4# Pelindung

468 57 0
                                    

Namjoon pov

Sekarang aku berada di perpustakaan dengan beberapa buku yang menceritakan tentang sejarah.

"kau setiap hari kesini?"
Tanya Hoseok padaku

"iya"

"apa kau tidak bosan?"

"tidak, buku-buku ini sudah menjadi teman ku sejak aku pindah ke sini"

"aish dasar kutu buku"

Aku hanya tertawa mendengar ocehannya. Hoseok sangat lucu, akhirnya aku bisa merasakan memiliki teman setelah satu tahun lebih sendiri di sekolah ini.

Jam pulang sekolah berbunyi, aku lekas membersihkan semua buku dan alat tulis ku dan bersiap pulang.

"Kau yakin tidak mau bersamaku Namjoon?"

"tidak, terimakasih Hoseok"

"tidak masalah, katakan saja jika kau ingin pulang bersamaku, jangan malu-malu aku senang jika memang harus pulang bersamamu"

"haha kau terlalu baik"

"baiklah aku pulang dulu, sampai jumpa"

Aku melihat Hoseok yang sudah keluar dari kelas. Dengan langkah seperti biasanya aku pun keluar dari kelas setelah membersihkan papan tulis yang penuh dengan rumus saat pelajaran tadi.

"Kutu buku!"

Ah, sial suara itu lagi
Batinku.

Aku menoleh ke suara itu, ah Toni. Kenapa harus dia lagi? Tolong aku tuhan

"Apa lagi? Kau tidak bosan membuli ku terus hah?"

"bahkan kau tidak bosan di peringatkan"

"karna itu bukan kesalahan ku!"

"Kau berani menjawabku sekarang?"

"kenapa aku harus takut?"

"Aish, dasar anak ini"

Hoseok Pov

Setelah berpamitan pulang dengan Namjoon aku sudah berniat untuk lekas menuju gerbang. Tapi tiba-tiba perut sangat sakit.

"Aduh, kenapa harus sekarang? Aish, aku perlu ke kamar mandi untuk membuang hajatku"

Aku lekas berlari ke kamar mandi. Setelah kurang lebih 15 menit aku berjuang di kamar mandi. Akhirnya aku keluar dari sana dan bergegas pulang.

Namun,seketikan langkah ku terhenti dan lagi-lagi aku mendengar suara itu.

Bugh

"sudah ku katakan sadari posisimu"

Bugh

"kau tak pantas berteman dengannya Kim Namjoon"

Bugh

"Kau butuh berapa pukulan lagi hah? "

'Aish sudah aku muak dengan toni
Aku lekas berlari dan memeluk Namjoon

"Namjoon, kau tidak papa?"

"sa-sakit Hoseok-ah"

"Aish"

Aku benar-benar muak aku lekas menghadap Toni dan...

"apa yang kau lakukan?"

"aku hanya memperingatkannya agar tak mendekatimu"

"apa hak mu melarangnya mendekatiku?!"

"dia harus sadar dengan kedudukannya"

"cih, dasar rendahan, apa ini caranya berteman? Aku bahkan tak sudi berteman dengan mu! Dan ingat, aku murni ingin berteman dengannya jadi tidak ada hak mu untuk melarang ku ataupun melarangnya! Jadi menjauhlah

dari ku!"

Aku mendorongnya hingga ia terjatuh. Jika kalian bertanya kenapa aku tidak memukulnya? Aku tidak pernah diajarkan kekerasan dari kecil, cukup membungkam orang dengan kata-kata, itu sudah cukup menurutku.

"Namjoon ayo kita ke rumah sakit"

Aku lekas menuntun Namjoon untuk berjalan menuju mobil, dan langsung melesat menuju Rumah Sakit.

Setelah beberapa penanganan akhirnya Namjoon di perbolehkan pulang. Aku lekas mengantarnya menuju Rumahnya.

Sampai di rumah Namjoon aku langsung membawanya menuju kamarnya di temani bibi Kim
(ibu Namjoon)

"sebenarnya ada apa Namjoon-ah"

"sebenarnya begini bibi Kim, Namjoon... "

Namjoon mengenggam tanganku dan menggeleng.  Mengisyaratkan aku tidak boleh menceritakan hal itu.

"tenang saja, kau tidak boleh memendamnya sendiri Namjoon-ah" jawabku menenagkannya.

"bibi, selama ini Namjoon slalu mendapat perlakuan kasar dari temannya"

"begitukah? Kenapa kau tidak bercerita kepadaku Namjoon-ie"

"Namjoon tidak mau bibi terlalu memikirkannya"

"kau ingin pindah sekolah Namjoon? Kita pindah sekolah saja ya"

"tidak bibi, aku bisa menjaga Namjoon, percayalah Namjoon padaku, aku akan menjadi teman terbaiknya"

"iya ibu, aku sekarang punya Hoseok, ibu tidak perlu khawatir, aku bisa menjaga diri"

Jawabnya tersenyum padaku l

"Baiklah kalau begitu, ibu ambilkan teh hangat dulu untuk kalian"

"Terimakasih bibi"
Jawab Hoseok kepada bibi Kim yang telah berlalu di balik pintu.

"Hoseok, Terimakasih"

"tidak masalah Namjoon-ah, Hoseok akan menjagamu, percayakan pada Hoseok"

Jawabku membanggakan diri.

Namjoon Pov

Aku bahagia bertemu dengannya, sangat bahagia

thank you [END] || Friendship Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang