13. A Letter

628 70 8
                                    

Sanjana naik ke atas ranjang untuk menatap lekat wajah Zafar sebelum ia pergi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sanjana naik ke atas ranjang untuk menatap lekat wajah Zafar sebelum ia pergi. Baru satu malam mereka bercinta namun entah kenapa Sanjana sulit untuk meninggalkannya. Zafar Khan adalah pria yang paling baik yang pernah Sanjana kenal, ia memang tidak tahu apa pun tentang Zafar tapi melalui sikap Zafar kepadanya selama ini membuat Sanjana yakin bahwa Zafar bukanlah seorang bajingan. Pria itu hanya keras hati, berambisi, dan tidak kenal takut.

Jemari Sanjana terulur untuk mengusap dahi Zafar dengan hati-hati. Sanjana mendekatkan wajahnya ke wajah Zafar lalu mendaratkan bibirnya di bibir Zafar tanpa sepengetahuan pria itu. Cukup lama bibir Sanjana menempel di bibir Zafar sehingga nafasnya terasa sesak ketika ia harus menyingkir dari Zafar sesegera mungkin.

Sanjana tuliskan sebuah surat singkat berisi salam perpisahannya sebelum ia pergi, lalu ia letakkan surat itu di atas meja nakas. Setetes air mata jatuh saat Sanjana menatap ke sekeliling kamarnya, kamar yang kelak pasti akan Sanjana rindukan meskipun ia ingin melupakan segala hal yang ada di Mumbai.

Rasanya sangat menyakitkan. Tidak mau berlama-lama Sanjana langsung pergi meninggalkan rumah susunnya. Di luar masih sangat sepi dan langit pun masih gelap. Sanjana melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 5 pagi, memastikan ke mana ia dapat pergi untuk mendapatkan transportasi pagi-pagi begini. Stasiun Chattrapati Shivaji pasti belum buka, semenjak pembatasan jam malam stasiun itu turut menunda jam bukanya, yakni mulai pukul 7 pagi.

Ah, satu-satunya solusi hanyalah bus.

Sanjana berjalan keluar dari lingkungannya dan berharap tidak ada satu pun orang yang melihatnya. Sampai di depan gang Sanjana bersyukur karena dapat menemukan satu taksi yang sudah beroperasi, ia masuk ke dalam taksi itu lalu meminta sang sopir mengantarnya ke terminal bus terdekat.

Taksi mulai melaju dan Sanjana duduk dengan tenang di kursi belakang. Sanjana tidak menaruh curiga sedikit pun terhadap sang sopir yang terus mengemudi sampai taksi berhenti di pinggir jalan Mahatma Ghandi dan dua orang pria berbadan besar menyerbu masuk ke kursi belakang untuk menghimpit tubuh kecil Sanjana.

"Apa-apaan!" Sanjana terkejut bukan main, ia masih tidak mengerti apa yang terjadi sampai pria yang duduk di sebelah kanannya mengeluarkan pistol berlaras pendek lalu menekan pelipis Sanjana dengan mocong pistol itu.

"Berteriak maka kau akan mati!"

Sanjana langsung membungkam mulutnya dengan telapak tangan. Sekujur tubuhnya berubah membeku. Sanjana pikir semua masalah selesai setelah ia berhasil membantu Zafar menangkap 'Aqb di Zero X, tapi ternyata ia salah, sangat salah dan ceroboh. Ceroboh karena malah melarikan diri ketika ia seharusnya bersembumyi di tempat yang aman, dirinya telah menjadi buronan kelompok teroris sejak ia berurusan dengan Zafar Khan. Sekarang mereka berhasil menemukannya, Lashkar e Taiba berhasil menangkap tikus kecil seperti Sanjana dengan mudah!

***

Zafar aku harus pergi, aku tidak akan bisa berubah menjadi lebih baik lagi jika aku terus tinggal di tempat ini. Terima kasih atas segalanya Zafar, untuk malam paling indah yang pernah aku lalui seumur hidupku.

Sanjana.

Sudah terbit, link pembelian ada di bio aku 💜

- TBC -

Vote+comment for next!

Mission Mumbai (Exotic Dances Collection #3) /Completed√/Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang