Part 14

2.7K 136 12
                                    

Kehidupan Yokkuci dan Aditya pasca menikah lebih baik ketimbang kehidupan keduanya sebelum menikah.

Meskipun Aditya masih suka bersikap menyebalkan pada Yokku, tapi rasanya berbeda dari sikap menyebalkan Aditya sebelum menikah.

Tidak terasa juga mereka hidup bersama sudah tiga bulan lamanya. Selama itu juga mereka masih belajar untuk saling mengenali karakter masing-masing.

Siapa sangka, kepribadian mereka nyatanya sangat bertolakbelakang.

Aditya yang Yokku kenal dulu orangnya disiplin, cool, dingin. Sejak tinggal bersama dan menjadi suaminya... Adit tipe orang yang sangat sulit dibangunkan ketika tidur. Kalau tidak dibangunkan, pria itu akan terus tidur entah sampai kapan.

Kebo banget

Yokku sering mengumpat seperti itu.

Selain itu, Aditya itu ternyata ya tidak se-keren kalau sedang di luar rumah. Orangnya anak rumahan sekali, kadang tidak peduli dengan penampilannya yang kusut, seperti pakai baju kusut, training longgar, rambut gak rapih, muka... Sekusut-kusutnya wajah Adit, Yokku akui dia selalu tampan.

Bucin kau Yokku.

Gerutunya tiap kali mengaggumi visual Adit setiap kali suaminya itu belum mandi.

Yang terakhir, Adit ternyata manja juga. Ini yang cukup mengagetkannya. Hobinya nempel, usel-usel di bahunya, punggungnya atau lehernya. Suka meluk tiba-tiba terus menggumam tidak jelas seperti orang yang sedang gemas pada satu hal.

Seperti sekarang, Aditya masih memeluk pinggangnya saat dia sedang membuatkan nasi goreng kesukaannya.

"Adit, kalo kau gelendotan begini. Aku jadi sulit jalan kesana-kemari, yang ada makanan ini gosong. Tau gak sih?"

"Kangennn... Kan nanti aku akan pergi ke luar kota untuk project pertama. Kau harusnya tidak protes. Atau jangan-jangan kau tidak akan merindukanku."

Cyyyitt

"Argh! Kenapa mencubit tanganku astaga!" Ringis Aditya sontak melepas pelukannya di pinggang Yokku.

"Terus aku harus menahanmu untuk tidak pergi, begitu? Karena aku akan merindukanmu yang pergi selama tiga hari saja? Ieuwh!"

"Ya ya ya. Kau memang tidak akan melakukannya. Kau lebih dingin dari yang ku kira. Cih." Aditya berjalan kesal dan duduk di kursi pantry setelah memprotes Yokku.

"Hei Tuan Muda Aditya, aku hanya bersikap profesional. Kau kan kerja untuk mencari nafkah, untuk membahagiakanku dan agar planing kita di masa depan terpenuhi. Kenapa aku harus menahanmu pergi?"

"Iyaa, kau memang isteriku yang paling cerdas."

"Yak! Memangnya kau punya isteri lain selain aku?"

"Aku tidak bilang begitu?" Kejut Aditya atas tuduhan Yokku yang tiba-tiba itu.

"Pernyataanmu bunyinya seakan mengarah kesana."

"Oh Tuhan! Baiklah, Yokkuci Stanley adalah istriku satu-satunya yang paling cerdas kepunyaan Tuan Muda Aditya."

"Good."

"Reward?"

Yokku menghampiri Aditya lalu mengecup pipi pria itu kilat.

"Yahh..... Cuman pipi?"

"Berhenti mengeluh Tuan Muda."

"Yaaaa~~~~"

__

Yokku mengantarkan Adit sampai depan rumah. Adit yang menolak untuk diantarkan ke bandara. Ia tidak mau suasana menjadi sedih. Karena ini pertama kali ia akan meninggalkan Yokku beberapa hari.

"Selama aku pergi, segera selesaikan skripsimu agar bisa kejar sidang bulan ini. Setelah itu kita pergi liburan."

"Tanpa kau suruh aku akan melakukannya."

"Iya aku tahu itu. Aku hanya basa-basi supaya kelihatan bentuk perhatianku padamu. Tapi sepertinya aku salah sasaran."

Yokku terkekeh lalu memeluk Aditya erat. Dia menyandarkan kepalanya di dada bidang suaminya itu beberapa saat. Aditya tersenyum dan membalasnya, ia membiarkan Yokku bersandar disana.

"Ini pertama kalinya kau meninggalkanku berhari-hari. Jaga kesehatanmu, jangan nakal disana, ingatlah terus aku." Pesan Yokku.

"Wow, apa benar ini Yokkuci isteriku?"

Boom

Yokku menonjok kecil perut Aditya.

"Iya sayangku, cintaku. Aku berharap bisa menyelesaikannya lebih cepat. Aku akan menghubungimu sesampainya disana. Kalau takut di rumah sendirian, menginaplah di rumah Mom dan Daddy mu."

"Hm."

Yokku melepaskan pelukannya lalu menatap Aditya dengan senyum lebar.
"Fighting, Papa."

"Siap jagoan, Papa! Jaga Mama baik-baik ya! Papa percaya padamu." Bisik Aditya di sisi perut Yokku sambil mengelusnya.

Ya, Yokku sedang hamil satu bulan. Dua hari lalu ia baru mengeceknya ke dokter.

Karena itu, ia bersemangat untuk segera merampungkan skripsinya agar saat usia kandungannya besar, dia bisa totalitas mengurusnya.

___

Halloooooo
Apa kabar pembaca setia cerita ini?
Adakah yang menunggu cerita ini update setelah bertahun-tahun hilang entah kemana? Hehe.
Makasih buat yang masih suka baca dan nunggu cerita ini up. Terharu banget :")

DC usahakan akan menamatkan cerita ini. Semoga kalian suka ya...

See yaaa ^^

Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang