Nana is sad

1.4K 131 7
                                    

"Jeno, Nana sedih."

"Kenapa lagi?"

"Nana putus."

"Kenapa putus? Dia jahat sama lo?"

"Ngga! Bukan itu."

"Terus?"

"Nana sedih Jen. Sekarang udah ngga ada lagi yang porotin uang Nana lagi."

Jeno menghela nafasnya.

"Dari awal pacaran sampe pacaran yang sekarang lo udah tau kalo mereka cuma mau duit lo. Tapi kenapa lo masih mau pacar-pacaran kaya gitu?"

"Nana uangnya banyak, bingung buat apa. Mereka butuh uang Nana. Yaudah sama-sama untung."

"Untung dimananya sih Na. Lo dimanfaatin. Lo sadar ngga? Lo bego?"

"Nana bego ya Jen? Pantes orang tua Nana ngga pernah suka sama Nana." Bibir Jaemin menyunggingkan senyuman. Namun dengan pandangan mata kosong. Itu membuat Jeno kesal.

"Udah lah. Kalo lo mau gini terus gue pulang aja. Capek ngomong ngga pernah didengerin."

Srett

Blam!

Bantingan pintu yang Jeno berikan membuat Jaemin menundukkan kepala dengan badan bergetar.

"Jeno ngga tau ya? Nana lakuin itu biar uang Nana habis, biar Nana bisa chat Ayah Ibu. Ayah Ibu cuma mau bales chat Nana kalau Nana minta uang. Chat Nana yang kasih tau Ayah Ibu kalau Nana juara satu fotografi ngga ditanggepin. Bahkan chat Nana waktu Nana butuh banget mereka waktu Nana mau dilecehin pacar Nan- hahhh udah. Nana kuat. Nana emang bego. Sekarang habisin uang lagi biar bisa chat Ayah Ibu."

Jeno mendengar semuanya. Jeno masih dibalik pintu mendengar semuanya. Rasa bersalah Jeno yang mengatakan jika Jaemin bego makin besar saat mendengar bahwa Jaemin hampir dilecehkan oleh pacarnya.

Clek

"J-jen?"

"Na, udah ya. Ayo ikut gue."

Jeno segera menarik tangan Jaemin dan membawanya ke mobil.

Sekarang mereka sudah sampai dipinggir pantai. Jeno menghentikan mobilnya dekat pantai. Sebenarnya Jaemin langsung ingin keluar namun, dihentikan Jeno.

"Udah malem. Diluar dingin."

Jaemin hanya mengangguk.

"Denger baik-baik. Lo ngga bego. Buktinya lo masih bisa mikir cara biar bisa dapetin perhatian ortu lo kan? Hahaha. Gue minta maaf."

"Kok Jeno aneh si. Lagi ngomong tiba-tiba ketawa tiba-tiba minta maaf."

"Lo masih ada uang?"

"Ada Jen. Jeno butuh? Uang dari Dad-"

"Kita beli apart. Lo ngga usah pulang kerumah lagi. Percuma kan? Ngga ada orang juga."

"Ya sama aja dong kalau Nana pindah ke apart juga sendirian."

"Gue bilangnya kita."

"Jeno mau tinggal bareng Nana di apart?"

"Hmm."

"Tapi Jeno nanti dimarahin Bubu."

"Bubu emang ngga bisa liat gue jauh. Tapi kalau sama lo kayaknya beda lagi." Ucap Jeno diakhiri dengan senyum kecil.

"Oke deh nanti Nana bantu Jeno ijin ke Bubu."

"Hmm."

"Eh tapi kenapa Nana harus nurut sama Jeno? Emang Jeno siapa atur-atur Nana?"

"Gue nikahin lo sekarang biar gue jadi suami lo. Jadi lo nurut sama gue."

"Apa lho kok jadi nikah-nikah."

"Udah ya Na, uangnya ditabung aja. Buat anak kita nanti."

"IH GELI BANGET JENO HAHAHA."

Jeno senang, Jaeminnya sudah tertawa lagi.

"Kalau kangen sama Ayah Ibu, kerumah gue aja. Daddy sama Bubu nanyain lo terus."

"Iya hehe." Jaemin tersenyum senang.

"Apa itu? Kok matanya ilang?"

"Jeno kalau senyum juga selalu gini tau. Nihh kaya gini."

Jeno dibuat salah tingkah melihat Jaemin yang seperti sedang melalukan aegyo didepannya.

"Udah ayo pulang."

"Pulang kemana? Kita belum beli apart?"

"Kerumah gue."

"Ish Nana sebenernya kangen sama Daddy Bubu. Tapi boleh ngga kita bobo disini dulu?"

"Disini? Dimobil?"

"Hahaha kita bisa sewa tempat deket sini Jeno."

"Dompet gue ketinggalan."

Jaemin membulatkan matanya.

"Nana juga!"

"Yaudah kita tidur dimobil."

"Ngga! Ngga ya! Nana ngga mau pegel! Pulang aja Nana mau tidur sama Bubu!"

Jeno berhasil buat Jeamin mau pulang. Untuk dompet Jeno, sebenarnya pria itu membawanya.

"Bubu tidur sama Daddy. Lo tidur sama gue."

"Yaudah deh ayok dari pada tidur disini."

"Lo tidur sama gue."

"Iyaa ish Jeno bawel."

"Jawab yang bener dong."

"Itu tadi kurang bener apa coba?"

"Yaudah kita tidur sini."

"Jeno jangan gitu dong. Sini Nana aja yang setir kalau Jeno ngga mau. Kita pulang aja jangan disini."

"Lo tuh ngga bisa dibecandain apa gimana? Bego."

"Iya Jeno iya, Nana bego. Ngga usah diulang-ulang, Nana tau."

"N-na sorry."

"Pulang Jeno, Nana mau ketemu Bubu."

"Maafin dulu."

"Dari tadi tuh Jeno minta maaf terus huh! Ngga Nana maafin ah males. Nanti juga diulang lagi."

"No! Gue janji ngga gitu lagi."

"Iya iya."

"Dimaafin?"

"Iya Jeno."

Tiba-tiba Jaemin merasakan tangannya hangat digenggam. Ia menolehkan kepalanya ke Jeno. Meminta penjelasan.

"Na."

"K-kenapa?"

"Besok ngga jadi beli apart ya."

"Loh kenapa?"

"Kita nikah aja."

Cup

Makasih udah vomen~

Nomin ~ OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang