..
.
Setumpuk kertas berhambur, sosok gadis bermanik permata terlihat kewalahan dengan lembaran putih bercetak tulisan yang terbang di sekitar meja nya.
Kamar putih berhiaskan wallpaper bunga azhaela mengitar di sepanjang temboknya, langkah gadis itu berderap cepat mengumpul kan lembaran yang bercecer di lantai.
"Huaa!! Berantakan!!"
Gadis itu kadang bergumam mengutuki diri sendiri tiap kali ada yang salah dengan pekerjaan nya.
Namanya Athanasia, gadis kelahiran Osaka ini punya royality berupa bakat menulisnya di majalah dan penerbit internasional, memenangkan juara dunia novel sejak SMP kelas satu, ibunya Diana, lulusan bagian seni tari Jepang di Tokyo tahun 19-an, ayahnya direktur utama perusahaan asuransi terbesar di Jepang,
Hidupnya tergolong biasa biasa saja sebagai orang kaya, hobinya yang mengurung di kamar membuatnya makin cocok saja bergelud dengan ketikan laptop dan ranjang empuk di kamarnya,
Ayahnya tak banyak menuntut tentang sekolah SMA nya, asalkan bisa lulus dengan nilai diatas rata rata sudah cukup untuk mengambil kuliah sastra Jepang dan berkerja santai di rumah sebagai seorang penulis.
Kriet--
"Oi, putri jelek, apa kau lup-, astaga apa apaan kamarmu ini?!"
Suara berat itu menyela kelelahan Athanasia, gadis itu benar-benar terinstrupsi dengan suara teman nya yang suka keluar masuk bebas lewat pintunya ini,
Rasanya lelah, ditambah suara ini masuk ke telinganya, ia harap ini mimpi, atau ketika bangun ia harus melempar makanan ke meja ayahnya.Gadis itu spontan mengangkat tubuh tegak, menatap siapa yang kali ini masuk dengan santai ke kamarnya.
Lucas.
"Kenapa kau belum mati?"
Benar, beberapa hari lalu Lucas memanggil Athanasia lewat chat seolah panggilan itu penting, namun beberapa alasan membuatnya kesal dengan jawaban yang Lucas berikan ketika Athanasia merespon.
"Kau ingin aku mati? Ya ampun, aku sakit hati."
Lucas memegang dada kirinya seolah ia benar-benar sakit hati, langkah nya menyapa masuk ke kamar Athanasia, dan berakhir di ranjang tebal sebagai tempat nya berbaring.
Tak peduli dengan tingkah tuman nya itu Athanasia lebih memilih memunguti kertas yang berserakan, padahal barusan ia ingin membuka jendela, tau nya malah Angin masuk dan menerpa kertas di meja kerja nya, mana pas lagi di depan jendela.
"Apa kau ganti profesi?"
Tanya Lucas membuka obrolan, Athy menoleh heran, sejak kapan?
"Kok?"
"Tuh, jadi pemeran nenek di sinetron, hahaha!!! Hahaha!!!"
Maksudnya ia mengejek pose merunduk Athy yang memungut kertas.
Gadis itu menggerang kesal, bagaimana tidak, sudah datang main nyelonong, salam enggak, ketuk enggak, mancing kesal lagi, kemana sih ia membuang adabnya."Athanasia,"
Panggil Lucas dengan nada serius, tidak, ia benar-benar serius, jarang sekali ia memanggil teman nya ini dengan nama lengkap dan nada berat nya seperti ini.
Athy menoleh ragu ragu, menunggu jawaban dari Lucas yang berbaring dengan punggung tangan yang menutup matanya, gadis itu menggenggam kertas bertumpuk di tangannya, membiarkan angin dari jendela menerpa Surai pirang bak malaikatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TANPA JUDUL -who made me a princess-
Romance"Lucas, jodoh itu ditangan Tuhan kan?" Lucas terdiam, menatap manik gadis itu untuk sejenak. "Itu kalo orang, kalau aku, jodohku, aku yang tentukan." . . . Cr sampoel : Hmy71_ (on Twitter) Update ? Jangan tanya. Aku tak serajin mastahauthor sebelah