Groofy

4.4K 220 12
                                    

"Huft hari ini lelah sekali~" Jaemin keluar kamar mandi yang ada didalam kamarnya lalu berjalan mendekati ranjangnya.

"Karena hujan jadi dingin hng~" Ditariknya selimut hingga leher, menyisakan kepala Jaemin yang terlihat.

"Sudah hangat~ Selamat ti-"

Tok

Tok

Tok

"Eung? Itu air hujan?"

Tok

Tok

Tok

Mendengar suara ketukan, Jaemin mendudukkan dirinya diranjang sambil mencari sumber suaranya.

Tok

Tok

Mengetahui jika itu berasal dari balkon, segera saja Jaemin berlari menuju balkon dan membuka gorden, dilihatnya Jeno berdiri disana sambil menatap kearah dirinya.

Ceklek

"Apa yang kamu lakukan malam-malam begini Jeno?" Ditariknya tangan Jeno dengan cepat agar masuk kedalam kamarnya.

"Hanya Jaemin yang berani menarik tanganku."

"Aku tidak peduli! Bukan itu yang aku tanyakan!"

"Dan hanya Jaemin yang berani memarahiku. Kecuali orang tuaku tentu saja."

Tidak menanggapi ucapan Jeno, Jaemin bergegas menuju lemari mengambil handuk dan pakaian paling besar yang ia miliki.

"Keringkan dulu dirimu. Lalu bicara apa maumu."

"Tidak perlu. Aku hanya ingin mengembalikan buku Jaemin." Ditunjukkannya tas yang Jaemin hafal betul itu milik Jeno yang tentu saja basah kuyup seperti pemiliknya.

"Tenang saja, buku Jaemin aman disini. Ini tahan air."

Jaemin meremas pakaian dan handuk ditangannya kemudian ia lemparkan ke muka Jeno. Mengambil tas milik Jeno dengan kasar lalu mengambil buku miliknya.

"Terserah. Aku tidak peduli lagi denganmu." Ucap Jaemin tanpa memandang Jeno. Dilemparnya buku itu kemeja belajarnya lalu ia menuju ranjang.

"Pergi." Jaemin berucap setelah membungkus dirinya dengan selimut.

Bukannya menuruti perkataan Jaemin, Jeno mengambil pakaian dan handuk Jaemin yang tergeletak didepannya lalu menuju kamar mandi.

Jaemin mengintip melihat pergerakan Jeno dan mulai mengeluarkan air mata.

"Hiks." Ia menggigit selimut agar suara tangisannya tidak terdengar.

~~~

Ceklek

Pintu kamar mandi terbuka manampilkan Jeno dengan pakaian Jaemin yang melekat ditubuhnya. Terlihat pas dibadannya.

Jeno melangkahkan kakinya menuju ranjang Jaemin. Jeno bisa melihat Jaemin yang terbaring dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Badan Jaemin bergetar. Jeno hanya bisa menghela nafas.

"Jaemin." Jeno membuka selimut Jaemin sebatas leher. Dilihatnya Jaemin sedang menutup wajahnya dengan kedua tangan yang meremas bagian depan rambutnya sendiri.

"Jangan seperti ini, itu pasti menyakiti Jaemin." Diraihnya tangan Jaemin dengan lembut lalu ia genggam.

Cup

Jeno mencium punggung tangan Jaemin dengan lembut.

"Kau pembangkang hiks."

"Berhentilah menangis. Jaemin menangis karena apa hm?"

Nomin ~ OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang