Lui

1.1K 136 0
                                    

Brak

Jaemin membuka pintu mansion milik Jeno dengan keras.

"Paman Min! Dimana Jeno?" Tidak, Jaemin tidak sedang marah, hanya saja dirinya sedang bersemangat.

"Tuan Jeno sedang berenang."

"Terima kasih paman Min! Aku menyayangimu, dadah!" Jaemin berlari menuju mansion bagian kiri dimana kolam renang berada.

"Pelan-pelan tuan Jaemin! Aku juga menyayangimu." Balas paman Min dengan senyum kecil.

----

"Jeno jen jeno jen!" Teriak Jaemin saat melihat sang kekasih sedang menyandarkan tubuhnya dipinggir kolam, badannya masih terendam oleh air.

Menolehkan kepalanya belakang, Jeno segera keluar dari air saat melihat Jaemin berlari kearahnya.

Huup

Langsung saja Jeno menangkap tubuh Jaemin yang melompat meminta gendong.

"Selalu saja berlari, bukankah bisa pelan-pelan?"

Cup

Dasar si manis pencuri ciuman ~Jeno

"Hehe Jaemin sedang bahagia." Tangan Jaemin ia lebarkan saat berkata bahagia.

"Benarkah? Ku pikir Jaemin memang selalu bahagia."

"Bukan! Ini sangat bahagia." Jawab Jaemin dengan senyum lebarnya.

"Kenapa?" Kaki Jeno ia langkahkan menuju kursi santai di pinggir kolam, mendudukkan dirinya disana. Tentu saja dengan Jaemin yang tadinya ia gendong menjadi ia pangku. Jangan lupakan celana Jaemin yang menjadi basah karena menduduki celana renang Jeno.

"Jaemin boleh menginap disini!"

"Benarkah? Sayang sekali, nanti malam aku ada jadwal panahan dengan Dery hyung."

Bukk

"Kenapa?" Tanya Jeno tidak terima Jaemin tiba-tiba memukul dadanya.

"Berhenti menggoda Jaemin! Seharusnya Jeno senang Jaemin bisa menginap!"

Tidak membalas ucapan Jaemin, yang dilakukan Jeno hanya tersenyum sedikit dengan tangan yang tidak berhenti mengelus pinggang Jaemin lembut.

"Jaemin akan bilang kepada Dejun hyung untuk mengajak Dery hyung berkencan sehingga Jeno tidak perlu panahan yey!"

Lagi-lagi Jeno tidak membalas ucapan Jaemin. Jeno masih melanjutkan kegiatannya tadi. Tersenyum dan mengelus pinggang Jaemin lembut.

"Iiii Jeno imut sekali!" Ucap Jaemin gemas sembari menangkup pipi Jeno lalu memainkannya memutar.

Cup

"Itu hadiah karena Jeno sangat imut!" Senyum cerah Jaemin berikan setelah mengecup ujung hidung Jeno

Mendapat kecupan manis dihidung, Jeno menginginkan lebih. Tangannya bergerak turun menuju bokong Jaemin lalu meremasnya pelan.

"Ingin mencoba melakukannya dikolam?" Tanya Jeno.

"No! Kekeke Jaemin kesini sebenarnya juga mau main sama Lui tau~" Tolak Jaemin sambil terkekeh lucu

"Jadi sekarang Jeno anter Jaemin ketemu Lui okay!" Tambah Jaemin

"Beruang bau itu sedang sibuk bermain. Aku memberikannya mainan baru kemarin."

"Jeno jangan panggil Lui dengan beruang bau hahaha. Itukan bukan salah Lui." Jaemin tertawa mendengar Jeno menyebut beruang kesayangannya menjadi beruang bau.

"Iya, itu salah Daddy Jae karena mengambil shampoo yang berbeda dari biasanya." Kesal Jeno.

"Yaudah besok Jaemin antar beli shampoo yang biasanya." Senyum itu. Astaga Jeno merasa menjadi manusia paling bahagia karena melihat bagaimana Jaemin tersenyum cerah disetiap kalimat yang ia ucapkan. Jeno dibuat tidak tahan untuk tidak membalas senyuman Jaemin.

"Tentu." Balas Jeno tersenyum.

"Kalau begitu sekarang antar Jaemin bermain dengan Lui!"

"Apa Jaemin akan bermain dengan celana basah?"

"Celana Jaemin basah?" Kepala Jaemin menunduk, melihat apakah celananya basah seperti yang Jeno katakan.

"Jaemin menduduki celanaku yang basah."

"Ah benar~" Bibir Jaemin mengerucut. Kesal karena celananya menjadj basah.

"Karena Jaemin sudah basah, bagaimana dengan berenang?"

"No no no~ Jaemin mau bermain dengan Lui!" Apa Jeno tidak paham jika Jaemin ingin bermain dengan Lui? Jaemin mulai menatap Jeno tidak suka.

Siaga satu~ Jeno

"Baiklah, tunggu sebentar." Tangan kanan Jeno meraih ponselnya yang tergeletak dimeja kecil disebelah termpatnya duduk.

"Lihat? Lui sedang bermain, sepertinya sebentar lagi selesai." Jeno menunjukkan rekaman cctv ruang bermain Lui yang tersambung dengan ponselnya kepada Jaemin.

"Siapa?" Jaemin menatap Jeno penuh tanya saat melihat mainan Lui.

"Hm?"

"Siapa perempuan itu Jeno?"

"Nothing special"

"Jeno!"

Cup

Dengan gemas Jeno mencium Jaemin. "Tenang Jaemin. Dia anak teman bisnis Daddy Jae. Centil sekali. Menjijikan."

"Jadi?"

"Dengan menggodanya sedikit, kubawa dia untuk bermain dengan Lui."

Sret

Gerakan cepat dari Jaemin yang melepaskan diri dari pangkuan Jeno untuk berdiri membuat Jaemin hampir tergelincir jika saja Jeno tidak menahannya dengan pelukan dari belakang. Iya, Jeno mencari kesempatan agar Jaemin tidak kabur lagi.

"Hati-hati Jaemin!"

"Kenapa kamu marah?! Seharusnya aku yang marah karena kekasihku menggoda perempuan lain!"

"Hanya agar dia mau kubawa ketempat Lui."

"Kamu bisa menculiknya! Tidak usah sok kasian! Sekarang pelaskan aku!"

Jeno mengeratkan pelukannya dan menempatkan dagunya dipundak Jaemin. "Maafkan Jeno."

"Hmm." Jaemin hanya menjawab dengan menggumam.

"Berhenti memakai aku-kamu."

"Hmm."

"Jaemin?"

"Iya Jeno iya."

"Sekarang temani  Jeno mandi, Jaemin juga harus berganti pakaian."

"Iya Jeno!" Bagus Jeno, mood Jaemin sudah membaik sekarang.

Hihihi~ ternyata pura-pura marah Jaemin berhasil, jadi bisa dipeluk Jeno deh~~ Jaemin

Si kecil ini tidak pandai berbohong. Kalau begitu selamat menikmati malam panjang menginap dirumahku kelinci kecil~ Jeno

Makasi udah vomen~

Nomin ~ OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang