[02]

6K 957 274
                                    

"Aku tidak nyaman dengan manajer baru disini"

Perkataan Hinata tadi sore terngiang di kepala [Name]. Setelah Hinata berkata seperti itu, Sugawara memukul pelan kepala Hinata dan meminta maaf kepada [Name].

'[Surename]-san, maaf ya. Hinata hanya belum terbiasa saja dengan manajer barunya.' Sugawara membungkuk 'Hinata, minta maaf dulu kepada [Surename]-san!'

Hinata yang mendengar titah Sugawara langsung ikut membungkuk dan meminta maaf kepada [Name]. 'Maaf, [Surename]-san. Dan tentu saja [Name] memaafkannya karena dia gadis yang murah hati.

"Hmmm, Hinata-kun belum terbiasa dengan manajer barunya, apa karena aku kurang berusaha?" [Name] mengepalkan tangannya sambil memasang ekspresi yang membara. "Yosh! Aku akan berusaha lebih keras lagi!" [Name] benar-benar gadis yang sangat positive thinking.

Saat itu, name membangunkan dirinya dan duduk di atas meja belajarnya. Ia membuka buku paket penjaskes-nya dan juga menyalakan laptopnya. Setelah menyalakan laptopnya, ia membuka aplikasi google lalu mengetik tentang bola voli. Artikel demi artikel ia baca dengan teliti setelah itu mencatat bagian yang penting dan mulai mempelajarinya.

***

Pagi hari sudah tiba, burung-burung sudah mulai berkicau dengan nyaring. Tak lama kemudian, suara alarm yang berasal dari ponsel mulai terdengar karena sudah jam enam lewat lima menit.

'To be fly~ Ase to chi to namida de-'

Alarm yang berbunyi tersebut dimatikan oleh gadis bersurai (h/c) karena sudah waktunya ia bangun. Ia mengusap matanya dan meregangkan tubuhnya agar otot-ototnya berkontraksi. Setelah puas meregangkan ototnya, ia melihat ke arah meja sebuah foto yang di atas meja nakas.

"Selamat pagi, Ayah." Gadis itu tersenyum kecil lalu melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi.

Lima belas menit telah berlalu, gadis itu sudah selesai mandi dan segera bersiap-siap. Merasa dirinya sudah rapi, ia segera mengambil tasnya dan keluar kamar, ah dia menghentikan kakinya saat ia sudah mencapai pintu.

"Aku berangkat ya Ayah, doakan aku agar bisa akrab dengan mereka." [Name] tertawa kecil lalu pergi meninggalkan kamarnya yang sunyi itu dan menuju ke tangga.

"Selamat pagi ibu, nii-chan!" Kedua orang yang dipanggilnya segera menoleh dan membalasnya "Selamat pagi juga [Name]."

[Name] mendudukkan dirinya di kursi makan sambil mengambil roti yang baru keluar dari toaster lalu mengoleskan selai diatasnya. "Nee nee Ibu, nii-chan. Aku jadi manajer klub voli putra loh!" Serunya.

"Hee, hebatnya anak ibu. Apakah menyenangkan?"

"Iya!"

"Eeeh, adikku jadi manajer voli putra? Aku khawatir mereka akan terpana dari kecantikan adikku ini." Sahut kakaknya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Hahaha, tidak kok nii-chan." Balas [Name] sambil menggigit gigitan terakhir roti itu. "Ayo, berangkat!"

Sang kakak beradik sudah berada di dalam mobil dan memasang seatbelt sementara itu sang ibu terlihat menunggu mereka di pagar rumah mereka.

"Kami berangkat!"

"Hati-hati!" Wanita itu melambaikan tangannya kepada mereka berdua yang perlahan tak terlihat.

"[Name], ayah pasti bangga melihatmu." Cicitnya lalu ia segera masuk rumah.

Di kelas...

"[Name]-chan!" Panggil Yume melambaikan tangannya.

"Selamat pagi, Yume-chan. Ada apa?"

"Hueee [Name]-chan, kau tau tidak?"

A Soft Frail Heart [Karasuno x Reader] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang