lima

961 151 67
                                    

Pukul menunjukkan jam 9, bel berbunyi membuat sepanjang penjuru koridor yang tadinya hening menjadi berisik. Terdengar sangat jelas suara hentakan sepatu para murid yang ingin pergi ke kantin untuk membuat senang perut mereka.

"Kantin yu, dib" ajak Dinda yang baru saja selesai merangkum.

Aku menyelipkan pulpen dibuku lalu menutupnya, "yuk!"

Sesampainya dikantin ...

"lo mau beli apa?"

Aku melihat sekeliling kantin, memilih dagangan mana yang mau dibeli "seblak aja"

"makan dikelas aja, ya?" Pinta Dinda.

"okai"

HEH BANGSAT!
Balikin gelang gue!

mendengar suara gaduh dibalik lingkaran yang dikelilingi para murid, Dinda langsung menarik tangan ku untuk menaiki bangku kantin agar bisa melihat lebih jelas perkelahian tersebut.

"Ngapainsih, din?"

Dinda menunjuk ke arah kerumunan, "Dib, liat!"

Adibah kaget "Ya ampun!"

Dinda menepuk pundak ku dengan kencang, "Dib! Itu kak Bagas kan? Gue gak salah liat?"

"Aduh! sakit!"

"Bantuin yu dib! itu kan tugas kita" Ajak Dinda.

Minggir lo semua

Terdengar suara tak asing ditelinga Adibah. ya, ia Abian.

Abian menarik kerah baju lelaki tersebut, " pergi atau gak gue bawa lo ke BK! "

ekspresi lelaki tersebut terlihat takut dengan ancaman yang diberi Abian, "iya-iya, yaudah lo bawa aja gelangnya." Ucapnya lalu Abian melepaskan kerah baju dan membiarkannya pergi.

"Tunggu pembalasan gue, an. " Teriak
Lelaki tersebut bernama Gilang.

"Halah bacot lo ! gak mau dirazia tapi ngelanggar peraturan sekolah. Gak usah begaya dah lo!" Teriak Bagas yang jelas-jelas Gilang sudah tak terlihat dari kantin.

"udah pergi, gas" ucap Abian

"Makasih ya, an. Padahal lo udah keluar dari PKS tapi lo masih mau bantu gue"Ucap Bagas.

"gak usah berlebihan, gas" ucap Abian.

Aku turun dari bangku di ikuti oleh Dinda.

"dib, jadi seblak gak?"

"ke kelas aja, udah gak nafsu" Aku langsung menarik tangan Dinda dan segera pergi dari kantin.

"ah, dib kan gue laper"

"gue bawa bekal"

Setelah sampai dikelas Aku langsung duduk dan di ikuti oleh Dinda.

"mana bekalnya?"

Aku mendengus, "sabar-sabar" aku membuka tas ransel,"nih habisin aja"

"lo makan apa?"

"gampang, gue ga laper banget ko"

"makasih Adibah cantik"

Aku hanya tersenyum.

"Dib" panggil Dinda

"hm?" sahut ku.

"kak Abian cocok deh sama lo"

Aku hanya diam berusaha menutupi kegerogian ku.

"heh! gue lagi ngomong sama lo tau" ucap Dinda sedikit tidak jelas karna mulutnya penuh dengan makanan.

Aku cekikikkan, "telen dulu kali, keselek aja"

Dinda cepat2 menelan makanannya dan kembali menatapku,"lu inget ga? kejadian pas didepan pos Abstrak ?"

Tentu aku sangat ingat, pos Abstrak bisa dibilang tampat paling berkesan menurut ku.

"inget"

"lu ingetkan? berarti lo masih inget dong kak Abian ngomong apa?" Tanya Dinda.

"iya gue inget, kenapasi?"

"kayanya dia suka sama lu deh"

Adibah memutarkan kedua bola matanya," Duh, Dinda. Jangan sok tau deh"

"Tapi bener. Disana cewe gak lo doang, Dib. Tapi kenapa yang dipanggil nama lo?"

"gak mungkin,din"

"kenapa gak mungkin?bukannya didunia ini gada yang gak mungkin?gak jadi masalah dong?"

"jelas jelas jadi masalah, karna kak Abian itu udah punya pacar namanya Hannah"

Dinda diam lalu matanya menyipit dan sedikit memajukan wajahnya ke arah ku, "ko lo tau?"

deg!

"terciduk deh gue" batinku.

"Tau darimana?"tanya Dinda

"Ah gak penting pokoknya"

Dinda mendengus,"penting dong! seharusnya kan gue duluan yang tau. Secara gue tukang gosip. Masa gue taunya dari lo"

Aku menghela nafas, untunglah Dinda tidak curiga.

Dirumah

"assalamualaikum"

"waalaikumsalam" sambut mamahku bernama, Yuni.

"lepas seragamnya, mandi, abis itu sholat ashar, terus makan. Ada ayam goreng tuh kesukaan kamu"

"iya mah" Aku salim dan mengecup keningnya.

Setelah selesai Mandi, Sholat, dan makan, Aku langsung tergeletak diatas kasurnya dengan nikmat.

ting

Terdengar suara notifikasi dari aplikasi BBM. Aku segera beranjak dari kasur dan mengambil HandPhone.

Aku memasukkan password dan langsung membuka aplikasi BBM.

Hah?
Notif dari kak Abian?!

Sesegera mungkin aku membuka pesan. Dan, ya, Hanya BroadCast biasa tentang kopdar motor. " Huh, Dasar anak motor" celetukku.

Namun tak lama senyum manis terpancar dari wajah ku "tapi, seneng juga"

Terbenak dipikiran ku untuk membalas pesannya. Apa salahnya?
Akhirnya aku membalas :

"Spam tau"

Aku langsung mematikan hp. Berharap semoga dibalas dan tidak diabaikan.

tak lama kemudian,

ting!

Abian

Maaf ya

Adibah

gapapa

Pesan pertama yang ku dapat darinya. Sungguh, aku ingin sekali teriak. Aku sangat senang sekali. 7 bulan lalu aku dijauhkan olehnya, namun detik ini entah apa yang membawanya kepadaku, aku sangat berterimakasih.

Toxic Relationship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang