"Mama akan mengunjungimu sesering mungkin," lirih Tetsuya.

Tetsuya kemudian menyerahkan Gaatsu yang menangis pada Itachi. Meninggalkan bayi mungil yang baru lahir itu pada sosok jangkung yang lembut dan pengasih.

☬️___☯₤️☯___☬️

Seijuro membuka pintu kamar yang terkesan gelap itu. Ditatapnya sosok yang meringkuk di kasur, terlihat depresi.

"Tetsuya," panggil Seijuro.

"Pergi," lirih Tetsuya.

Seijuro mendekat, meraih selimut yang dikenakan sosok mungil itu. Sampai sekarang, Seijuro masih suka melihatnya. Melihat bagaimana Tetsuya ketakutan di bawah kungkungannya. Ini waktunya bersama Tetsuya. Dia lebih dulu menyelesaikan tugasnya, Shintaro masih berada di Sapporo.

"Kubilang pergi!!!" teriak Tetsuya histeris.

Seijuro hanya diam ketika Tetsuya mulai melemparkan benda-benda acak padanya. Tidak masalah, toh ada apinya yang akan menghanguskan semua itu.

"Ada apa denganmu Sayang?" tanya Seijuro, anggap saja dia tidak tahu apa pun.

Tetsuya menunduk. Jarinya meraih vas yang ada di nakas. Dia tahu. Ini kelakuan Shintaro dan Seijuro. Dia harus berpisah dengan putranya karena mereka.

Pain of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang