"Zafar!" Zafar keluar dari kamarnya dengan terburu-buru ketika mendengar teriakan Rani dari bawah."Ada apa, Kak?"
Rani yang sedang memegang telepon rumah berkata, "Seseorang ingin berbicara denganmu" Zafar langsung melangkah menuruni tangga dan mengambil telepon itu dari Rani sambil mengucapkan terima kasih.
"Ini Zafar Khan" ucapnya.
"Zafar," ah itu Adolf, "Maaf karena lama memberikan kabar, tahanan kami tidak mengenali suara dari rekaman yang kau kirimkan" ucap Adolf.
Bagi Zafar itu bukan lagi masalah, logo kepala elang pada revolver yang Sanjana temukan cukup untuk membuat Zafar yakin bahwa Lashkar e Taiba memang membeli senjata itu dari Tahanan Adolf. Dan lagi, salah satu dari anggota Lashkar e Taiba akan berada di dalam cengkeramannya sebentar lagi.
"Bukan masalah, terima kasih sudah membantu" ucap Zafar, pria itu menjilat bibir bawahnya yang terasa kering lalu berkata, "Omong-omong apakah tahananmu juga menjual revolver kepada dua orang pria pakistan itu?"
"Sepertinya tidak, kami juga tidak menemukan Revolver ketika menyita senjata ilegal yang mereka jual" jawaban Adolf membuat Zafar bertanya-tanya, "Apa yang kau temukan, Zafar?"
"Aku menemukan revolver dengan logo kepala elang beberapa hari yang lalu" kata Zafar, "Kau yakin mereka tidak menjual Revolver?"
"Tulang mereka sudah kering untuk mengaku, aku yakin mereka tidak menyembunyikan apa pun lagi. Revolver itu sepertinya bukan milik mereka"
"Lalu dari mana senjata ini berasal?" Zafar bertanya kepada dirinya sendiri namun Adolf masih dapat mendengar pertanyaan itu.
"Mungkin di suatu tempat di Lebanon atau Rusia, senjata berlogo kepala elang berasal dari kedua negara itu"
Zafar mengangguk, "Baiklah Adolf, terima kasih informasinya" ucap Zafar.
"Ya, akan kuhubungi kau jika aku tahu sesuatu" kata Adolf.
"Sekali lagi terima kasih"
Panggilan itu berakhir dan Zafar langsung menghempaskan bokongnya di sofa. Dari mana revolver dengan logo kepala elang itu berasal, ini sangat penting bagi Zafar karena bisa saja Lashkar e Taiba mendapatkan pasokan senjata sekaligus dukungan dari orang-orang besar untuk meledakkan Mumbai.
Di saat Zafar sibuk berpikir tentang logo kepala elang. Sanjay dan Sanjana yang entah muncul dari mana kini sudah berdiri tepat di hadapan Zafar. Zafar menatap Sanjay lalu melirik Sanjana tidak lebih dari dua detik, ia yang meminta Sanjay untuk membawa Sanjana kemari karena mereka harus segera melancarkan aksi mereka untuk menangkap kelompok Lashkar e Taiba malam ini.
"Kita ke kamarku" kata Zafar.
Sanjay mengangguk lalu mengajak Sanjana untuk naik ke atas, menuju ke kamar Zafar. Sanjana yang sudah cukup lelah hanya menuruti kedua orang pria itu, ia merasakan dirinya dimanfaatkan, tenaganya diperas habis untuk latihan menembak, jika bukan karena rasa kemanusiaannya yang tinggi Sanjana bersumpah tidak akan peduli dengan misi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mission Mumbai (Exotic Dances Collection #3) /Completed√/
RomanceExotic Dances Collection #3 Pemerintah India mendapatkan pesan berisi ancaman dari sekelompok teroris yang mengaku sebagai Lashkar e Taiba yang pernah menyerang Mumbai pada tahun 2008 yang lalu. Merasa resah mereka langsung mengerahkan beberapa oran...