Setiap hari karunanidi selalu terbayang dengan gadis yang muncul dilorong gang sepi itu, baginya dia seperti peti yang tersembunyi lebih angker dari pohon rindang ditempat persunyiannya dan mungkin lebih sinting dari pikirannya yang bising, entahlah kepalanya kali ini benar benar penuh sepertinya karunanidi butuh ruang kosong untuk menuliskan bengong.
Karunanidi curiga jika gadis itu keluar dari dongeng yang sering dia baca, yang akhir ceritanya hilang diambil tikus padahal belum sempat dia baca sampai tuntas. Sebagai sekutu buku karunanidi penasaran dengan bagian yang hilang akhirnya ia menelusuri kembali gang sepi itu berharap ada tombol rahasia yang beralokasi menuju kahyangan gadis itu.
Sesampainya di lorong itu karunanidi melihat anak kecil sedang bermain main dengan genangan teriak teriakan sampai lupa berduka, sampai air mata bahagia tercampur dengan genangannya sambil berkata“Hi, genangan sudah berapa kenangan yang kau tampung? Sudahkah melebihi kesepian awan yang menunggu pelangi datang.”
Akhirnya karunanidi berduka dan mengurungkan niatnya untuk melanjutkan pencariannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Karunanidi
Ficción GeneralKarunanidi diambil dari bahasa sangsekerta yang artinya laki laki baik hati dan suka bersendiri, cerita ini digolongkan sebagai cerita fiksi setiap judul dari lembar ke lembar diulas dengan sedemikian sungguh dan dikombinasikan dengan beberapa puisi...