..
.
Hari itu, rasanya dunia begitu sempurna, sesuatu datang sebagai anugerah, bahkan jarang sekali, pagi pagi buta ibunya mengajak pergi ke kuil Shinto buat berdoa kemakmuran dan kebahagiaan keluarga nya.
Matahari pun bangun dengan tawa keberkahan di mata berliannya, merekah bagai sakura yang mengembalikan kehidupan para arwah di surga, andai dunia bisa melihat dengan jelas lagi, di sela suara lonceng kuil, sepasang tangan bertaut menempel bibir, berdoa dengan senyum kecil menyebut nama kekasih nya.
Hari itu,
Athanasia Alger, akan dijodohkan dengan Izekiel Alphaelus.
.
.
TEARS
.
.
"Nona muda, anda bahagia sekali ya?"
Sesosok wanita dengan Surai coklat di Gelung menyisir rambut pirang nya, memberikan kelembutan di setiap belaian kasih nya.
"Ehehe, Lily belum tau ya? Hari ini, aku akan ketemu jodohku!"
Mengembang senyum atas kebahagiaan nya, sebenarnya apa sih yang di harapkan nya? Ia tertawa dengan pelayan sekaligus pengasuh pribadi nya, berbicara seolah ini hal terindah yang ia miliki sepanjang hidupnya.
Lily menghentikan tangan seketika, senyum lembutnya pudar di telan rekah tawa Athanasia.
Sedetik kemudian ia kembali dengan suara lembut dan lengkungan bibir manisnya.
"Ah, saya mengerti."
Athanasia terkekeh menggoyang goyangkan kaki menatap cermin, pantulan wajahnya terlihat jelas, kalau di lihat tanpa mata birunya ia benar-benar jiplakan ibunya.
Kalau di pikir pikir lagi, suara Lily barusan, bukan suara yang ia ingin dengarkan, harusnya hari ini ia memeluk Athanasia, mengucapkan selamat serta doa seperti yang di lakukan ibunya di kuil tadi pagi.
Sejak pagi juga ayahnya tak berbicara mengenai perjodohan hari ini, kemarin, pria itu hanya mengatakan akan bertemu keluarga Alphaelus pagi ini dan diskusi tentang perjodohan anak mereka.
Lucas bahkan tak datang sejak dua hari yang lalu, biasanya juga kakinya bebas keluar masuk kamarnya, memanggil para pelayan dan menyuruh mereka seenaknya.
Diana juga menyukai pria itu, jadi apa boleh buat, ibunya terlihat senang dan memaksa Lucas ke kamar Athanasia tiap kali mereka bertemu.
"Lily,"
Panggil Athanasia memecah hening.
"Ya?"
"Kenapa di perjodohan ini aku tak memakai yukata saja?"
Athanasia menatap Lily lewat cermin, membuat wanita muda itu terkekeh dengan suara lirih.
"Yukata biasanya digunakan orang menikah pada zaman ini, itu pun jarang, nona sendiri kemungkinan akan memakai dress gaun seperti yang orang Amerika gunakan."
"Hm.. Lily, aku ingin pakai yukata, orang modern membosankan."
Gadis itu melipat tangan di dada, Lily kembali terkekeh.
"Apa nona pernah datang ke festival musim panas?"
"Pernah! Gadis gadis biasanya akan memakai yukata yang ayah atau kekasih mereka berikan! Aku dulu pakai yang ayah belikan!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TANPA JUDUL -who made me a princess-
Romansa"Lucas, jodoh itu ditangan Tuhan kan?" Lucas terdiam, menatap manik gadis itu untuk sejenak. "Itu kalo orang, kalau aku, jodohku, aku yang tentukan." . . . Cr sampoel : Hmy71_ (on Twitter) Update ? Jangan tanya. Aku tak serajin mastahauthor sebelah