Matematika lucu ya
Selalu minta di pahami
Tapi ga pernah mau memahami-Presepsi-
***
Pagi ini keadaan kelas terdengar riuh mendengar kabar yang datang dari Shafira bahwa ada tugas rumah matematika. Semuanya kelimpungan sibuk mencari contekan. Kenapa bisa kelimpungan? Karenakan belum tau mana orang yang unggul di pelajaran matematika wkwk.
Sementara Shafira hanya memerhatikan sekelilingnya yang sibuk kesana kemari mencari cotekan.
"Heh Shafira lo ko diem aja sih?" tanya Rasya berniat mengomeli Shafira, bisa-bisanya dia santuy ga ada ikhtiar sama sekali buat ngerjain tugas.
"Terus lo kenapa rusuh?" tanya Shafira santai.
"Gue lagi nyari seseorang buat ngajarin guelah," ucap Rasya bangga.
"Yaelah udah nyontek aja kenapasi ribet banget," ucap Shafira ikut kesal dengan temannya itu. "Nih," ucap Shafira sambil memberikan buku tugasnya pada Rasya.
"Bener-bener ya lo, udah ngerjain tugas tapi ga bilang-bilang," ucapnya sambil membuka buku tugas Shafira. "Gimana sih ini? gue ga ngerti, si Neshaldy aja ampe males ngajarin gue," ucapnya berkeluh kesah.
Ternyata dugaan Shafira salah, selama ini ia selalu mengira mereka yang menuntut ilmu di tempat yang baik akan mendapat hasil yang baik juga. Nyatanya hanya ada dua pilihan tempat itu terbaik untuk kita atau kita yang terbaik untuk mereka.
Lalu Shafira mengulas kembali pembelajaran beberapa hari yang lalu mengenai bilangan bulat kepada Rasya.
"Kalo gurunya cantik, adem kaya lo sih gue pasti ngerti," ucap Rasya dengan senyum manisnya.
"Bisa ae lo Rasya," ucap Deril yang sendari tadi ikut memperhatikan penjelasan Shafira.
***
Shafira berjalan menuju meja Amel sendirian.
"Eh Shaf lo mau kemana?" ujar Denovi melihat Shafira berjalan dalam ketenangan.
"Kesini dulu bentaran," ucapnya santai.Di meja Amel terdengar sedikit ribut, rupannya Sari teman sebangku dari Amel itu tengah menghidangkan manisan yang di buat kelompoknya kemarin.
"Sari gue nyobain," ucap cowo-cowo di kelas.
"Ga bisa ini udah di pas," ucapnya merasa bersalah.
"Ah pelit lo Sar," ucap anak cewe.
Shafira hanya tersenyum melihat interaksi teman-teman kelasnya yang mulai akrab satu sama lain.
"Eh Shaf tumben lo nyamperin ke bangku gue ada apa?" tanya Amel penasaran.
"Gue mau nanyain manisan kita gimana, amankan?" tanya Shafira serius.
"Nah itu gue juga bingung Shaf, manisan punya kita gagal, engga kering soalnyakan mataharinya keburu tenggelam," ucapnya merasa bersalah. "Terus tadi gue cari solusi lain, pergi ke warung nyari manisan yang dijual sama persis kaya yang kita bikin tapo cuma dapet segini," ucapnya sambil memperhatikan manisan yang dibelinya.
"Kan gue udah bilang sama kalian, turutin saran Shafira buat bikin manisan basah aja,jadi ga ginikan," ucap Rasya yang entah muncul sejak kapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presepsi (On Going)
Teen FictionMenjadi seseorang yang berambisi bukan sesuatu hal yang mudah. Melihat hasil tak sesuai ambisi membuat sulit untuk bangkit dalam ketidak purukan. Namun kehidupannya berubah ketika motto hidup dalam sebuah organisasi terungkap dan berhasil menjernihk...