Ara keluar dari mobilnya dan langsung menuju ke ruang kelasnya, yaitu kelas X IPA 1. Bagaimana tidak, Ara termasuk murid yang sangat pintar. Jadi sudah pasti dia akan masuk kelas unggulan.
Saat di koridor menuju kelas, Ara melihat seorang cowok di depannya yang menatapnya dari tadi. Tak lama cowok itu sudah ada di hadapannya.
"Hey, lo Ara kan?" tanya cowok itu saat Ara sudah sampai di depan pintu kelasnya.
Ara mengernyitkan keningnya, ia bingung darimana cowok ini bisa tau namanya. Perasaan ia belum pernah bertemu dengan cowok di hadapannya ini.
"Hmm...dari mana lo tau kalau nama gue Ara?" tanya Ara balik.
"Sebelum gue jawab, kenalin dulu nama gue Arka," jawabnya sembari mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
Ara menyambut uluran tangan cowok itu masih dengan wajah kebingungan.
"Dan gue bisa tau nama lo karena kita pernah bertemu sebelumnya," jawab cowok bernama Arka tersebut dengan yakin.
"Masak lo gak ingat sih, Ra?"
" Enggak," jawab Ara dengan yakin juga. Ara pun langsung masuk begitu saja ke dalam kelasnya dan tidak mempedulikan Arka yang menatapnya bingung.
Ara memilih untuk duduk di kursi paling depan agar ia bisa fokus mendengarkan penjelasan guru.
Ara melihat cowok bernama Arka tersebut masuk juga ke dalam kelasnya. Berarti kami sekelas, batin Ara.
"Hai," sapa seorang cewek berambut panjang sebahu itu dan tersenyum kepada Ara. Cewek itu mengambil tempat duduk di samping Ara.
Ara langsung menghentikan aktifitasnya sendiri dan menoleh ke sampingnya.
"Kenalin nama gue Dhita. Nama lo siapa?" Ia mengulurkan tangannya untuk bersalaman.
"Nama gue Mutiara, panggil aja Ara." jawab Ara dan menyambut uluran tangan Dhita. Ara tersenyum manis ke arah Dhita.
"Sekarang gue bakalan jadi sahabat lo, Ara," ucap Dhita dengan yakin dan tersenyum tulus.
Ara cukup terkejut karena begitu cepatnya cewek bernama Dhita ini menganggapnya sahabat, padahal mereka baru pertama kali bertemu.
"Lo beneran mau jadi sahabat gue?" tanya Ara seperti meragukan ucapan Dhita.
"Iya Ara," jawabnya lagi dengan yakin.
Ara berfikir sebentar. Kayaknya ini cewek tulus deh, lagian gue belum punya teman satupun di sini, pikirnya.
"Oke. Gue mau jadi sahabat lo,"
ucap Ara menatap Dhita dan tersenyum tulus.Mereka berdua pun langsung mengobrol, mereka saling bertukar tanya tentang banyak hal. Tanpa Ara sadari, dari tadi Arka terus menatapnya dengan lekat.
Kita udah pernah ketemu sebelumnya, Ra. Masak lo bisa lupa semua itu. Gue gak mungkin salah orang Ra, pikirnya. Arka bingung kenapa Ara bertingkah seakan-akan tidak mengenalnya.
***
Dari tengah lapangan terdengar suara cowok yang mengumumkan bahwa seluruh murid baru disuruh untuk berkumpul ke lapangan. Mereka akan melaksanakan kegiatan pengenalan sekolah yang dipandu langsung oleh cowok yang memberikan pengumuman yang tak lain adalah ketua OSIS.Tak lama semua siswa dan siswi baru SMA Harapan sudah berkumpul semua di tengah lapangan.
Ketua OSIS pun langsung memandu semua siswa baru tersebut untuk mengelilingi SMA Harapan yang sangat luas itu. Ia juga menjelaskan semua bagian sekolah.
Ara dan Dhita berjalan bersamaan saat pengenalan sekolah. Mereka banyak mengobrol ketika berjalan. Mereka sudah merasa sangat akrab satu sama lain.
Tak terasa kegiatan pengenalan lingkungan sekolah pun telah selesai. Semua siswa siswi baru langsung bubar. Ada yang ke kelas, toilet, maupun kantin. Termasuk Ara dan Dhita.
"Ra, kita ke kantin yuk," ajak Dhita.
"Ayo, aku juga haus," jawab Ara.
***
"Hai, aku boleh gabung?" tanya seorang cewek berkaca mata. Ia tersenyum manis ke Ara dan Dhita."Boleh kok," jawab Ara dan Dhita hampir bersamaan. Mereka tersenyum ke arah cewek itu.
"Siapa nama lo?" tanya Dhita.
"Nama aku Keysha, biasanya dipanggil Key," jawabnya agak kikuk.
"Halo Key, nama gue Dhita."
"Kalo gue Mutiara, panggil aja Ara."
Key mengangguk-ngangguk dan tersenyum ke arah mereka berdua.
"Lo kelas apa?" tanya Ara.
"Aku kelas X IPA 2."
"Berarti kelas kita sebelahan dong," sahut Dhita dengan semangat.
Key mengangguk mengiyakan ucapan Dhita.
"O iya Key, gue mau nanya, kok lo ngomongnya pakai aku-kamu sih?" tanya Dhita. Ia penasaran karena jarang sekali sekarang ini orang masih ngomong dengan aku-kamu.
"Hmm...mungkin karena aku udah terbiasa dan nyaman aja pakai aku-kamu. Malahan aku ngerasa aneh kalo pakai lo-gue," jujur Key.
Ara hanya menyimak saja obrolan mereka berdua, Dhita yang terus bertanya dan Key yang mulai kualahan menjawab semua pertanyaan Dhita. Ara tidak berniat untuk ikut dalam obrolan mereka.
"Key, lo mau gak jadi sahabat kita berdua?" tanya Dhita tiba-tiba.
"Menurut lo gimana Ra? Lo setuju gak?" tanya Dhita ke Ara.
" Gue sih setuju-setuju aja. Gue mah terserah Key nya aja dia mau atau enggak," jawab Ara.
"Nah sekarang tinggal lo nya aja Key. Lo mau apa enggak jadi sahabat kita berdua?" tanya Dhita lagi.
"Okedeh, aku mau jadi sahabat kalian berdua," jawab Key sembari tersenyum.
"Oke, berarti kita bertiga sekarang bersahabat yaa," ucap Dhita dengan semangat dan diangguki oleh kedua sahabatnya itu.
***
Sekarang Ara dan Dhita sudah sudah berada di dalam kelas. Tadi mereka berpisah dengan Key di depan kelas X IPA 2 yang merupakan kelas Key."Ra, kayaknya kita hari ini cuma perkenalan aja deh," tebak Dhita yang diangguki oleh Ara.
Terlihat seorang guru memasuki kelas X IPA 1. "Halo anak-anak," sapa guru tersebut. "Perkenalkan nama saya Rahmawati, kalian bisa panggil saya Bu Rahma. Ibu adalah wali kelas dan sekaligus guru Matematika kalian," jelasnya panjang lebar.
"Sekarang Ibu mau tau nama kalian, jadi silahkan perkenalkan nama kalian satu per satu. Dimulai dari absen pertama yaa. Kalian udah tau kan absen kalian nomor berapa?"
" Udah Bu," jawab semua murid serempak.
"Baik, silahkan dimulai dari absen pertama."
Arka berdiri dari tempat duduknya dan berjalan ke depan untuk memperkenalkan dirinya.
"Halo semua, saya Arka Januar Wisnu, kalian bisa memanggil saya Arka," ucap Arka memperkenalkan dirinya dengan sopan, singkat, dan jelas.
Arka Januar Wisnu? Apa gue pernah kenal sebelumnya sama lo? tanya Ara dalam hati kepada dirinya sendiri.
***
Hai Readers😘
Akhirnya ku lanjutin nih ceritanya, semoga suka ya
Jangan lupa VOTE sama COMMENT nya yaa🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Ara & Arka
Teen FictionMutiara atau sering dipanggil Ara itu, sangat heran dengan sikap teman sekelasnya yang bertingkah seperti teman lamanya. *** "Hey, lo Ara kan?" tanya cowok itu saat Ara sudah sampai di depan pintu kelasnya. Ara mengernyitkan keningnya, ia...