Buku tebal sekisar tiga ratus lembar di suguhkan di depanku.Bukan saja aku tetapi semua siswa dan siswi kelasku.Tugas menanti dan banyak murid mengaduh.Berisik sekali.Banyak yang berkata 'kutukan' atau 'hukuman'.Aku sempat bertanya padaku sendiri mengenai hal itu 'tugas adalah ajang uji coba sebuah kemampuan,tetapi mengapa orang bilang ini kutukan atau hukuman?'. Dari mana usulnya? Sudahlah aku tidak mau tau lagi,lebih baik aku mengerjakannya sendiri.
Sepuluh menit berlalu.Waktu itu aku mengerjakan tugas yang ku dapat hingga kelasku mendadak hening.Aku suka itu kenapa tidak sedari tadi saja.Anehnya hening tadi mendadak menjadi sebuah bisikan-bisikan kecil.
Aku tidak ikut menggubris.Aku hanya sayu-sayu ikut mendengarkan apa yang mereka diskusikan. Ternyata tak lain yang di bicarakan adalah aku.
Sekarang satu kelasku sudah tau mengenai ceritaku.Jangan tanyakan bagaimana caranya.Kehidupan saat ini sudahlah canggih,banyak yang mencari kesempatan hanya untuk mendapat secuil informasi.Banyak anak murid di kelasku mencari tau tentang kehidupanku.Aku tau,aku bukanlah orang yang pandai bergaul.Aku hanya memiliki satu teman di sekolah ini.Nanti akan ku ceritakan orangnya.
Aku muak dengan bisikan mereka.Ku rapikan alat tulis dan ku masukkan semua benda milikku ke dalam tasku. Aku keluar.Tak lupa mencari wali kelas untuk meminta ijin pulang.Ku katakan bahwa aku sakit dan mudahnya guru itu memberi ijin.
Kau ingin tau alasanku?aku tak suka hal privasiku di bincangkan oleh orang lain.Terutama di sebar luaskan.Hey itu semua bukan hak kalian.Mengikuti urusan orang lain.Mungkin ada yang mau tetapi tidak semua orang. Semua orang berbeda. Bisakah di mengerti?
Setelah aku keluar dari area zona sekolah,aku hanya berjalan.Memang sekarang menunjukkan satu jam sebelum waktu pulang sekolah,terhitung tidak terlalu lama aku membolos. Pikiranku seketika mendapat ide kemana aku akan pergi.Tempat favoritku setiap hari.
Kupercepat langkahku untuk menuju tempat itu.Hingga akhirnya aku sampai di tempat ini lagi.
Danau yang terbentang luas di depanku.Dengan rumput basah yang membentang di sekitar danau hijau ini.Burung-burung mulai terbang kembali kesarangnya.Ya sekarang aku berada di sebuah taman yang di suguhi danau luas berwarna hijau.Entahlah mungkin di dasar air terdapat ganggang atau mungkin dahan pohon yang melumut di sana.Aku tidak tahu pastinya.
Aku sering kesini,tepatnya memang setiap hari aku kesini.Hanya untuk sekedar merenung atau duduk terdiam saja.Bagiku itu sangat menyenangkan. Tempat ini sunyi,senyap,hening sekali.Jangan berfikir aku ini hantu ya.Aku memang senang sendiri bukan berarti juga aku mempunyai kelainan lain.Tidak.Jujur saja aku introvert.Tak suka kebisingan.Lebih baik sendiri.
Angin berhembus menerpa wajahku.Membuat helai rambutku terbang kebelakang.Angin yang menyapa membuatku terpaku.Aku suka angin,ia membuatku mau berimajinasi.Seolah ia lah semangatku untuk berlari maju ke masa yang datang.Sering aku memikirkan apa yang terjadi padaku kedepannya.Tak ada yang menyenangkan dengan hidupku.Jika kau tau mungkin kau juga tidak suka.
Detik selanjutnya aku memejamkan mata.Menarik nafas dalam.Sungguh ini menyenangkan.Ya sendiri dalam sepi itu menyenangkan.
"Kak Kinan!" Sapa seorang anak kecil.Oh aku lupa memberi tau siapa namaku.Kinan adalah namaku,mungkin tak perlu ku beri tau lengkapnya.Kelak nanti kau akan tau sendiri.Aku menoleh pada anak kecil itu.Ia sangat periang,lihatlah sekarang ia sedang melambai-lambaikan tangan munggilnya padaku.Aku tersenyum dan ia berlari menghampiriku.
"Kakak sedari tadi disini?Tidak ingin pulang?" Gadis kecil ini sekarang duduk di sebelahku.Memandangku penuh tanda tanya.Dia bukan adikku hanya temanku.Senang aku memiliki teman seperti dia.Kisah kita hampir sama.Itu yang membuatku senang dengannya.
"Aku menunggumu" Balasku dengan senyum manis.Ku belai rambutnya pelan.Sangat manis dirinya.Aku berdiri mengengam tangannya dan berjalan untuk mengantarnya pulang.Tetapi ia tidak mau.Ia merenggek padaku sekarang,katanya ia tak ingin segera pulang.Aku menurutinya saja.
"Apa mimpi kakak?"tanyanya padaku.Aku menengok padanya.Bukan tidak paham dengan pertanyaannya tetapi kenapa bertanya seperti itu?Tumben sekali anak kecil ini.
"Jawab!aku hanya ingin tau tidak lebih."
"Kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Sudah ku bilang hanya bertanya.Jawablah atau aku merajuk padamu" Anak kecil ini terkadang membuatku gemas.Sekarang dia mengerucutkan bibir dan melipat kedua tangannya.Membuatku gemas saja.Sudahlah lebih baik aku jawab.Tidak baik membuat anak orang marah.Benar bukan?
"Bukankah kau tau?mimpiku hanyalah membuat hidupku kembali seperti dulu" Ya itu mimpiku sekarang ini.Jangan langsung kau simpulkan akhirnya ya.Aku tidak suka.
Gadis kecil ini tersenyum.Puas dengan jawabanku.Aku senang melihatnya tersenyum.Itu membuatku bahagia.Tidak ada yang melarang jika membuat anak orang bahagia bukan?
Dia menarikku untuk mengajakku mengantarnya pulang.Mengajakku berlari-lari riang.Katanya 'jangan terlalu suka merenung kau jelek' aku hanya tertawa hambar.Bukankah aku memang sudah jelek ya.
Lelah ku berlari bersamanya.Kini kami berjalan santai.Rumah kami memang bersebrang.Sedangkan taman danau tadi tidak terlalu jauh.Tanpa berkendara saja sudah sangat nikmat rasanya.
Setengah jalan lagi maka aku dan gadis kecil ini sampai ke rumah.Tetapi melihat seorang bapak-bapak berjualan ice cream membuat iman kami goyah.Gadis itu berlari menuju bapak penjual ice cream.Ia memesan dan berkata padaku 'kau mau?aku akan mentraktirmu' katanya dengan tawa menggelegar. Memang hanya anak ini yang bisa membuatku tertawa dan juga membuatku lupa akan hal yang terjadi tadi di sekolah.
Aku menolak traktiran gadis ini. Merasa tidak pantas saja. Seorang yang jauh lebih tua darinya malah menjadi orang yang di traktir. Sungguh aneh. Dia memesan dua cup ice cream mini dan langsung saja ku bayar. Jika tidak kau pasti tau siapa yang akan membayar bukan? Setelah membayar ice cream tadi kami kembali berjalan pulang tak lupa berterima kasih terlebih dahulu kepada sang penjual.
Setengah perjalanan sudah kami tempuh. Tentu tidak dengan keheningan. Gadis kecil ini selalu saja menceritakan hal yang ia suka.
Gadis kecil periang ini namanya Intan.Aku lupa memberi tau lagi ya.Maafkan aku.Akan ku beritahu bagaimana ciri-cirinya.Dia ini gadis kecil yang sekolah di bangku SD. Ia sangat periang. Cantik dan manis. Berkulit putih,rambut sebahu dan poni yang menutupi jidatnya. Sudah ya itu saja ciri-cirinya. Aku tidak bisa mendefinisikan secara detailnya.
Kami memang berteman karna rumah saja bersebrangan bagaimana aku tidak kenal. Dan oh iya sifatnya hampir mirip sepertiku. Ia tidak memiliki teman juga. Sulit untuk berteman katanya. Sekarang kami sudah masuk di area komplek kami. Hingga akhirnya telah sampai di depan rumah masing-masing.Ia berpamit padaku untuk segera masuk.
"Kakak!jangan lupa tetaplah tersenyum ya!" Katanya sebelum masuk ke dalam rumah. Aku tersenyum. Lalu kujawab.
"Kenapa?" Sekarang tampang bodoh yang ku perlihatkan. Hanya untuk menggodanya saja.
"Kau ini sungguh jelek!wlek!" Balasnya dengan menjulurkan lidahnya. Ais anak ini memang membuatku gemas. Setelah itu ia masuk ke dalam rumah meninggalkan aku yang masih terpatung di tengah jalan.
Lima detik berlalu setelah aku memandang pintu rumah Intan.Baru beberapa detik saja rasanya sudah sepi lagi. Membuatku ingat akan kejadian tadi. Ku hilangkan ingatan itu segera dan ku ingat kembali perkataan gadis kecil itu. Tetaplah tersenyum.
Aku berbalik. Berjalan sampai depan pintu rumahku. Ku tatap pintu itu. Setelah masuk maka rasanya mungkin akan berubah lagi. Sudahlah aku akan segera masuk dan berlari menuju kamarku sendiri. Kukumpulkan niatku itu dan segera kulaksanakan. Tidak ada yang terjadi setelah aku masuk kamar. Tidak pantas aku terlalu lama memikirkan hal itu. Yang harus selalu aku ingat ialah perkataan Intan. Sungguh kau adalah garis warna dalam hidupku. Semoga saja selalu seperti itu sampai kudapatkan cahaya terang yang menjadi alasanku tetap bertahan.
TBC
Jika ada kesalahan beri tau agar segera di benarkan.
Bintang kiri untuk vote ya
Thanks !!!
See you next part!
KAMU SEDANG MEMBACA
TEMAN HUJAN
Roman pour Adolescents[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Kau tau bagaimana cara menenangkan hati?ku beri satu saran untukmu berdirilah di bawah air hujan. Jangan terlalu cepat,maksutku tidak terlalu lama juga,hanya rasakan saja bagaimana hujan bercerita tentang dirinya mungkin le...