Berharap yang terbaik
Bersiap yang terburuk- Sugianto S.Pd -
***
Suasa ruangan ini terdengar hening. Ketegangan yang dirasakan para peserta diklatsar PMR periode 2017.
Seuntai kalimat pembukaan dari pembina, sementara itu panitia diklatsar yang terlihat hilir mudik menandakan mereka tengah sibuk mempersiapkan sesuatu.
Pembukaan acara diklatsar dibuka oleh Bapa Sugianto S.Pd selaku pembina PMR unit SMAN 4 Tasikmalaya.
"AYO SEMUANYA KUMPUL DILAPANGAN," teriak seseorang yang tak asing bagi Shafira.
"Dalam sepuluh detik semuanya harus sudah berbaris," tambah seseorang yang terlihat asing dihadapan Shafira.
Semuanya sesuai dengan perintah, mereka semua mengumpulkan segala persyaratan dengan tertib. Satu persatu diperbolehkan memasuki barak dan mulai membersihkan barak agar mereka bisa tidur di barak dengan nyaman aman juga tentunya.
"Kalian udah mau beres?" tanya salah seorang kakak kelas memasuki barak putri.
"BAGUS RAPIH," ucapnya penuh penekanan.
"Kalian gaada niatan bantuin barak cowo gitu?" tanya seseorang dengan lembut.
Sekilas Shafira melirik ke arah peraturan yang terpampang jelas di black board.
1. Kakak kelas selalu benar
2. Dilarang mengunjungi barak cowo atau sebaliknya
3. Jika ada yang salah kembali ke peraturan pertamaShafira terpaku tak menggubris kakak kelas di depannya, sedangkan rekannya yang lain selain Shafira dan ilana sudah melangkahkan kaki menuju barak cowo terdengar jelas dari dalam ruangan mereka dihadang kakak kelas.
"Oh jadi ini orang yang mau egois," ucap seseorang bernama Lastri sambil memegang dagu Shafira kasar.
"Kamu siapa hah? Baru jadi anak bawang aja udah songong banget," ucap temannya ikut tersulut emosi.
"Maaf, kak tapi dilarang kekerasan," ucap Ilana membela Shafira.
Brakkk Shafira di dorong hingga tersungkur dilantai, bukan didorong dengan keras hanya saja Shafira berada dalam posisi tidak siap.
"Kamu mau belain dia hah? Kamu bisa baca ga? BACA TUH PERATURAN DASAR BOLOT," bentaknya pada ilana.
Saat penghuni barak yang lain datang, seluruh kakak kelas di barak putri keluar meninggalkan Shafira dan Ilana yang masih termenung. Kemudian salah satu dari mereka memerintahkan semuanya agar segera menuju mesjid untuk melaksanakan kegiatan keagamaan.
***
Selesai akan kegiatan keagamaan semuanya kembali dikumpulan di sebuah ruangan yang teramat gelap dengan satu helai kain mitela yang sudah terikat rapih menghalangi pengelihatan para peserta diklatsar.
Seseorang memandu Shafira untuk mengikuti gerak langkahnya dengan suara tepukan yang ia arahkan ke sebuah ruangan yang teramat gelap. Arahan tepukannya semakin banyak cukup membuat Shafira kebingungan menentukan arah tujuaannya. Hingga sampai di salah satu ruangan suara tepukannya semkin samar bahkan sudah tak ada, benar Shafira ditinggal sendiri diruangan yang gelap.
"Aa, Teteh ada orang disini?" ucap Shafira lirih namun tak ada jawaban.
Ia selalu berdoa dalam hatinya agar selalu berada dalam lindungannya agar tidak diperlihatkan serta diperdengar dengan hal-hal yang tak seharusnya ia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Presepsi (On Going)
Teen FictionMenjadi seseorang yang berambisi bukan sesuatu hal yang mudah. Melihat hasil tak sesuai ambisi membuat sulit untuk bangkit dalam ketidak purukan. Namun kehidupannya berubah ketika motto hidup dalam sebuah organisasi terungkap dan berhasil menjernihk...