7. When everything feels wrong

695 103 7
                                    

Selamat Minggu Malam🥰 ehehe bisa up ternyata hari ini🥳 Oiya Hbd buat Uri Cheonsa🥰




Happy reading🥰



...

Setelah mendapatkan istirahat yang cukup Soonyoung beranjak dari tidurnya dan menemukan Jihoon di dapurnya dengan laptop di atas meja. "Kamu masih disini."

Jihoon mendongak, menghentikan aktivitas merevisi untuk menatap Soonyoung dengan wajah yang sedikit pucat. "Diam, duduk dan minum obatmu."

Soonyoung cemberut saat menarik kursi dan mendapati obat-obatan di atas meja. "Maaf.." ucapnya pelan.

Jihoon mendengus pelan mendengarnya. "Apa?"

Soonyoung mendongak, bibirnya mencebik. "Maaf aku merepotkanmu lagi."

Jihoon memutar bola matanya bosan. "Ah, benarkah?" ia mendengus pelan, "aku tidak berpikir kamu menyesal."

Soonyoung menegak obatnya sejenak sebelum kembali menatap Jihoon. "Ayolah Jihoon jangan marah."

Jihoon menutup laptopnya setelah menyimpan datanya. "Aku tidak, kenapa kamu berpikir aku marah?"

Soonyoung cemberut. "Wajahmu mengatakan segalanya."

Jihoon mendesah pelan, sebelum menopang dagunya. "Soonyoung, kamu tahu tadi itu berbahaya."

Soonyoung mengangguk pelan, menggenggam erat gelas kacanya. "Tapi aku tidak tahu itu Wonwoo."

Alis Jihoon terangkat. "Lalu bagaimana kamu sampai bisa kesana?"

Soonyoung menggigit bibirnya. "Aku hanya di minta untuk mengantarkan bunga, aku benar-benar tidak tahu, kalau itu Wonwoo."

"Apa kalian membicarakan sesuatu?"

Soonyoung mengangguk sebagai jawaban, tidak ada niatan untuk membohongi Jihoon. "Kami bicara banyak hal, aku sekarang tahu alasan kenapa dia tidak pernah menemuiku."

Jihoon bersandar pada kursi kayu dengan tangan bersedekap. "Apa kamu masih marah padanya?"

Soonyoung menggeleng ragu. "Aku bahkan tidak yakin pernah marah padanya."

Jihoon mengangguk. "Aku tahu, kamu tidak bisa benar-benar marah padanya, kamu terlalu menyukainya sepanjang waktu."

Soonyoung bungkam tidak mencoba membalas, membuat Jihoon menghela napasnya. "Tapi kamu tahu, yang dia lakukan tadi itu berbahaya Soonyoung.." Jihoon menggeleng pelan, "aku sudah pernah mengatakan ini sebelumnya, Wonwoo itu Alpha darah murni, kamu tahu dia sangat berbahaya untukmu.."

"Tidak," Jihoon meralat kalimatanya, "berbahaya jika dia masih belum  bisa mengendalikan jiwa serigalanya," Jihoon menatap Soonyoung penuh pertimbangan, "apa tadi Wonwoo lepas kendali?"

Soonyoung melarikan pandangannya, ia mengangguk pelan. "Y-ya."

Jihoon menghembuskan napasnya perlahan. "Aku tahu, ini semua adalah urusan pribadimu, semua keputusan ada di tanganmu, tapi Soonyoung.." Jihoon menatap Soonyoung sekali lagi, "akan sangat berbahaya jika kamu ada di sekitarnya saat dia masih belum bisa mengendalikan jiwanya."

Soonyoung diam, ia tidak menjawab, atau lebih tepatnya dia ragu. Dalam lubuk hatinya Soonyoung takut, pada jiwa yang ada di dalam sudut tergelap Wonwoo sebagai seorang Alpha. Tapi Soonyoung bisa melihat mata merah Wonwoo yang penuh derita dan tatapan yang sulit di mengertinya dalam kecepatan waktu sebelum seseorang yang bernama Junhui melempar Wonwoo menjauh darinya.

SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang