Bagian 13 takut?

34 7 0
                                    

Suasana sunyi, hanya ada suara di laptop milik Antha yang masih menyala menampilkan film horor. Lampu yang tadi terang, tiba tiba mati karena pemadaman. Antha takut gelap tapi dia masih bisa mengontrolnya dan sekarang ditambah lagi film yang Antha putar, membuat rasa takut bertambah.

Antha terus saja menempel di lengan Edo, sedangkan Edo hanya bisa pasrah. Kalau bukan gara gara Ayah Asta yang menyuruh dia menjaga Antha, mungkin sudah pulang dari tadi. Sebelum dia menjemput Antha, dia bertemu dengan Ayah Asta dan menyuruhnya untuk menjaganya. Untung besok hari sabtu, libur yang sudah di jadwalkan karena sekolah full day.

"Do, gue takut." Lirihnya.

"Kalo takut, peluk aja." Jawabnya dengan tampang cuek, padahal jantungnya sudah berdetak tak karoan.

"Do, jangan jauh jauh." Ucapnya.

"Kalo takut, gak usah nonton film horor." Ujarnya kesal.

"Kan pengen Do, mumpung ada loe disini." Ujarnya.

"Ckk.. Matiin aja, sekarang tidur." Perintahnya.

"Iya, tapi nanti peluk gue ya. Gue takut!" Pintanya.

"Ishh, gak!" Tolaknya.

"Hikkss hikss, Edo gak sayang Antha lagi, Edo jahat!" Ujarnya yang kini sudah melepaskan pelukannya.

"Ehh, i..iyaa iyaa nanti gue peluk. Jangan nangis!" Ucapnya panik.

Hehe, rasain loe. Gue kerjain, siapa suruh hukum gue tadi pagi sampe badan gue remuk. Batinnya dengan tersenyum samar.

Pasrah gue mah, palingan gue dijahilin lagi. Batin Edo dengan wajah prustasinya.

Saat ini, Antha sudah berada di kamarnya. Edo keluar untuk mengambil minum. Awalnya dia biasa saja, tetapi perasaan aneh merasuki dirinya. Merinding, itu yang dirasakannya saat ini.

"Do, buruan. Gue bener bener takut nih." Teriaknya yang kini sudah mulai gemeteran.

Pluk
Bahu Antha terasa ada yang memegang, dia terkejut dan....

"EDOOO... BANTUIN GUEEEE, ADA HANTU TANGANNYA COPOTTT.. HUAAAAA EDOOO. GUE TAKUUTT" Teriaknya yang masih mematung di tempat tidur.

"Kagak usah teriak, ini tangan gue. Ckk.. Gue kira loe gak bakalan takut, tau taunya beneran ya?" Godanya.

"Isshhh Do, jangan gitu napah." Ujarnya malu.

"Tidur gih, gue mau tidur di sofa aja." Ujar Eso yang ingin pergi tetapi di cegah oleh Antha.

"Temenin, tidur sini aja." Ucapnya polos.

Senyum devil Edo tercetak di bibirnya, " Ceritanya mau di temenin nih? Gak takut gue apa apain?" Godanya.

"Gue percaya loe gak gitu." Senyum miring tercetak di bibir Antha. Dia tahu Edo hanya menggodanya.

"Aahhhh.. Ya udah." Pasrahnya dan membaringkan badannya di sebelah Antha.

Antha memeluk Edo dari samping, seperti pasangan baru menikah. Senyum Antha yang di sembunyikan agar Edo tak melihatnya walau masih mati lampu. Begitu pula Edo, dia membalas pelukan Antha. Dia tahu Antha sedang takut, hanya kali ini dia akan menghilangkan egonya seperti waktu di taman dekat kantor milik Antha. Akhirnya mereka terlelap saling berpelukan, suasana hening dan lampu mulai menyala kembali.







Update lagi...
Jangan lupa vote ya😉

KULKAS (END)√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang