Deritan ranjang yang terdengar membuat tidur si manis itu terganggu. Rengkuhan dirasakan di perutnya. Rengkuhan asing, namun nyaman. Perlahan, kelopak matanya terbuka. Menampilkan sepasang iris biru langit yang indah.
"Apa kami mengganggu tidur nyenyakmu?" suara serak terdengar.
Pandangannya masuh belum fokus. Dia hanya melihat rambut merah. Gaara? Itu kah dia?
"Gaara-kun... ka-kau kah itu...?" bisiknya, masih di ambang rasa kantuk yang menguasai.
Hening. Begitu hening. Seolah orang ini marah padanya. Hingga kemudian, kecupan-kecupan lembut ia rasakan di tengkuknya. Gaara melakukannya? Tunggu. Bagaimana bisa Gaara ada dua? Maka, ia mulai mencerna semuanya. Pandangannya mulai fokus. Kedua mata biru langitnya bertemu pandang dengan sepasang mata heterochromia.
"A-ah! Ka-kalian di sini...!" pekiknya tertahan.
Senyuman, ah tidak, seringai merekah di wajah tampan Akashi Seijuro. Mata berbeda warna itu berkilat. Membuat lekaki manis itu terbangun sepenuhnya. Namun, ia kalah cepat dengan lelaki lain di belakangnya. Tahu siapa? Midorima Shintaro tentu saja.
"Bagaimana keadaannya? Baik-baik saja hm?" tanya Seijuro, menahan tubuh Tetsuya yang berniat menjauh.
Tetsuya menunduk. Memilin baju Seijuro dengan ragu. Membiarkan Shintaro bermain di tengkuknya.
"Aku sangat merindukanmu, Tsuya," bisik Shintaro.
Tubuh Tetsuya meremang. Oh tidak. Dia takut.
"Hei, kau belum menjawabku. Bagaimana keadaannya?" tanya Seijuro, begitu lembutnya seolah dia adalah ayah dari anak yang tengah Tetsuya kandung.
"Ba-baik... di-dia baik," cicit Tetsuya.
"Bagus. Usianya?" tanya Seijuro lagi.
Tatapannya tertuju pada Shintaro. Kedua tangan itu kemudian bergerak, mengusap lembut perut Tetsuya. Tangan Shintaro menyibak baju Tetsuya, mengelus kulit perut Tetsuya yang kian membuncit dengan lembut.
"Ti-tiga... mhh," lenguh Tetsuya.
Matanya memandang sayu pada Seijuro. Tahu apa yang dilakukannya? Memasukkan jarinya ke dalam mulut Tetsuya. Dan Shintaro? Dia memainkan jarinya di perut Tetsuya, menggelitik perut putih susu Tetsuya.
"Tiga bulan. Usia yang cukup jika kita ingin melakukannya-nanodayo," kata Shintaro, tangannya kemudian naik ke puting Tetsuya.
"Eumhh mphh!" Tetsuya memekik tertahan merasakan putingnya dicubit dengan keras.
"Ada alasan menolak, Tetsuya?" bisik Seijuro.
Tetsuya menggigit keras jari Seijuro hingga berdarah. Kakinya menendang kejantanan Shintaro dan melayangkan lututnya ke 'masa depan' Seijuro dengan kuat. Dia segera berdiri. Berlari menjauh dari kedua bajingan itu.
"Gaara-kun masih hidup! Ka-kalian tahu kalian kurang ajar!" jerit Tetsuya, meski terlihat jelas bahwa ia tengah ketakutan.
Shintaro masih meringis. Sama halnya dengan Seijuro. Oh ayolah, mereka tetap laki-laki. Mendapat tendangan telak di kejantanan mereka? Dengan senang hati akan mengatakan itu benar-benar sakit. Sebengis dan sekejam apa pun mereka, mereka tetap lemah di sana oke?
"Hidup? Kau bilang dia hidup? Hahahaha!!! Baiklah! Baiklah dia hidup, Tetsuya," ujar Seijuro, sebenarnya masih menahan sakit.
Tetsuya merapatkan punggungnya pada pintu. Rasanya ingin menangis.
"Dia memang masih hidup-nanodayo," kata Shintaro, berusaha tidak terlihat kesakitan. "Tapi apa dia pernah menjengukmu dan calon bayi kalian? Tidak. Jawabannya adalah tidak."
![](https://img.wattpad.com/cover/230444774-288-k951541.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pain of Love
Hayran Kurgu(Kuroko no Basket x Naruto Shippuden) Main pair: AkaKuro, MidoKuro Side pair: GaaKuro, KagaKuro, intinya all x Kuroko. Jika mereka selalu berkata bahwa dia tidak pernah dan tidak akan pernah mengerti arti cinta, maka dia akan dengan senang hati menj...