Selamat Minggu🥰
Agak telat dari jam biasanya, maaf yaa😬
So Happy Reading🥰
...
"Ayo kita mulai bersama.."
Kata-kata itu terus terngiang dalam kepalanya, bagaimana terdengar mudah dan meyakinkannya. Tapi Soonyoung tahu itu tidak akan semudah saat bibir berucap. Tapi jika saja Soonyoung tidak mencoba untuk mulai melangkah, tidak akan ada yang berubah di antara keduanya. Soonyoung memang merasa kesal, dan sakit ketika Wonwoo pergi tanpa memberinya sebuah kepastian. Tapi saat kini Wonwoo datang dan mengulurkan tangannya agar mereka melangkah bersama, kenapa justru hati Soonyoung merasa takut dan ragu, bahkan saat Wonwoo akan menjadi tameng pertamanya saat ada kesulitan yang menghadangnya.
Soonyoung tidak meragukan Wonwoo, ia hanya meragukan dirinya sendiri. Pantaskah ia bersanding dengan Wonwoo? Alpha yang memiliki segalanya. Dan Soonyoung bukanlah siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa untuk di banggakan sebagai seorang Omega. Ia hanya omega lemah yang lusuh tanpa keterampilan. Bahkan membayangkan ia dan Wonwoo berdiri berdampingan rasanya saja sudah tidak pantas. Bagaimana nanti jika banyak orang yang menghujatnya, dan bagaimana jika banyak orang mencemooh pilihan Wonwoo untuk bersamanya. Bagaimana jika banyak hal buruk yang terjadi, bagaimana—
"Soonyoung.." satu jentikan di kepalanya membuat Soonyoung mengerjap, "apa yang kepala kecilmu pikirkan?"
Soonyoung memundurkan kepalanya saat wajah keduanya begitu dekat, dan tidak baik untuk kerja jantungnya. "Bu—bukan apa-apa.." ia tergagap pelan, membuat Wonwoo merapikan poninya yang tersibak karena jari jahilnya sendiri.
"Tapi kamu tidak mendengarkanku.."
Wonwoo mencoba menarik senyum tipis di bibirnya, padahal hatinya sedang bergemuruh menantikan jawaban Soonyoung. Takut jawabannya tidak sesuai ekspektasinya selama ini. Ia sangat berharap Soonyoung melangkah bersamanya dan saling bergandengan tangan untuk berjalan bersama menghadapi segala hal yang menanti mereka selama perjalanan. Wonwoo tidak ingin berjalan sendiri, tidak jika Soonyoung menolaknya.
"Aku tahu, aku banyak melakukan kesalahan, tapi aku mohon beri aku satu kali kesempatan lagi untuk menebus segalanya.."
Wonwoo bukanlah Alpha yang suka memohon, ia selalu membuat segala keputusan atas kehendaknya tanpa meminta persetujuan siapa pun, tapi lain halnya untuk Soonyoung, dia adalah pengecualian dalam hidupnya. Soonyoung adalah pusat kehidupannya, ia adalah sumber segalanya bagi Wonwoo. Ia akan melakukan apapun agar Soonyoung bersamanya tidak peduli seberapa besar rintangan yang harus ia lewati, tidak peduli luka yang akan di terimanya nanti, Soonyoung adalah sesuatu yang patut untuk di perjuangkan.
"Aku tahu, banyak kebingungan bagimu Soonyoung, tapi aku janji akan memberi kejelasan yang bahkan belum kamu pahami.." Wonwoo menggenggam tangan Sooyoung, "aku tahu saat kamu memilih melangkah bersamaku, ada banyak hal yang menanti kita di masa depan, mungkin saja banyak hal buruk dan menyakitkan disana," Wonwoo meremas tangan Sooyoung, "tapi aku janji akan selalu ada untukmu, aku akan melindungimu Sooyoung.."
Wonwoo menghirup napas dalam-dalam. "Mungkin aku bukanlah Alpha sempurna, tapi aku tahu dengan adanya kamu di sisiku akan menyempurnakanku.." Wonwoo mengusap punggung tangan Sooyoung perlahan, "aku masih belum bisa mengontrol diri, aku tahu kamu takut pada jiwa serigalaku ini, aku tahu apa yang kamu takutkan dan meragukanku, tapi Soonyoung.." Wonwoo mendongak, menatap Soonyoung dengan mata teduhnya, "tolong beri aku satu kesempatan lagi, aku akan belajar banyak hal bersamamu.."
Soonyoung balas menatap Wonwoo dengan mata buramnya, matanya terasa panas akan air mata yang menggenang di pelupuk matanya, ia tidak pernah merasa di inginkan, ia tidak pernah merasa begitu di pedulikan. "Wonwoo tapi aku—" Soonyoung tercekat, satu tetes air matanya lolos, "aku bukan omega yang sempurna.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate
FantasySoulmate berarti belahan Jiwa. Di umur 5 tahun Wonwoo akan berharap Soonyoung menjadi belahan jiwanya ketika dewasa. Berharap ada benang merah yang saling tertaut di jari kelingking mereka.