Fvck

8.5K 250 10
                                    

"Jeno~ kenapa masih tiduran?" Tanya Jaemin yang baru saja masuk kamar.

"Nono ish! Ditanya jawab!"

"Hng." Jeno yang posisinya sedang berbaring dikasur dengan posisi tengkurap dan kepala yang ia benamkan di bantal hanya bisa menjawab dengan singkat.

"Kepalanya miring dong Jen. Ngga bisa nafas nanti."

"Kan bisa minta nafas buatan ke Nana hehe." Jawab Jeno dengan posisi kepala yang sudah ia miringkan, menghadap Jaemin.

"Bisa aja cari-cari kesempatan!"

"Hehe. Kenapa sih Na, mukanya kok kusut?"

"Nana kesel tau." Nananya mulai kesal, Jeno tau itu. Dilihat dari cara sang kekasih memanggil diri sendiri dengan Nana.

"Kenapa? Coba sini cerita."

"Ngga mau. Jeno aja masih gitu."

"Gimana sayang?"

"Masih tidur." Jawab Jaemin dengan muka yang semakin ditekuk.

"Iya ini mau bangun." Tidak, Jeno tidak bangun seperti yang diinginkan Jaemin.

"Lee Jeno! Kenapa berdiri!"

"Aku bangun, kan kamu yang minta."

"Kamu berdiri! Ngga sadar apa masih belum pakai baju?!"

"Ah, aku lupa. Kamu liat semua?"

"Semua! Aku liat semua! Astaga Jeno."

"Hehe, aku akan duduk."

Jaemin yang sudah cemberut menjadi lebih suram setelah melihat kelakuan Jeno. Sedangkan Jeno yang tadinya ingin menggoda Jaemin menjadi merasa bersalah karena membuat Jaemin tidak mood.

"Jadi?" Pancing Jeno karena melihat Jaemin yang hanya terdiam menundukkan kepalanya. "Duduk dulu sini." Tangannya meraih pinggang Jaemin dan mendudukkannya didepannya.

"Nana kenapa?"

"Pantat Nana sakit." Jawab Jaemin menatap Jeno.

"Oke, untuk yang itu aku minta maaf. Semalam a-"

"Udah Jeno!" Kesal Jaemin.

"Ken-"

"Sstttt Nana mau lanjutin dulu ceritanya."

"Hmm."

"Tadi Haechan bilang mau ajak Nana main. Tapi barusan Haechan bilang ngga jadi. Kan Nana kesel!"

"Gitu doang?"

"Jeno~ kok gitu doang?" Jaemin tidak habis pikir dengan pacarnya ini, rasanya Jaemin ingin menangis saja.

"Ya emang Jeno harus gimana Na?"

"Hiks Nono~" Akhirnya setelah menahan tangis untuk yang kesekian kalinya, Jaemin menumpahkan tangisannya. Astaga, Jaemin sangat kesal hari ini.

"Hehe maaf sayang. Sini peluk, cengeng banget si kesayangan Jeno."

Jaemin membalas pelukan Jeno dengan erat. Padahal ia sudah hafal dengan tingkah Jeno yang sering menjahilinya. Tetapi tetap saja dirinya masih cengeng jika dijaili sang kekasih. Janji Jaemin untuk tidak menangis saat dijahili Jeno ia ingkari lagi.

"Udah ih jangan nangis terus. Mending sekarang mandiin Jeno aja. Habis itu kita main. Jeno punya dua tiket lo buat main hari ini."

"Hiks Jeno mandi sendiri."

"Bener Nana ngga mau mandiin? Kan Nana bisa pegang-pegang Jeno nanti. Lagian pasti Jeno kasih ijin kok Nana mau pegang apa aja boleh."

"Nana mau pegang-pegang"

"Yaudah ayo mandiin Jeno. Kan nanti Jeno nganggur tuh waktu dimandiin. Jeno bakal cium Nana deh biar ada kerjaan."

"Kok Jeno enak banget? Dimandiin Nana, dipegang-pegang Nana, cium-cium Nana. Jeno ih cari kesempatan terus." Ternyata pacar Jeno sudah melupakan tangisnya berkat kata-kata pengalihan dari Jeno.

"Yaudah gimana, mau mandiin Jeno ngga?"

"Ngga deh, nanti Nana harus mandi lagi"

"Ya ngga papa dong, sama-sama untung juga" bujuk Jeno sambil menaik turunkan alisnya.

"Emm, gini aja deh." Jaemin segera membuka selimut yang menutupi bagian  pinggang sampai bawah Jeno.

"Eung~"

"Nana pegang Jeno tegang wlee" ucap Jaemin setelah meremas milik Jeno lalu berlari keluar kamar.

"Fuck Lee Jaemin!"

Makasih udah vomen~

Nomin ~ OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang