Hari itu, adalah hari tersial Choi Beomgyu. Pasalnya, akibat bunda choi ngambek sejak semalam gara-gara tidak dibelikan patbingso -menurut Beomgyu-. Akibatnya, bunda choi tidak membangunkan Beomgyu dan dia bangun kesiangan.
Padahal Beomgyu tidak bisa bangun jika belum mendapatkan kata-kata mutiara bunda-nya. Alhasil setelah alarm yang Beomgyu pasang berbunyi untuk yang ketiga kalinya, Beomgyu akhirnya terbangun.
Dan setelah dia melihat jam ponsel-nya, dia terbelalak karena jam sudah menunjukan pukul 7:40 pagi, padahal sekolah-nya masuk pukul delapan pagi.
Tidak hanya terlambat bangun, bunda dan juga papa choi tidak terlihat di sekeliling rumah, padahal Beomgyu sudah berteriak memanggil sambil berkeliling rumah, namun Beomgyu hanya mendapati sebuah sticky note beruang di pintu lemari es dan bertuliskan
"bunda ikut papa ke kantor, karena kamu sudah siang tapi belum bangun, jadi gaada uang saku ya, semangat sekolahnya sayang, muahh <3"Karena terlanjur badmood akibat pesan bunda-nya, Beomgyu lantas keluar rumah dan langsung berlari kencang menuju sekolahnya tanpa menolehkan wajahnya ke meja dapur sama sekali.
Memang jarak dari rumah dan sekolah tidak terlalu jauh sehingga Beomgyu tidak pernah diantar maupun memakai kendaraan pribadi, lagian dia mana bisa, naik sepeda angin saja kadang tiba-tiba terjatuh karena dia tidak bisa menjaga keseimbangan.Namun, mau dia berlari sekencang apapun, tetap saja dia terlambat, ya bagaimana mau tidak terlambat, dia keluar dari rumah saja sudah pukul 7:58, dan perlu waktu sekitar 10 menit agar sampai ke sekolah.
Alhasil, dia langsung bertatap muka dengan bapak Leeteuk selaku guru kedisiplinan tepat saat dia masuk ke dalam sekolah.
"lari mengelilingi lapangan sekolah 3 kali, setelah itu langsung masuk kelas!" perintah sang guru dengan tatapan tajamnya.
Melihat guru kedisiplinan itu dari jauh saja sudah membuat sekujur tubuh Beomgyu merinding, sekarang malah dia ada dihadapannya langsung. Beomgyu ingin menangis tapi dia kan cowok tangguh, masa' nangis sih. Jadi dengan segala keterpaksaan dan dengan mengerahkan seluruh energi-nya dia memutari lapangan sekolah.
Setelah mendapat anggukan singkat bapak kedisiplinan akhirnya Beomgyu dapat masuk kelas yang sialnya lagi adalah pelajaran fisika dengan guru killer. Diomeli-lah dia habis-habisan oleh guru itu.
Sialnya lagi, buku fisika-nya tertinggal di rumah setelah dia mengerjakan tugas kemarin malam. Beomgyu berteriak dalam hati, mengeluh mengapa saat dia niat mengerjakan tugas malah bukunya tertinggal, tau begitu mendingan tidak dia kerjakan kalau sama-sama dihukum.
Iya, Beomgyu dihukum untuk kedua kalinya. Kali ini dia disuruh membersihkan perpustakaan setelah pulang sekolah. Dan sekali lagi, dengan segala keterpaksaan, Beomgyu hanya menganggukkan kepala-nya.
🌤️
Saat istirahat.
Beomgyu benar-benar lelah, dia tidak sarapan, dia tidak dapat uang saku, dia berkeliling lapangan sekolah yang luasnya tidak main-main, dia diomeli guru killer, dan dia harus membersihkan perpustakaan sepulang sekolah. Rasanya Beomgyu ingin pulang kemudian menangis di pelukan bunda-nya, kemudian teringat jika bunda-nya mungkin sedang marah dan sedang ada di kantor papa-nya membuat Beomgyu semakin ingin menangis.
"Gyu, lo ga ke kantin?" Itu Hyunjin, sohibnya mulai dari embrio. Beomgyu mendongakkan kepalanya, kemudian menggeleng pelan.
"Loh kok nangis?! Duh sayangku, kamu kenapa? Kok nangis? Abis digigit siapa? Sini bilang ke aku siapa yang gigit!!" Kebiasaan emang Hyunjin, lebay banget. Biasanya, Beomgyu bakalan geplak kepala tukang drama itu, tapi sekarang Beomgyu tidak punya tenaga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Taegyu Yeonbin // drabble, oneshot, twoshoot, shortfic
Short StoryFanfic Taegyu Yeonbin tapi MOSTLY TAEGYU yang dibuat untuk ASUPAN PRIBADI!! Fluff!! Tapi cringe bodo amat 🙃 No angst ❌ gabisa dan gamau bikin 🙃 Sekedar tempat nyimpen ide biar ga ilang, jadi klo ga nyambung yauda, sekeluarnya ide aja Bakalan bikin...