D-1

1.1K 125 35
                                    

Waktu terus berjalan. Aku bahkan tidak ingat persis, entah empat atau lima tahun yang lalu aku memasangkan cincin tunangan di jari tengah yoongi sebagai pengikat dan pengingat bagi kami. Bahwa kami berdua telah saling memiliki. 

Banyak orang mengatakan, mendapat sesuatu lebih mudah daripada menjaganya. Aku akui sekarang. Meski mendapatkan yoongi memang tidak mudah, namun menjaganya berkali-kali lipat lebih sulit. Banyak sekali rintangan yang mereka hadapi. Bagaimana aku memulainya?

Jungkook dan yoongi.

Menurut kalian, apa kami memiliki kesamaan atau justru berbeda seratus delapan puluh derajat?

Aku sendiri tak tahu. Kami adalah titik tengah, titik tengah yang berada di posisi membingungkan. Kami berbeda. Yoongi banyak bicara sedangkan aku tidak, yoongi berantakan sedangkan aku kebalikannya, aku cinta rapi dan bersih. Namun dalam beberapa aspek kami sama. Dan kesamaan inilah yang membuat hubungan kita sebenarnya begitu sulit. Masalah dalam hubungan kami tidak datang dari siapapun, melainkan dari dalam hubungan ini sendiri.

Melamar yoongi tanpa mengenalnya lebih dalam terlebih dahulu ternyata merupakan sebuah petaka. Beautiful disaster, i would say. Hubungan yang terkesan buru-buru ini dengan paksa menyatukan dua orang, dua isi kepala yang aku tidak tahu bagaimana harus mengatakannya.

Kami berbeda, namun kami sama. Kami sama-sama keras kepala, memiliki ego dan gengsi yang besar. Namun kami sama, sama-sama saling setia, menyayangi dan peduli satu sama lain. Mungkin tidak terlihat sebagai masalah yang besar, namun aku seringkali merasakannya. Yoongi yang sedikit kekanakan, membuatku kewalahan mengatasinya. 

Kata pisah seringkali terlontar dari mulutnya ketika kami bertengkar, namun setelahnya dia sendiri yang akan meminta maaf. Aku seringkali membuatnya menangis, dia mudah sekali menangis karena hal sepele. Dan dia suka sekali menangis agar aku mau menurut padanya. Itu berhasil, cara yang sudah sangat aku hafal namun tidak berniat kuhentikan. Yoongi sangat menggemaskan.

Meningat masa-masa itu, membuat aku sadar bahwa perjalanan kami sudah sangat jauh. Lima tahun lalu masa-masa memalukan itu terjadi, saat sma. Saat itu aku tidak percaya dengan statement bahwa masa sma adalah masa paling indah. Saat itu hidupku suram, biasa saja, menyebalkan, dan membosankan. Namun setelah melihat yoongi, gadis itu unik. Menyebalkan, namun juga menggemaskan.

Aku masih ingat betul apa yang dikatakan yoongi saat itu.

Gue gamau ya nikah muda, gue masih mau nongki-nongki cantik dulu.

Maka, yang kami lakukan adalah menjalani hubungan ini selama empat tahun lamanya sembari mengenyam pendidikan di tempat yang sama tentunya. Yoongi tidak ingin kecolongan karena banyak perempuan yang menyukaiku. Percayalah, seberapa banyakpun mereka, pilihanku akan tetap jatuh pada yoongi. Hatiku telah memilihnya.

Empat tahun bukan waktu yang sebentar. Kami gunakan sebaik mungkin untuk mendalami karakter masing-masing dan memperbaiki diri, memantaskan diri untuk satu sama lain. Dan empat tahun berlalu, semua kesedihan dan air mata akan terbayarkan dengan kebahagiaan tiada tara.

Aku rasa kalian sudah bisa menebaknya.

Tentu saja, aku dan kekasihku akan menikah. Kami harus meresmikan hubungan kita. Dan itu akan terjadi besok. Tapi yang kami lakukan hari ini adalah; masih memilih gaun pengantin. Aku tahu, aku tahu kami sangat gila. Tapi ini salah yoongi. Yoongi tidak pernah puas dengan gaun yang kami pilih jauh hari sebelum pernikahan, jadi hampir setiap hari waktu kami habiskan untuk memilih gaun yoongi. 

Sementara aku harus menyelesaikan urusan pekerjaan dengan cepat agar dapat meninggalkannya berhari-hari kemudian, yoongi malah mengajakku untuk memilih gaun. Aku tidak bisa menolak, dia calon istriku.

"Jadi yang mana sayang?", tanyaku penuh kesabaran. Demi apapun, kedua kakiku sudah tidak kuat berjalan, untung saja disetiap butik disediakan sofa, jadi aku bisa beristirahat sementara yoongi berkeliling kesana kemari mencari gaun yang dimataku sama saja.

"Bentar, kamu nggak bantuin aku sih", gumam yoongi kesal. Aku yakin dia juga kesal. Ini salahnya sendiri.

Aku berdiri menghampirinya. Tanganku ikut memilah-milah gaun yang tergantung dihadapan kami. Banyak sekali. Aku iseng mengambil salah satu gaun dan memperhatikannya dari atas hingga bawah. Gaun ini panjang dan sangat terbuka. Aku mengambil yang lain, tertutup namun terkesan sangat sederhana. 

"Sayang coba liat", panggil yoongi membuatku segera meletakkan dua gaun di tanganku kembali ke tempatnya dan berbalik.

Yoongi masih dengan setelan kerjanya menunjukkan satu gaun berwarna putih dengan banyak renda. Aku memperhatikan dengan seksama, tidak seterbuka gaun lainnya namun gaun ini sangat panjang. "Itu panjang banget, yakin kamu bakal oke?", tanyaku memastikan.

"Oh jadi kamu mau lebih lama disini ya?"

Benar juga. Akhirnya aku mengangguk mengiyakan pilihannya. "Yaudah aku coba dulu", ucapnya kemudian pergi menuju fitting room dibantu para karyawan yang bekerja disini. Sementara itu aku kembali duduk di sofa seraya mengecek ponselku, karena aku meminta sekretaris ku menghubungiku jika terjadi apapun di kantor, namun syukurlah sekretarisku rupanya sangat tahu bagaimana menyenangkan hati atasannya. 

Menunggu cukup lama, atensi ku dialihkan pada suara decitan pintu didepanku. Aku mendongak dan melihat calon istriku berjalan kearahku dengan gaun pilihannya. Aku berdiri dan mengulas senyum. Jadi seperti ini rasanya.

Melihat calon istriku berjalan menunduk malu dengan gaunnya yang cantik membuat senyumku semakin lebar. Yoongi cantik sekali. Aku merasakan debaran di dadaku yang tak terkontrol, aku juga merasa sesuatu mendesak keluar dari mataku. 

Aku menghampiri yoongi lebih dekat dan menggenggam kedua tangannya lantas mengecup keningnya yang tertutup poni. "Cantik banget calon istri aku", bisikku tak ingin ada yang mendengar meski di ruangan ini hanya ada kami berdua.

"Jadi? Yang ini?", tanyanya memastikan.

Sontak aku mengangguk cepat, "Pilihan kamu emang selalu juara. Orangnya cantik, gaunnya juga cantik. Jadi nggak sabar besok"

Yoongi terkikik, "Sama, aku nggak sabar liat kamu terpesona liat kecantikanku besok"

Aku tersenyum. Hari ini adalah hari terakhir kami menjalani hidup sebagai sepasang kekasih, karena besok status kami akan berubah menjadi sepasang suami istri yang menikah karena cinta. Sekali lagi ku kecup kening calon istriku. Tidak sabar memamerkan pada dunia, bahwa gadis cantik dipelukanku adalah istriku.

"Aku beruntung punya kamu", bisikku.

"Aku lebih beruntung", jawabnya kemudian mengecup ujung bibirku.

Aku tersenyum dan menyelipkan anak rambut ke belakang telinganya, "Cantiknya".

"Udah ah, dipuji mulu, malu tau". Yoongi melepaskan pelukannya dan masuk kembali kedalam ruang fitting untuk membuka gaunnya. Akhirnya segala persiapan selesai. Kami akan segera menikah. Kami akan hidup bahagia.

Aku akan mengganti rugi air mata yang yoongi pernah keluarkan untukku dengan senyum bahagia, karena kebahagiaanku adalah Yoongi, calon istriku.

Tuhan selalu mempunyai jalan yang unik untuk kita.

Sebelumnya tidak pernah kuduga, bahwa aku akan menikah terlebih bersama yoongi. Menikah menurutku adalah hal yang mengerikan, aku sempat berpikir bahwa aku tidak akan menikah, namun Tuhan berkata lain.

Sampai jumpa di hari pernikahanku.





bonchap spesial buat kalian
makasi suda baca
semoga suka bonchap ini di pagi hari yang cerah ini💜

Ardor ;kookga [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang