Part 15

3K 152 11
                                    

Memang ya kalau sudah bersama-sama terus dengan orang tersayang, ketika berjauhan sebentar saja rasa hampa ada yang kurang.

Meskipun kalau bersama, ada saja konfliknya.

Yokku sudah membereskan rumah, menyirami tanaman, merapihkan isi kulkas, mencari kesibukan agar dia produktif dan terhindar dari rasa kesepian.

Baru sehari Adit meninggalkannya. Kangennya sudah seperti ditinggal berbulan - bulan.

Yang membuat Yokku kesal lagi, Adit belum bisa dihubungi. Padahal sudah jam 8 pagi.

Drtt drtt

Yokku menilik ponselnya di meja pantry. Adit meneleponnya.

"Ck baru bangun pasti." Ujarnya seraya bergerak untuk mengangkat.

"Hallo... "

"Pagi sayang."

"Baru bangun ya?"

"Nggak, aku sudah bangun sejak subuh siapin materi untuk bertemu klien nanti. Aktifkan mode video ya?" pintanya.

"Oke.. "

Terpampang muka suaminya yang kini masih berbaring di kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terpampang muka suaminya yang kini masih berbaring di kasur.

"Itu masih tiduran. Baru bangun kan?"

"Ya ampun, aku istirahat sebentar. Gak percayaan."

"Biasain kalo udah bangun itu jangan ambruk tidur lagi. Langsung mandi, pakai pakaian rapih, sarapan atau melakukan aktivitas biar gak ngantuk. Ish!"

"Iya sayang. Oke aku bangun nih... " Adit berjalan ke kursi di dekat jendela..

"Nih,  tadi aku cek kerjaan disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih, tadi aku cek kerjaan disini."

"Bosen."

"Kenapa? Bosen? Aku bosenin?"

"Bosen gak ada kamu. Rumah jadi sepi." keluh Yokku.

"Main sama Kashiya atau ke rumah Mommy. Atau mereka yang suruh main ke rumah."

"Maunya kamu."

"Ya udah sini, samperin aku."

"Beneran? Boleh?"

"Ya nggaklah."

Yokku mencebikkan bibirnya sebal. Padahal matanya sudah berbinar, dikira Adit sungguhan memintanya nyusul kesana.

"Kan deket. Naik pesawat paling dua jam doang."

"Heh, nanti aku gak jadi kerja."

"Lah kenapa?" balas Yokku dengan ekspresu sedihnya.

"Malah pacaran sama kamu," balasnya sambil terkekeh. Berbeda dengan Yokku yang sepertinya sedang tidak ingin bercanda.

"Ya profesional dong, Dit."

"Gak bisa kalau kamu disini."

"Kenapa sih?"

"Kenapa gimana, sayang?" Adit jadi bingung sendiri.

"Gak pernah serius."

"Loh aku serius tadi. Kalo kamu disini, aku gak akan tega ninggalin kamu sementara pekerjaan aku disini udah kayak kemacetan di Jakarta padatnya."

"Tau ah. Adit nyebelin."

"Janji deh, nanti pulang darisini kita liburan ya?"

"Kemana?"

"Maunya kemana?"

"Pantai."

"Okay."

"Beneran ya?"

"Iyaa sayang"

"Oke, kalo gitu semangat kerjanya. Cepetan pulang kalo udah beres disana. Gak usah kelamaan."

"Kamu jadi gemesin gini kalo aku tinggalin gini ya."

"Udah deh. Mandi sana, terus sarapan."

"Iya iya. Ya udah, tutup nih?"

"Heem."

"Morning kiss dulu."

Klik

Tanpa menuruti perintah Aditya, Yokku langsung mematikan video callnya secara sepihak. Makin lama nanti dia makin sedih.

___

Kangen Aditya Cung!!
Kangen Yokku, Cung!!
Yok banyakin vote dan komennya biar cepet update next partnya hihihihi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang