Penipuan

13 3 0
                                    

Jangan merasa baik-baik saja disaat tidak baik
Jangan jadikan yang ada itu yang terbaik
Karena selalu ada yang terbaik diantara yang baik
Dan
Yang terbaik perlu pejuangan
Jangan bodohi dirimu sendiri dengan ketidak perduliaan

-Presepsi-

***

Hari Rabu adalah jadwal piket Shafira di PMR, sudah menjadi rutinitas untuk anak PMR di jadwal piketnya selalu bolos KBM. Eits jangan salah mereka bolos bukan sekedar bolos, karena di dalam judul yang jelek selalu ada hal yang bermanfaat.

Inilah cerita padatnya anak PMR yang berjuang untuk masa depan sambil sedikit mengais pahala untuk tabungan akhirat kelak.

Shafira yang sedang asik membaca novelnya merasa terheran-heran saat tiga sejoli datang terburu-buru membuka pintu UKS. Dua orang diantara mereka lari membawa satu buah tandu, dan satu diantara mereka sibuk mencari-cari sesuatu di dalam lemari.

" A cari apa di dalem lemari?" Tanya Shafira penasaran mendekat kearah Kakak tingkatnya yang bernama Prasetya.

"Emmm cari ..." ucapnya terhenti dan kembali fokus pada kegiatan pencariaannya.

"Apasih A?" Tanya Shafira lagi lebih penasaran.

"Nah ketemu, lagian siapa sih yang pindahin selang oksigen ini ke tempat lain?" tanyanya kesal.

"Lagian sejak angkatan siapa sih anak PMR jorok ga rapih?" bukannya menjawab Shafira malah balik bertanya yang cukup membuat Prasetya merasa tertohok.

"Mampus lo Pra, disindir adik kelas," ucap Akbar datang tiba-tiba.

Prasetya hanya diam ketika demisioner PMR ikut mengomentari masa jabatannya yang baru seusia jangung.

"Kamu ga belajar de?" Tanya Akbar pada Shafira.

"Aku kesini niatnya mau ngadem menikmati novel karena jamkos, eh malah kaya kapal pecah UKS-nya," adu Shafira pada Akbar.

"Permisi air panas air panas," ucap Raflyotta memasuki UKS membawa tandu bersama Rafael.

Shafira, Akbar dan Prasetya pindah dari tempat semula mereka berkumpul dan membiarkan kedua rekannya untuk memindahkan pasien ke tempat yang lebih memungkinkan untuk diberikan pertolongan pertama.

"Kalian bisakan?" Tanya Akbar yang di jawab anggukan oleh ketiganya, "Yaudah kalo gitu gue diluar aja," pamitnya memilih duduk di teras UKS.

Semua orang didalam UKS terlihat panic pasalnya, penyakit pada pasien belum diketahui karena pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri. Nafasnya pasien itu terdengar kasar terlihat jelas untuk bernafaspun ia merasa kesakitan, apalagi berbicara. Dan pada akhirnya ketua baru PMR yang tak lain adalah Prasetya mengambil komando sebagai seorang pemimpin.

"De kamu tunggu diluar aja," perintanya pada Shafira yang sendari tadi memperhatikan kegelisahan ketiganya.

"Aku disini aja ya a please sekalian aku belajar," mohon Shafira pada kakak tingkatnya.

Rafael mencari sesuatu di dalam lemari, setelah berhasil menemukan barang yang dicarinya tak lain adalah APD (Alat Pelindung Diri) ia mengisyaratkan sesuatu dengan gelengan kepalanya kepada dua rekan seangkatannya.

"Nih pake," ucap terdengar dingin.

Dalam hati Rafael ingin sekali berkata lembut pada Shafira, namun ia harus professional sebagai senior Shafira. Rafael tak mau Shafira menjadi bahan obrolan teman-teman seangkatannya karena perasaan nyaman dan kagum dirinya pada Shafira. Disisi lain Akbar yang sudah menganggap Shafira adiknya sendiri sudah bisa membaca gerak-gerik Rafael yang menyimpan rasa pada adiknya.

Presepsi (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang