25

921 135 56
                                    

Ruth B. - Lost Boy

Jung, yoonji siuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jung, yoonji siuman

Tiga kata yang sudah ia tunggu sejak lama. Bukan sehari dua hari, bukan seminggu dua minggu, bukan pula sebulan dua bulan, tapi dua tahun. Dua tahun bukan waktu yang sebentar. Bukan juga hal yang mudah untuk diterima.

Jungkook menyesal mendapati bahwa hanya dirinya yang sadar hari itu. Banyak hal yang berkecamuk dalam benak jungkook ketika yoonji tidak mendapatkan kesempatan yang sama dengannya. 

Akankah yoonji pada akhirnya akan membuka matanya?

Atau memilih menyerah dengan segala kemungkinan?

Dan jungkook mulai takut dengan kemungkinan kedua ketika dokter mengatakan bahwa keadaan yoonji semakin memburuk. Dokter juga telah berkali-kali mengatakan alasan mengapa tubuh yoonji melemah. Ini semua karena tubuhnya mulai lelah dengan berbagai obat yang ditelannya secara tidak sadar.

Jungkook tahu ini sama saja memaksa yoonji. Semua orang memaksa yoonji untuk bertahan disaat dirinya sudah akan menyerah. Yoonji menahan sakitnya sendirian didalam sana, tanpa seorangpun bisa membantu.

Seharusnya mereka—termasuk dirinya—lebih memahami yoonji. Mereka harusnya tahu bagaimana penderitaan yoonji menahan sakit. Namun baik jungkook maupun orang-orang yang ditinggalkan gadis cantik itu hanya belum bisa merelakan.

Dan melihat pesan yang dikirim jimin, membuatnya senang bukan kepalang. Dadanya membuncah, hatinya bergetar. Momen yang selama ini ia tunggu, akhirnya datang tanpa peringatan, membuat lupa segalanya.

Termasuk gadis di sampingnya.

Jungkook segera berlari menuju kendaraannya kemudian melesat dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit dimana yoonji dirawat. Yang ada dipikirannya hanya yoonji, jungkook tidak sabar melihat mata cantik itu terbuka setelah sekian lama tertutup membuat orang-orang disekitarnya harap-harap cemas. 

Jungkook bahkan tidak dapat menahan air matanya ketika membayangkan wajah yoonji. Tidak sabar melihat senyum manisnya, matanya yang menyipit ketika tersenyum. Cantik sekali. Yoonjinya yang cantik sudah sadar.

Setibanya di area parkir rumah sakit, jungkook melepas helm nya kemudian segera berlari menuju ruangan yoonji. Disana sudah ada jimin juga kedua orang tua yoonji yang menutupi pandangan jungkook untuk melihat yoonjinya. 

Jimin yang melihat kedatangan jungkook segera memeluk laki-laki yang sudah ia anggap sebagai saudaranya. "Akhirnya dia sadar", ucap jungkook berkali-kali. Masih tidak percaya dengan kenyataan. Bagaimana tidak, jungkook adalah orang yang paling sering menjenguk yoonji, berkali-kali memikirkan kemungkinan buruk yang akan terjadi ketika melihat keadaan yoonji yang semakin memburuk.

Kemudian ayah yoonji keluar dan memeluk jimin dan jungkook bergantian. "Makasih ya jimin, jungkook udah jenguk dan doain yoonji", ucap ayahnya penuh haru. Setelah melepas pelukannya, jungkook dipersilahkan masuk kedalam ruangan yoonji dimana ada yoonji dan ibunya. 

"Tante", panggil jungkook. Lalu wanita yang sudah terlihat tidak muda lagi itu berdiri dan memeluk jungkook seperti yang dilakukan suaminya. "Tante keluar dulu ya, kalian ngobrol aja". 

Jungkook berdiri didepan pintu dengan canggung, berusaha mati-matian menahan air matanya. Dan ketika yoonji memanggil namanya, jungkook tidak bisa lagi menahan air matanya. Dirinya bergerak maju memeluk yoonji yang masih terbaring di kasur rumah sakit.

"Jungkook", panggil yoonji lemah, bahkan tangannya belum bertenaga untuk membalas pelukan jungkook. Jungkook melepas rindunya pada gadis didepannya itu. Setelah dirasa cukup, jungkook melepas pelukannya dan menghapus air mata yang menghiasi wajah pucat yoonji. Gadis yang dicintainya.

"Akhirnya kamu sadar, aku—aku kangen banget sama kamu", bisik jungkook seraya mengusap rambut yoonji yang tak selembut dulu.

"Aku juga", ucap yoonji lirih, hampir tidak mengeluarkan suara. Tangannya berusaha menggapai jemari jungkook. Segera saja jungkook genggam tangan dingin yoonji, tak lupa dikecupinya. 

"Gimana rasanya?"

Yoonji tersenyum, "Aku sendiri nggak nyangka kalo aku masih bisa bertahan"

Jungkook tersenyum lebar, tangannya mengusap air matanya yang mulai keluar dari pelupuk mata yoonji. "Jangan nangis cantik. Aku kesini mau liat kamu yang senyum bukan nangis gini", ucap jungkook lembut.

Yoonji menganggukkan kepalanya berkali-kali hingga membuat jungkook khawatir. "Gimana kabar kamu jungkook?", tanya yoonji tiba-tiba. Pertanyaan sederhana yang justru membuat jungkook berpikir. Memikirkan bahwa selama ini atensi nya terganggu oleh kehadiran—

"Yoong—yoonji aku ada urusan mendadak, kamu sama jimin dulu, aku—aku nanti balik lagi ok", jungkook mengecup kening yoonji sekilas dan segera keluar dari kamar rawat yoonji. Namun baru saja jungkook melangkahkan kakinya keluar, tubuhnya sudah disambut pukulan dari seseorang.

"Bangsat lo anjing", umpat seseorang yang ternyata adalah taeyong.

"Ada apa bangsat?", tanya jungkook yang tidak mengetahui alasan taeyong tiba tiba memukulnya, dan taeyong yang berada di rumah sakit. 

Taeyong tidak diam, maju dan mencengkeram kerah jungkook. "Gue tau lo bangsat, tapi gue gatau kalo lo bajingan bangsat anjing", kemudian taeyong kembali melayangkan pukulannya pada wajah jungkook.

Jungkook jelas melawan karena tidak tahu apa kesalahannya. Jungkook  mendorong tubuh taeyong hingga mundur beberapa langkah lalu tanpa basa-basi menyerang taeyong yang tengah sedikit lengah.

"Gue gatau masalah lo", ucap jungkook disela sela pukulannya.

Jungkook sendiri berhasil membuat taeyong naik pitam. Taeyong seakan mendapat kekuatan, maju kemudian menghajar jungkook dengan membabi buta dengan makian yang tak berhenti keluar dari bibirnya yang juga sudah robek.

"Bangsat"

"Anjing"

"Goblok"

"Gausa deketin yoongi lagi"

Jungkook terengah dibawah taeyong lalu menyeringai, "Jadi lo cemburu?"

"Gue ga cemburu goblok", taeyong baru saja akan melayangkan pukulannya namun terhalan oleh teriakan dan tangan jimin yang tiba-tiba datang.

"Kalian apa-apaan si? Ini rumah sakit"

Keadaan koridor yang sangat sepi membuat mereka leluasa melanjutkan perkelahiannya hingga jimin datang dan melerai keduanya. Jimin memapah jungkook yang terlihat paling parah, sedangkan taeyong berdiri dan menepuk jaket kulitnya. 

"Bilangin sama temen lo, gausa deketin yoongi lagi", ucap taeyong pada jimin. Dan tanpa menatap keduanya lagi, taeyong pergi meninggalkan rumah sakit.

"Bangsat"

***

halooopart ini lebi pendek dari kemaren wkwkwksoalnya bagian cowo, gapenting lah ya wkwksemoga sukaaa💜💜💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

halooo
part ini lebi pendek dari kemaren wkwkwk
soalnya bagian cowo, gapenting lah ya wkwk
semoga sukaaa💜💜💜



Ardor ;kookga [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang