Pertigaan

16 2 0
                                    

"Kringggg..." Dering berbunyi membangunkan karunanidi yang sedang asyik dan khusyuk bermimpi dengan tatapan kosong juga sedikit sepi karunanidi melirik jam yang dari tadi menatapnya dengan serius tapi santai, Jam : "bangun sudah waktunya."

Karunanidi baru ingat bahwa ada janji yang harus ditepati oleh seseorang di pertigaan, tanpa basa basi tanpa minum kopi karunanidi berdiri lalu lekas pergi tanpa rapi rapi (sebagai orang yang berantakan rapi rapi bukanlah hal penting bagi karunanidi).

Sesampainya di pertigaan karunanidi melihat ada cahaya remang remang (ternyata lampu jalan) dengan sopan dan tenang karunanidi bertanya pelan pelan : "lampu apa sudah ada orang sebelum saya yang lebih dulu sampai disini dan bersepi - sepi?"
Lampu : "Sudah baru saja pergi."
: "Bagaimana ciri cirinya?"
Lampu : "Dia menggunakan baju hitam, matanya lebam, wajah muram,   sepertinya dia pandai berduka."
: "lalu dia pergi kemana?"
Lampu : "Entahlah, tadi setelah berdoa dan berduka dia langsung pergi ada janji dengan puisi katanya."

Tanpa bertanya kembali karunanidi lari ke lorong gang sepi dirumah abu abu, firasat nya mengatakan ada petunjuk yang bisa menghantarkan nya kepada gadis misterius itu. Tepat didepan pintu rumah abu abu ada tulisan :

"Sedang tidak menerima tamu jika ingin bertemu tulis pesan saja lewat tuhan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KarunanidiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang