Bagian 1 Musuh bebuyutan

240 15 2
                                    

Jam istirahat menunjukan pukul 11:30.

Semua siswa keluar kelas berhamburan menuju lapangan basket yang kini sudah ada dua kelompok saling berhadapan memegang bola basket. Sorakan dari para siswa putra maupun putri yang menonton menambah kesan dukungan bagi mereka. Tatapan yang penuh dengan permusuhan, penuh dengan emosi karena hal kecil menurut siswa lain.

"Okee, sebelum kalian bertanding merebutkan meja kantin di pojok dekat jendela. Apa ada yang ingin kalian katakan?" Seru seorang siswa yang ditunjuk menjadi wasit dari pertandingan antara Trio Api dan Trio Es.

Edo menoleh seperti memberikan isyarat kalau mereka perlu bicara dengan 3 pasang mata.

"Loe bakalan kalah." Ucapnya dingin.

"Ckk, loe yang bakalan kalah. You know?" Jawab Antha menantang.

"Bacot." Umpatnya.

"Gak usah banyak cincao deh loe, di sini gak ada jualan es cincao." Celetuknya salah satu geng Api yang suka blakblakan saat bicara, siapa lagi kalau bukan Eli.

Antha dan Ani menahan tawa mendengar ucapan yang terlontar dari mulut sahabatnya itu.

"Loe kebanyakan mucin, gak lucu." Ucap Adi dingin.

"Sikap loe yang dingin gue cairkan pake bara api." Ucap Eli.

"Loe jangan manggil manggil nama gue dong." Ujar seseorang yang menjadi wasit dan ternyata bernama Bara.

"Hehe.. Canda, aelah.. Baperan amat lu." Ucap Eli dengan cengirannya.

"Ya udah, pertandinga dimulai. Siap semua?" Tanya Bara yang sudah membawa sebuah peluit di tangannya.

"SIAPP." Teriak kedua kelompok tersebut yang sangat kompak menurut semua siswa. Sesuatu yang jarang terjadi, biasanya Trio Es dan Trio Api tidak pernah sekompak ini dan hal inilah momen terlangka yang harus diabadikan oleh semua siswa.

"Priiitttt....." Bunyi peluit yang ditiup oleh Bara menandakan pertandingan dimulai. Bola yang kini berada di tangan Edo sang ketua Trio Es dengan lihainya dia mendribling bola tersebut. Saat ingin mengoper bola, ternyata sudah berpindah tangan si lawan. Siapa lagi kalau bukan sang ketua Trio Api, Antha.

Mereka yang merupakan atlet basket putra dan putri yang sangat dibanggakan oleh sekolah, mereka pernah mewakili sekolahnya dalam kejuaraan nasional. Memang merupakan kebanggaan yang luar biasa bagi pihak sekolah walau sifat mereka yang hampir terlihat seperti seorang bad boy and bad girl.

Point pertama dicetak oleh geng Trio Es, dan kini Antha mendribling bolanya untuk meraih 3 point dan yahh, masuk. Point yang sama dari kedua Tim, usaha dan kemampuan yang seimbang seperti tak ada yang mau mengalah.

Untung saat ini guru mengadakan rapat dadakan, semua siswa masih stay menunggu pertandingan selesai. Sudah hampir 30 menit pertandingan berjalan, point yang didapat masing masing tim terlihat sama, alias seri. Waktu tinggal 1 menit, detik detik terakhir yang menentukan siapa pemenangnya. Edi mendribling bolanya menuju ring lawan tetapi semua sia sia, bolanya direbut oleh tim Trio Api. Dengan secepat kilat, Antha mendribling bolanya menuju ring lawan.

Sedikit lagi gue menang. Batinnya.

Saat ingin memasukkan bola ke ring lawan, tangan Edi menghalangi arah bola. Membuat bola tersebut mengarah ke luar arena, pas saat peluit berbunyi menandakan pertandingan berakhir.

"AHHH.... SIAAALLL." Teriak Antha yang kesal karena ulah Edi yang menghalangi bolanya untuk masuk ring.

"Ckk... Seri lagi? Ahh bosen gue." Ujar Ani yang juga ikut kesal karena hasil yang sama  sudah kesekian kali bertanding basket dan tetap saja hasilnya sama. Eli hanya bisa menggelengkan kepalanya tanda tak puas dengan hasil yang mereka dapatkan.

"Seri, gak ada yang menang. Cabut." Ucap Edo dingin.

"Diem, gara-gara teman loe. Gue jadi meleset tau." Sarkahnya kesal.

"Pergi sana." Ucapnya dingin.

"Dingin banget loe, kerasa di kutub utara selatan." Ujar Antha yang sudah melipat tangannya di depan dada.

"Do, kantin." Ucap Adi yang sudah kesal mendengar pembicaraan yang tak berfaedah.

"Gue pergi." Ujarnya dan pergi meninggalkan Trio Api yang masih terlihat kesal.

"LOE TETAP MUSUH BEBUYUTAN GUE, DASAR TRIO ES. KULKAS TIGA PINTUU." Teriak Antha kesal. Sangat sangat kesal.







Yuhuu... Ini cerita baru gue guys..
Jangan lupa vote ya kalau suka
Tandai typo, okee..😁👍

KULKAS (END)√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang