11- fell

783 87 22
                                    

.

.

.

Hening.

Masih dengan Lucas yang menyandera bibir Athanasia tanpa pergerakan, dan Athanasia yang terpaku hilang akal karena pria di bawahnya.
Iris permata nya membeku tak bergeming, apa yang terjadi ia tak bisa menyimpulkan, segalanya terasa seperti kumpulan huruf berantakan dalam satu paragraf tak tersusun.

Ia kehilangan akal.

Ini tak seperti ketika ia menempel padanya bukan, hanya karena mereka sedang dalam zona palsu bukan berarti Lucas boleh merebut ciuman pertamanya darinya.
Athanasia mencibir dalam hati, berusaha kasar menarik miliknya menjauh dari Lucas, tangannya bertumpu pada dada Lucas dan berusaha bangun, tak ada lagi alasan mengapa ia harus tinggal menetap, wajahnya tak karuan merah untuk seorang manusia yang sedang tersipu malu.

Namun ekspetasi tak selalu mengikuti kenyataan, Lucas mencengkram erat pergelangan tangan Athanasia, menariknya hingga ia tak lagi sempat berusaha bangun dari tempatnya, gadis itu rubuh kembali dalam pelukannya.

"Nah, begini saja,"

Katanya santai mengeratkan dekapannya, ada beberapa alasan mengapa ia bisa tenang di dekat gadis ini, mungkin salah satunya karena ia menciumnya barusan, tadi itu agak singkat jadi ia akan mencobanya lebih lama lagi lain kali.

Sedang hal lain terjadi pada Athanasia selagi pria itu memikirkan betapa kecil dan manisnya gadis didekapannya, otaknya tercerai berai memupuk beberapa kekacauan, ingin rasanya ia menangis saat ini juga, separuh tubuhnya menolak apa yang diperintahkan nya, sedang separuh lagi berjalan maju mengikuti apa yang Lucas inginkan.

Apa yang terjadi?

Mungkin itu yang berusaha Athanasia pikirkan sejak tadi, luput dari penjelasan gadis itu tak berhenti berdetak kencang, tentang suara ini, hanya ia dan Lucas yang bisa merasakan, pria itu benar-benar serius kali ini, apa maksudnya ia menyimpan rasanya pada Athanasia selama ini.

Rasanya mustahil tapi hanya karena kedekatan ini tak mungkin mereka tak menyimpan rasa, paling tidak salah satu, tentu saja pasti salah satu.

"Lucas,"

Suaranya bergetar, ia jamin ia tak akan bisa melihat wajahnya untuk saat ini, Athanasia memanggil Lucas tanpa gerakan.

"Hm.."

"Biarkan aku turun, aku harus-"

"Tak akan."

Lucas mengintrupsi, hanya kali ini saja ia ingin memonopoli Athanasia dengan alasan yang jelas, tak lagi peduli dengan hubungan palsu atau tunangan sialannya apalah itu, ia bahkan tak keberatan dibenci sekali pun dengan gadis ini, dengan kepercayaan diri nya ia punya keyakinan bisa membalikkan kenyataan sesuai keinginan nya.

"Tapi, Lucas!"

"Kau pikir aku mau kau pergi ke tempat bocah tengik itu?"

Athanasia tersentak, semua ini karena ulang tahun Izekiel, ia tau itu, jika Lucas memang menyukainya ia punya alasan mengapa ia tak ingin Athanasia pergi ke tempat nya, pria itu mungkin banyak memendam tumbukan dilema selama Athanasia benar-benar dekat dengannya, normalnya orang menderita, tapi Lucas sepertinya sedikit muak.

Athanasia membuka bibir mencoba bicara baik-baik tentang apa yang terjadi hari ini,

"Lucas, hari ini kau-"

"Aku cemburu kau tau,"

Selanya tegas, suara nya mulai memberat lagi dengan dekapan hangatnya yang makin mengerat pada Athanasia, gadis itu berusaha tak menghiraukan namun segalanya mendidih di ubun-ubun nya, dari padangan Lucas terlihat jelas telinga gadis itu memerah tak karuan.

TANPA JUDUL  -who made me a princess-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang