Setelah selesai apel, semua berbaris rapih dan masuk ke dalam kelas. Didalam ruangan para senior sibuk seperti sedang menyiapkan sesuatu yang sudah dirancang sebelumnya. Ketika semua senior sibuk justru Abian malah mencorat-coret papan tulis '@abian_'
hah?!
"kenapa, dib?" tanya Dinda disampingku.
"itu" ucapku seraya menunjuk papan tulis.
Dinda tertawa, "Follow lah"
"kerajinan banget" Ucapku
mulut ku berkata tidak tetapi, hati berkata 'Pasti'.
Setelah senior menyelesaikan rapat, sebagian senior keluar dari kelas. Tersisah 4 senior didalam kelas. Salah satunya kak Abian, kak Bagas , kak Dilah dan kak Zara.
"pada pertemuan pertama kalian akan ditugas kan untuk mencari 4 pos, setiap pos berada didalam kelas. Kelasnya kita bikin random, kalian cari sendiri bersama kakak mentor kalian. Dan setiap pos didalamnya akan diberi pertanyaan." ucap kak Dilah.
"Zar lo mentorin yang ini" ucap Ka Dilah, "Nah barisan ini saya yang mentorin"ucapnya lagi.
"dan barisan ini dimentorin sama Kak Abian"
Yah! 1 kalimat yang membuat ku merasa kecewa. Ya, berharap dimentori Abian namun nyatanya tidak.
Ka Dilah menunjuk barisan ku, "dan barisan ini dimentori sama kak Bagas" .
Huh!
**
Wajah kelompok ku sangat terlihat lelah setelah berhasil mencari pos 1,2, dan 3 . Dan kini, hanya tersisa pos 4.
Sedangkan, Aku tidak merasa lelah sedikitpun. Karna sepanjang perjalanan aku hanya sibuk mencari keberadaan Abian yang tak terlihat batang hidungnya.Dinda melihat ke arahku lalu melihat ke sepenjuru koridor, "nyari siapasih?
Aku terkejut, "hah? gak nyari siapa2" Mendengar jawabanku ia langsung menyipitkan matanya dan sedikit memajukan wajah "ke-kenapa din?" tanya ku kaku.
"Bulu mata lo lentik juga ya,dib?"
Mendengar pertanyaannya aku pun menelan ludah. Huft,lega. Aku pikir Dinda akan curiga. Aku sedikit menjauhi mukanya, "Apaansih,din. Udah ah"
"Tapi bener deh, selama ini gue temenan sama lo dan gue baru
sadar bulu mata lo lentik" UcapnyaAku menaikkan kedua alis ku mencoba meledeknya, "temen nih?"
Dinda tertawa di ikuti oleh aku,"Sahabat Adibah sahabat"
"Eh kalian bukannya cari pos 4 malah cengengesan! " gerutu Bagas memberitahu pada semuanya.
"emang dimanasi kak?" tanya Dinda.
"Ya, masa saya kasih tau?" Jawab Bagas.
"Kasih tau ciri-cirinya aja" pinta Dinda.
"Hmm, kelas ter-teduh pokoknya"
"lantai?" tanya Dinda.
"dua" ucap Bagas.
Teduh?
Aku mulai berfikir. Setauku, dilantai 2 sangat gersang. Ada 1 kelas yang menurut ku cukup teduh, kelas 7.3 . Ya, kelas paling pojok dan terdapat pohon yang sangat lebat di sisi kelasnya yang membuat kelas terasa teduh dan sejuk.
"Aku tau" Ucap ku
"Dimana, dib?"tanya Dinda
"di kelas 7.3" ucapku.
"Yakin?yaudah kalau gitu semuanya kita kesana!" Perintah Bagas.
Setelah sampai disana, benar saja sudah ada kelompok lain rupanya, yang dimentori oleh Abian. Perasaan ku senang sekali ketika melihat wajah Abian. Aku kembali bersemangat.
Didalam kelas 7.3 ada kelompok yang dimentori oleh Abian sedang di introgasi. Akhirnya kelompok ku menunggu diluar sampai kelompok tersebut selesai.
"jongkok jongkok!" perintah Bagas.
"tutup telinga tutup mata!" perintah Bagas yang berada dibelakang bersama Abian.
Tepat dihadapan ku, aku melihat seorang wanita dengan paras cantik dan muka polosnya. Apalagi ketika tersenyum ia terlihat sangat manis dengan gigi gingsulnya. Sungguh, pada saat itu aku dibuat penasaran dengan keberadaanya. Wajah polos itu telah memnuatku tersenyum, "siapa nama perempuan itu?" batin ku
"gas!" panggil Abian.
"apaan?"
"siapa nama perempuan yang itu?"
"yang mana?"
"itu loh" jawab ku sambil menunjuk
" yang mana bego"
" ketiga dari depan "
"oh, yang itu. bentar-bentar gua liat di absen dulu" jawab Bagas seraya mencari nama perempuan itu di kertas absen.
" Namanya Adibah"
" serius?"
"coba aja lu panggil Adibah. Kalo dia nengok berarti namanya beneran Adibah" ucap Bagas
"oke, gua panggil ya, 1..2..3 "
Adibah dipanggil pacarnya diruang piket, harap ke bawah segera menemui pacarnya.
teriak ku dengan nada seperti Operator stasiun.
"HAH?!? SIAPA YANG NGOMONG?!" pikir Adibah lansung menoleh kebelakang mencari sumber suara.
Kak Abian?! Pikir Adibah.
"HAHAHAAHAHAHAHA" Aku Dan Bagas tertawa terbahak2 di ikuti kelompoknya.
"kok dipanggil nengoksih? bukannya disuruh tutup telinga ya?" tanyaku mencoba menggodanya.
Tanpa berkutik ia langsung membalikkan badan dan menutup mata serta menutup telinga. Walaupun saat menoleh ia terlihat sangat terkejut dan cengo namun ia tak berkata sepatah pun. Dan kini, aku mengetahui namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Toxic Relationship
Ficção Adolescente[ REVISI JIKA SUDAH TAMAT ] Setiap Toxic Relationship (Hubungan Beracun) adalah mereka yang tidak saling mendukung, tidak saling menghargai, ketika ada konflik tidak ada yang mengalah, mereka yang saling mengucapkan kata yang tak sepantasnya diucap...