It's been a long time there is no upload of my story🥺😭
Tapi gak kerasa udah September aja🥺 Tapi semoga masih ada yang setia nungguin Soulmate update yaa🥰
Semoga kabar kalian juga baik semua🥰 Soulmate juga bakal update sesuai jadwal awal yaa🤗
Tapi untuk 3 awal chapter ini mungkin agak ngebosenin🥺 masih mode piyik soonwoo😭
So happy reading🥰✨
...
Terik matahari tidak menghalangi tekat anak kecil berwajah manis itu walau kini tubuhnya telah bersimbah keringat. Membuatnya sedikit mengelap peluh yang mulai menetes dari dahinya.
"Kamu gak capek main bola mulu?" teriaknya pada anak itu akhirnya, sudah tak tahan dengan rasa hausnya.
Anak laki-laki itu sendiri sedang menendang bola ke arah gawang buatannya, yang ia tandai dengan batu bata di kedua sisinya, ibaratkan gawang sungguhan, itu akhirnya menoleh yang sebelumnya mengabaikan teman sebayanya itu.
"Kamu ngapain masih disitu?" anak laki-laki itu memiringkan kepalanya heran.
Anak berwajah manis itu akhirnya berdiri, mengibaskan celana pendeknya dari debu yang menempel, karena ia asal duduk ditanah saja saat menunggu temannya.
"Aku nungguin kamu." ujarnya setelah berdiri dihadapan teman cowoknya itu.
"Kan aku udah bilang kamu pulang aja dulu, disini panas. Tuh!" anak itu menunjuk dahi temannya, "kamu keringetan, nanti kamu kena marah Papa kamu."
"Enggak kok," ucapnya sambil menggeleng, "aku baru mau pulang kalau Wonie juga pulang."
"Ya udah, aku ambil bola aku dulu ya?" belum sempat Soonyoung kecil menjawab Wonwoo telah pergi mengambil bolanya.
Membuat Soonyoung menunggunya sambil memainkan gelang ditangannya. Gelang yang di berikan oleh Papanya saat ia genap berusia lima tahun dua bulan yang lalu. Gelangnya lucu, bermotif karakter Pororo kesukaannya, dan Ayahnya mengatakan ia tidak boleh melepaskannya sampai ia mendapatkan gelang yang baru. Tapi tanpa di suruh pun Soonyoung tidak akan melepaskannya.
"Ya udah yuk pulang!" ajak Wonwoo setelah sampai disamping Soonyoung dengan kedua tangannya yang memeluk bola. Bola yang ukurannya tidak sebanding dengan tubuh kecilnya sendiri.
"Iya." Soonyoung mengangguk sambil berjalan bersisian disamping Wonwoo.
"Oh iya? Kenapa Youngie mau nungguin Wonie?" tanya Wonwoo sambil memiringkan kepalanya menghadap Soonyoung yang berada disampingnya.
Soonyoung kecil itu ikut memiringkan kepalanya untuk melihat wajah temannya itu, dengan senyum manis yang mengembang di wajahnya.
"Kan Youngie suka Wonie." senyum lebar menghiasi wajah Soonyoung yang berbingkai poni.
Wonwoo yang mendengarnya ikut tersenyum dan melepaskan salah satu tangannya untuk menggandeng tangan Soonyoung. "Aku juga, ayo jalan."
Soonyoung mengangguk dengan semangat, membalas genggaman tangan Wonwoo sama eratnya. Hembusan angin sore menerpa poninya, pipinya beberapa kali mengembung dengan iseng. "Wonie, apa nanti malam kamu datang ke rumah?"
Wonwoo menoleh, menatap Soonyoung yang masih menatap lurus ke depan. "Enggak, aku harus belajar."
Soonyoung mengangguk, tapi kemudian kembali menoleh. "Apa besok pagi kita bisa main bareng lagi?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
FantasiSoulmate berarti belahan Jiwa. Di umur 5 tahun Wonwoo akan berharap Soonyoung menjadi belahan jiwanya ketika dewasa. Berharap ada benang merah yang saling tertaut di jari kelingking mereka.