Duck

6.3K 275 0
                                    

Pelampung bebek itu berisikan 3 orang, yang terdiri dari seorang namja dewasa dan dua anak laki-laki lucu. Terlihat juga seorang namja yang tengah mendorong pelampung itu.

"Dad~ Mom lelah tahu! Gantian sini Dad yang dorong pelampungnya~" Rengek Jaemin kepada Jeno yang tangah duduk diatas pelampung dengan dua anak mereka disamping kanan dan kiri.

"No, Mom. Bukankah tadi Mom yang bersikeras meminta agar mendorong pelampungnya?" Goda Jeno sambil menolehkan kepalanya kebelakang untuk melihat Jaemin lalu menjulurkan lidahnya, mengejek.

"Ish Dad!" Kesal Jaemin lalu mencipratkan air kepada Jeno.

"Hahaha berhenti Mom." Jeno tertawa sembari membalas mencipratkan air kepada Jaemin juga.

"Kalau begitu Dad berhenti juga!" Tidak terima, Jaemin mencipratkan air dengan banyak kepada Jeno.

Kedua anak yang tadinya diam disebelah Jeno kini mulai berbalik menghadap sang ibu. Mereka juga kena air yang Jaemin cipratkan omong-omong. Dan mereka mengira jika kedua orang tuanya sedang mengajari cara lainnya untuk bermain dengan air dengan seru.

"Dad! Ayo! Serang Mom!" Si sulung, Jisung, dengan semangat membantu sang ayah yang sedari tadi sibuk menghindari air yang Jaemin cipratkan.

"Hahaha baiklah jagoan, kita serang Mom!" Dengan ikut bersemangat Jeno mengkompori si sulung dan bungsu agar semakin menyerah Jaemin.

"Dad! Apa yang kau lakukan?! Aish! Dan kalian anak Mom! Kenapa memihak Daddy huh?" Balas Jaemin dengan tertawa pelan.

"Mom kasihan!" Teriak si bungsu, Jeongin, memelankan serangannya kepada Jaemin. "Tapi akan seru jika kita bertiga mengalahkan Mom! Serang Mom!" Sambungnya cepat lalu kembali menyerang Jaemin dengan semangat.

"Sudah ih! Mom kalah! Mom kalah!" Kini Jaemin sudah berhenti menyerang ketiganya. Tangannya ia gunakan untuk melindungi tubuh dari serangan dari jagoan-jagoannya.

"Baiklah baiklah hahaha. Boys, berhenti. Mom sudah kalah hahaha, kita menang!" Mendengar Jeno berkata dengan nada yang terdengar sangat bersemangat, membuat Jaemin menatap Jeno dengan pandangan bertanya.

Kenapa Jeno jadi seperti uke?~ Jaemin.

Tidak, bukan seperti uke. Lebih tepat layaknya seorang ayah yang sangat senang bisa menghabiskan waktu bersama kedua buah hatinya, membuat mereka tertawa bahagia karenanya. Bukan seperti uke, Jaemin. Bukan.

Kaki Jaemin perlahan ia langkahkan menuju pelampung yang bisa dilihat bahwa pemakainya masih sibuk ber tos satu sama lain merayakan kemenangannya dari Jaemin.

"Hei jagoan-jagoan Mom, ingin tahu sesuatu?" Tanya Jaemin kepada ketiganya yang kini menatap Jaemin dengan pandangan yang mengisyaratkan bahwa ketiganya sangat tertarik dengan pertanyaan Jaemin. Ketiganya.

Kenapa Jeno tambah seperti uke sih~ Jaemin

"Jadi-" Jaemin sengaja menggantungkan ucapannya

"Jadi..." ucap ketiganya melanjutkan ucapan Jaemin yang digantung.

"Mom itu sangat kuat loh!" Ucap Jaemin dengan nada senangnya diiringi dengan senyuman manis.

Jeno, Jeongin, dan Jisung belum memberikan respon tentang apa yang Jaemin katakan. Mereka masih larut dalam pikirannya masing-masing saat mendengar perkataan Jaemin.

Aku tahu dulu Jaemin memang sempat ikut beladiri. Tapi apa pentingnya untuk sekarang?~ Jeno

Mom memang kuat, bahkan Jeongin masih ingat saat Mom memukul paman jahat yang ingin mengambil Jeongin waktu itu~ Jeongin

Iya Mom kuat. Tapi masa iya Mom akan melempar galon penuh air seperti saat melempar paman jahat yang menampar Jisung dulu?~ Jisung

"Lihat! Mom kuat kan?" Tanpa memberi aba-aba, Jaemin membalikkan pelampung itu dan membuat Jagoan-jagoannya tersadar dari lamunannya.

"Astaga Mom!"

"Mom!"

"Aaa!"

Jaemin hanya bisa tertawa melihat wajah kesal mereka saat ini. Dirinya tidak perlu merasa khawatir anak-anaknya akan tenggelam karena kedua anaknya itu sudah bisa berenang dengan baik.

"Kalian kalah hahaha, untuk hukumannya sekarang kalian mandi lalu buatkan makan malam untuk kita semua. Mengerti?" Kata Jaemin sembari mendekat lalu menggendong kedua anaknya di kanan dan kiri.

"Baiklah Mom." Ucap Jeongin dan Jisung bersama dengan nada yang tedengar lesu.

"Hei, kalian sedih karena kalah?" Yang Jeno dapatkan hanya anggukan dari keduanya.

"Kita harus bisa menerima kekalahan sayang. Kalah bukan berarti berakhir, kita masih bisa berjuang untuk menang dikemudian hari. Jadi, sekarang kita harus menerima hukuman dari Mom lebih dulu, lalu jika kita berenang lagi kita bisa kalahkan Mom bersama-sama, setuju?" Jeno memberikan pengertian kepada kedua anaknya.

"Setuju!" Jawab keduanya dengan semangat.

"Dan ingat, jangan sombong ketika nanti sudah menang." Tambah Jaemin.

"Kita tidak akan sombong! Hehehe"

Makasih udah vomen~

Nomin ~ OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang