[14]

4.7K 755 81
                                    

"Berikan toss ke aku!!" Hinata berteriak kepada Kageyama.

Dengan fokus dan ketelitian yang tinggi, Kageyama mengumpan bolanya ke arah spiker nya. Tapi...

"Sudah lama aku menunggu ini KORRAAAAAA!!!" Tanaka yang mendapat toss dari Kageyama.Hinata hanya umpan semata. Tanaka dengan sepenuh tenaga memukul bolanya hingga menghantam lantai dengan keras.

Karasuno: 21
Fukurodani: 23

Sejak mereka mencetak skor yang kedua puluh, Karasuno semakin kuat melawan Fukurodani.

"Ah, aku mengerti. Mereka sudah terbiasa dengan serangan Fukurodani ya. Hebat sekali." Gumam [Name].

"Sial! Mereka sudah dekat dengan poin kita." Geram Bokuto. 

"Bokuto-san. Jangan teriak-teriak." Lagi-lagi Akaashi menegur Bokuto. Tapi percuma saja, sepertinya burung hantu satu ini akan memasuki dalam mode emo.

"Aku masih lemah dalam spike. Akaashi, jangan beri aku toss  lagi! Aku tidaklah pantas untuk menerima toss mu!" Ucapnya dengan keras. Ah....sungguh dramatis, rasa malunya sampai terasa......

"Bokuto-san, kita sedang ada di tengah permainan, jangan sedih dahulu--"

"Percuma saja Akaashi! Aku masih tidak kompeten dalam memukul toss darimu!" Bokuto memotong perkataan Akaashi.

"Bokuto-san, tadi aku yang salah memberimu toss--"

"Tidak Akaashi! Aku yang salah!" Bokuto sudah masuk ke dalam mode emo nya...
Akaashi sudah terlihat lelah dengannya lalu menghela nafas. [Name] yang melihat kejadian itu tak tega dengan Akaashi dan membantunya. Gadis itu mengangkat tangannya sehingga ia bisa menarik perhatian Akaashi. Dan benar saja, Akaashi terpancing olehnya.

"Tolong panggilkan Bokuto untukku!" Ucap [Name] tanpa suara namun Akaashi bisa mengerti maksudnya.

"Bokuto-san. [Name]-san memanggil mu loh." Tegur Akaashi kepada burung hantu emo itu.

Bokuto menoleh ke arah dimana [Name] terduduk. Sebenarnya bukan hanya Bokuto saja Fukurodani dan Karasuno, keduanya menoleh ke arah [Name]. Pelatih mereka juga.

"[Surename]-san?" Gumam Sugawara.

"Kouchan." [Name] tersenyum dengan hangat dan itu membuat Bokuto dan yang lainnya kebingungan. Tak lama, senyuman itu berubah aura yang tadinya hangat kini menjadi aura yang menakutkan bagi Bokuto. Kabut berwarna ungu imajiner di belakang [Name] bisa dilihat oleh Bokuto sehingga membuatnya ketakutan. masih belum selesai, [Name] mengangkat tangan sebelah kanannya, menaikkan ibu jarinya lalu memberi isyarat 'Bermain atau kuhabisi kau' sambil menggerakkan ibu jarinya dari kiri ke kanan di depan lehernya. Oh, jangan lupa, ia melotot sambil tersenyum juga.

"H-hiiii!!!" Batin Bokuto-- sebenarnya, Hinata juga membatin seperti itu. Akhirnya, Bokuto kembali bermain karena ia takut dengan [Name]. Saat itu, Akaashi juga berterima kasih kepada [Name] diam-diam.

"[Name]-san... terima kasih." Batinnya dengan muka datar.

Pertandingan masih berlanjut. Karasuno terus mencetak skor. Kini skor mereka adalah 22, satu poin di belakang Fukurodani. 

"Ahahaha! Anak murid ku sudah semakin jago ternyata."  Batin Bokuto. "Tapi, kalian masih belum bisa melawanku!" Lanjutnya. Sepertinya ia lupa dengan kata-katanya saat emo tadi.

Karasuno: 22
Fukurodani: 24

"Nice Bokuto!" Ucap Konoha dari belakang.

A Soft Frail Heart [Karasuno x Reader] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang