Selamat Minggu🥰
Happy reading 🥰
...
Setelah melewati terik matahari yang menyengat kulitnya di siang hari. Soonyoung akhirnya telah tiba di sebuah perusahan IT sesuai alamat yang di berikan padanya. Ia melirik sekitarnya dengan gugup, merasa lusuh di lingkungan sekitarnya yang tampak lebih berkelas. Dengan menarik napas dan menghembuskannya perlahan, Soonyoung kembali melangkah.
Seperti anak itik Soonyoung di giring ke ruangan dimana sang CEO berada. Ini cukup aneh, terlebih ketika resepsionis mengatakan ia sudah menunggunya datang. Soonyoung berpikir ia hanya akan mengantarkan bunga dan menitipkannya pada resepsionis, bukan justru di ajak untuk menemui sang CEO secara langsung untuk memberikan sebuket Baby's Breath dan setangkai Rose di ruangan bos-nya Hao.
Beberapa kali ia harus menundukkan kepalanya ketika beberapa orang berpapasan dengannya memandang aneh pada dirinya. Seorang omega dengan celana jeans pudar di padukan hoodie berwarna soft pink berkeliaran di perusahaan besar.
Ketika lift berdenting, menandakan mereka sudah sampai dilantai yang mereka tuju, rasa gugup Soonyoung dua kali lipat lebih terasa. Resepsionis mengatakan sesuatu pada sekertaris di luar ruangan bahwa seseorang yang telah di tunggu telah datang. Membuat alis Soonyoung bertaut bingung, saat sekertaris itu menatapnya dengan pandangan menilai sebelum mengulas senyum untuknya.
Dari perkenalan singkatnya sekertaris muda itu bernama Kim Doyoung yang merupakan seorang beta. Ia mengatakan bahwa Soonyoung sudah di tunggu sejak pagi untuk mengantar bunga. Jadi setelah di dorong masuk ke dalam ruangan, Doyoung hanya mengulas senyum yang hampir menyeringai.
Soonyoung menatap buket bunga ditangannya dengan gugup. Tidak berani menegakan kepalanya untuk menatap seseorang yang tengah duduk dengan kursi menghadap jendela. Ruangan itu luas, dan Soonyoung merasa sangat kecil di dalamnya. Ketika hening cukup lama, tanpa ada yang mulai memecahkannya, Soonyoung memberanikan diri mendongak. Detik selanjutnya, ia merasa telah di paku di tempatnya, ketika tanpa sadar pandangan keduanya bertemu pada satu titik.
Dalam bayangan Soonyoung CEO adalah seorang lelaki tua, mungkin bertubuh tambun dan botak. Bukan seseorang yang masih sangat muda dan tampan. Bahkan sorot mata yang tajam, membuat sekujur tubuhnya merinding tanpa kendali. Sorot mata yang membuatnya jatuh tenggelam sampai ke dasar, tanpa alasan Soonyoung bisa merasakan rindu tak berujung saat sorot mata itu tampak teduh dengan seulas senyum tipis di bibirnya.
Waktu berhenti, dan kepala Soonyoung malfungsi, dengung telinganya membuatnya tuli.
Tanpa sapaan, tanpa kata orang itu berdiri dari kursinya, berjalan dengan derap pasti ke arah Soonyoung, pandangan matanya masih lurus tanpa mencoba mengalihkan ke objek lain. Dan saat jarak keduanya hanya selangkah, orang itu berhenti, matanya meredup seiring bibirnya bergetar saat berucap. "Soonyoung.."
Bagaikan melodi rindu yang menggetarkan hasratnya, suara berat itu tampak bergetar parau, seolah tengah menahan tangis haru. "Apa kamu mengingatku?"
Dalam ingatan Soonyoung yang lumpuh, ia berani bersumpah selama hidupnya tidak pernah mengenal seseorang dengan ketampanan yang di miliki dewa romawi. Tidak satupun, di antara lingkup pertemanannya yang sempit.
"Aku Wonwoo, Jeon Wonwoo.." mata dengan sudut tegas itu tampak berlinang, "aku Wonie—mu.."
Semua oksigen terenggut dari paru-parunya, kaki Soonyoung tidak lagi mampu menopang tubuhnya sendiri. Ia ambruk, jatuh terduduk, tangannya terkulai, buket bunga di tangannya meluncur dari genggamannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
FantasySoulmate berarti belahan Jiwa. Di umur 5 tahun Wonwoo akan berharap Soonyoung menjadi belahan jiwanya ketika dewasa. Berharap ada benang merah yang saling tertaut di jari kelingking mereka.