[05]

5.5K 934 246
                                    

"[Surename]-san, kamu tidak minum? " Ennoshita berjalan ke arah [Name] yang kini terduduk di luar gym.

"Tidak, aku sedang tidak mood saja kok." [Name] menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kepada Ennoshita.

"Hmm, baiklah. Apa kau tidak akan masuk? Diluar panas loh!"

"Tidak panas kok, aku kan duduk di sisi teduh." [Name] masih setia tersenyum pada Ennoshita.

"Baiklah kalau begitu, nanti masuk ya."

"Tentu."

[Name] memeluk lututnya dan memejamkan matanya, kepalanya menghadap ke langit.

'Aku juga mau Texttime tau, tapi aku tidak bisa minumnya....' [Name] mendadak menggembungkan kedua pipinya.

"Hm? Ah aku lupa minum susu!" [Name] bangun dan berlari kecil menuju vending machine untuk membeli sekotak susu.

Setelah membeli susu, ia kembali ke gym dan mencatat perkembangan para tim, dia sudah mulai mengerti karena gadis yang giat itu belajar tentang voli seminggu berturut-turut siang dan malam agar ia mengerti tentang voli.

"[Surename]-san! Terima kasih untuk minumannya!" Tanaka berterima kasih kepada [Name] sambil menepuk pundak kiri gadis itu, walaupun tidak kencang tetap saja rasa sakit itu masih ada sedikit.

"Sama-sama Tanaka-san." [Name] tersenyum selebar mungkin untuk menyembunyikan rasa sakitnya.

"Tanaka! Jangan menepuk pundak [Surename]-san dengan keras!" Sugawara yang sedang mengambil voli memarahi Tanaka.

"Tapi aku tidak menepuk nya dengan keras!" Tanaka membalas dengan kaget.

" 'Tidak keras' mu itu berbeda loh..." Sugawara berbicara dengan nada datar.

"Ti-tidak kok Sugawara-san, Tanaka-san tidak menepuk pundak ku dengan keras." [Name] membela Tanaka.

"Kau dengar!?" Tanaka makin yakin.

"Hmm, oke baiklah. Kembali ke sini!" Titah Sugawara.

Tanaka mengangguk dan berlari ke arah tim nya lagi. Sementara Sugawara berjalan mendekati [Name].

"[Surename]-san, aku tahu pundakmu masih sakit. Jadi jangan sungkan menolak untuk ditepuk Tanaka tadi." Sugawara berbisik kepada [Name]. Tentu saja [Name] sangat kaget pasalnya, ia tak pernah menunjukkan luka lebam nya didepan anggota voli. Mereka hanya tahu bahwa luka [Name] tidaklah parah dan sudah sembuh.

Tapi mengapa Sugawara tahu?

"Eh? Tapi pundakku baik-baik saja." [Name] memasang wajahnya yang polos seperti tak tahu apa-apa.

"Jangan berbohong." Tegas Sugawara.

"Untuk apa aku berbohong Sugawara-san." Balas [Name] dengan tampang yakin nya itu.

Gadis itu memang pandai memasang wajah palsu.

"Baiklah kalau begitu." Sugawara kembali ke permainan.

'Tak ada gunanya kau berbohong.' Batin laki-laki bersurai silver itu.

'Kenapa Sugawara-san tahu aku masih luka sedikit?' [Name] terus terpikirkan oleh hal itu. Untung saja skill sandiwara nya lumayan bagus sehingga ia tak ketahuan berbohong. Padahal ia sudah ketahuan oleh Sugawara. 

Kini sudah jam lima sore, latihan kali ini sudah selesai dan Ukai sedang membicarakan beberapa teknik baru untuk tim voli Karasuno.

"Karena kalian akan mempelajari teknik baru, ada baiknya jika latihan fisik kalian sedikit ditingkatkan." Ukai menganggukkan kepalanya "[Surename], bisa kau buat list latihan fisik untuk para anggota?"

A Soft Frail Heart [Karasuno x Reader] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang