Akashi Seijuro

1.1K 132 41
                                        

Seijuro menghembuskan rokoknya, menatap langit-langit ruangan yang rasanya lebih menarik daripada sosok manis yang berlutut di depannya, berusaha memuaskan penisnya.

"Menyingkir dariku," kata Seijuro mutlak.

"Apa? Tapi..."

"Pergi," titah Seijuro, tidak membiarkan sang submisif menyelesaikan kalimatnya.

Dengan decakan malas dan kesal, lelaki itu pergi begitu saja. Seijuro meluruskan kakinya. Menumpukan kaki jenjangnya ke meja yang tersedia. Membayangkan bagaimana lelaki biru manisnya yang akan menyesap penisnya, dia tersenyum puas. Menyeringai. Lebih tepatnya menyeringai.

"Kau benar-benar licik, Akashi," komentar lelaki bersurai navy yang masih meminum jus kotaknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau benar-benar licik, Akashi," komentar lelaki bersurai navy yang masih meminum jus kotaknya.

"Itu caranya mendapatkan apa yang kau mau, Daiki," kata Seijuro dengan seringai tampan terpatri di wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Itu caranya mendapatkan apa yang kau mau, Daiki," kata Seijuro dengan seringai tampan terpatri di wajahnya.

"Apa kau belum puas? Dia menolakmu tadi," kali ini sang pemilik rambut raven bersuara.

"Apa kau belum puas? Dia menolakmu tadi," kali ini sang pemilik rambut raven bersuara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tadi... ya?" Seijuro terkekeh pelan.

Tangannya ia ketuk-ketukkan pada pahanya. Itu benar, Tetsuyanya menolaknya tadi. Oh, lebih tepatnya ada yang melindunginya. Tak lain dan tak bukan adalah pasir dari Gaara.

"Pasir itu benar-benar menggangguku," kata Seijuro.

"Aku bersumpah, jika Naruto melihatmu di sini, kau akan mati, Sasuke," ujar Aomine Daiki.

Pain of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang