tujuh

674 61 46
                                    

2 tahun kemudian ...

Putar ke kiri e

Nona manis putarlah ke kiri

Ke kiri ke kiri ke kiri dan ke kiri ke kiri

ke kiri ke kiri manis e

Sekarang kanan e

Nona manis putarlah ke kanan

Ke kanan ke kanan ke kanan dan ke

kanan ke kanan ke kanan ke kanan manis e

Abian tersenyum melihat peri kecilnya sedang senam dan memutar-mutari badannya ditengah lapangan. Sebenarnya, Aku sudah menyadari keberadaan Abian yang sedang duduk dibangku depan koridor yang terlihat teduh karna adanya pohon besar. Kebetulan hari ini jadwal ku Olah Raga. Sedangkan, cabut adalah kebiasaan Abian ketika aku melaksanakan Olah Raga. Sengaja, katanya.

Entah apa yang sedang dipikirkan Abian sehingga membuat raut wajah yang awalnya tersenyum kini terlihat sendu, " Tak terasa sudah 2 tahun lamanya aku bersama Adibah. Dan, sebentar lagi aku akan lulus." batin Abian.

"Sudah, sudah. Jam mata pelajaran bapak sudah selesai. Silahkan istirahat setelah itu ganti pakaian kalian." Ucap guru Olahraga bernama Pak Umar.

"siap pak" balas sekelas.

Suara keras pak Umar membuat lamunan Abian seketika membuyar.
Lalu Abian segera berdiri menyambut sosok wanita yang ia cintai.

Aku menghampiri sosok lelaki yang sudah menunggu disebrang koridor. Sesekali Abian melambaikan tangan lalu menunjuk makanan yang ia bawa. Yaitu, sebotol Aqua dan burger. Aku hanya tersenyum tulus. Bagiku, itu adalah rutinitas yang Abian lakukan padaku. Pernah sewaktu bel masuk sempat-sempatnya Abian membawakan susu rasa strawberry dan roti isi keju ke kelas ku.

Aku terkekeh saat Abian menjulurkan makanan, " Uang jajan aku utuh deh"

Abian hanya tersenyum tipis. Menurut Abian, Akhir-akhir ini  melihat wajah ku seperti melihat sebuah perpisahan.

Setelah kami berdua duduk, Aku mulai melahap burger dengan rakus.

"Dib, minum dulu dong baru makan. kamu ini kan baru selesai Olah Raga" Ucap Abian dengan nada lembut.

Aku terkekeh dan langsung membuka tutup botol "ih, iya iya"

setelah beberapa menit aku menyelesaikan makannya..

Aku menoleh ke arah Abian
"berapa bulan lagi?" tanyaku.

"1 bulan" jawab Abian lesu.

Aku mengangguk.

"jangan khawatir, lagipula cuma beda sekolah kan? nggak akan terjadi apa-apa" ucapku.

"Adibah" panggilnya rintih

"hei! kamu ini cowo jadi gak boleh sedih."Ucap ku dengan nada tegas. Namun hati tak bisa bohong, Aku pun menjatuhkan air mata. Tetapi, dengan cepat aku mengalih pandangan  untuk menghapusnya agar tak ketahuan.

Raut Abian berubah menjadi sedih, "kamu gak sedih?"

Aku menoleh ke arah Abian dengan wajah serius "gak sama sekali, an. " Ucapku lagi dengan nada tegas.

Abian memasang wajah kaget setelah mendengar respon ku yang tak ia sangka-sangka. Sedangkan aku hanya mengalihkan pandangannya sejak obrolan berlangsung.

Aku berdiri dari duduk, "Aku mau ganti pakaian dulu" Ucapku seraya pergi meninggalkan Abian yang masih terdiam duduk. Sesekali Aku menoleh ke arahnya. Terlihat jelas Abian sedang merenung. Siapalagi kalau bukan merenungi perkataan
ku?

Toxic Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang