Bagian 19 Berakhir Sudah

22 6 0
                                    

5 tahun sudah berlalu, kini Antha menunggu kedatangan Edo di bandara. Rindu yang sudah lama di pendamnya kini telah terobati. Tetapi, sudah 2 jam Antha menunggu. Edo tak kunjung datang sampai saat ini, rasa cemas mulai menyerang.

"Kenapa belum datang sih?" Ujarnya gelisah.

Seketika dia kaget dengan tepukan di bahunya, entah siapa yang kini berada di belakangnya saat ini dan dia berharap itu Edo.

Antha tersenyum sumringah dan membalikkan badannya, tetapi semua tidak sesuai ekspetasinya.

"Reno, loe ngapain disini?" Tanya-nya kebingungan.

Reno adalah teman kampus Antha yang paling dekat dengannya, dia baik, cerewet, perhatian, dan paling mengerti dirinya. Sebenarnya, Reno adalah sepupu Edo yang dikabarkan pindah ke Indonesia untuk melanjutkan kuliahnya. Entah kenapa firasat buruk menyerang hatinya.

"Ren, gue kayaknya ada firasat buruk deh. Loe pasti tau sesuatu." Tudingnya.

"Iya, gue tau sesuatu dan loe bakalan tau sebentar lagi." Ucapnya sambil menepuk bahu Antha dua kali.

"Maksud loe apa?" Tanya Antha penasaran.

Firasat buruk ini sudah ada saat dia berada di rumah dan tak ada kabar dari Edo.

"Ikut gue sebentar." Ucapnya lalu menarik tangan Antha.

"Tapi gue masih nungguin Edo." Ujarnya menolak.

"Edo gak bakalan datang." Ujarnya penuh penekanan.

"Maksud loe apa?" Ucapnya tak terima.

Reno tersenyum masam, dia tidak tega memperlihatkan hal buruk kepada Antha, orang yang dia sayangi. Entah sejak kapan rasa sayang ini tumbuh, tetapi dia sadar bahwa cintanya tidak bisa di miliki seutuhnya.

Beberapa jam perjalanan, kini Antha dan Reno berada di sebuah makam yang masih basah. Mungkin baru beberapa hari ini di makamkan. Antha merasa bingung, kenapa Reno mengajaknya ke TPU dekat dengan komplek rumahnya.

Papan nisan yang bertuliskan Edo Aditya Permana, membuat Antha kaget.

"Ini makam siapa Ren?" Tanya nya pelan.

"Ini makam Edo, dia meninggal saat perjalanan pulang ke Indo lebih awal. Dia akhir akhir ini gak pernah ngabarin loe kan?" Ucapnya prihatin.

"Di..di..dia gak..gak gak mungkin. Ren, bilang kalau ini cuma mimpi hikss.. Edo gak mungkin ninggalin gue Ren hikks." Lirihnya.

Air matanya mengalir di pipi mulus Antha. Tak kuat rasanya Reno melihat Antha bersedih, Reno memeluk Antha untuk menenangkannya.

"Hikkss kenapa Do, kenapa loe tega ninggalin gue kayak gini." Histerisnya di dalam dekapan Reno.

"Tha, loe harus kuat. Ini udah takdir Tuhan. Loe harus terima." Ucapnya menenangkan.

"Hikkss Ren, guegak kuat. Gue sayang bange sama dia Ren hiks." Ujarnya. Antha melepas pelukannya dan mendekati makam Edo, disentuhnya papan nisan itu lalu memeluknya. Air mata Antha keluar  semakin deras sampai dia sesenggukan.

"DO... KENAPA LOE TEGAA HIKSS, GUE GAK MAU LOE PERGI TINGGALIN GUE KAYAK GINI DO. GUE BELUM KETEMU SAMA LOE HIKKSS.. LOE TEGA DO." teriaknya sambil memukul mukul gundukan tanah yang ditaburi bunga.

"Hikss.. Gue.. Gue sayang loe Do." Lirihnya.

Brugg..

Antha seketika tidak sadarkan diri dan Reno kaget melihat Antha pingsan. Reno menghampiri Antha dan memeluknya.

"Tha, tha, bangun. Heyy jangan pingsan." Ucapnya lalu dia menggendong Antha menuju rumah sakit terdekat. Rasa khawatir meyerang Reno.

Ini lah yang dia takutkan, Antha akan sangat sedih saat mendengar kabar ini.

"Ini yang gue takutin Do. Gue gak bisa kayak gini." Lirihnya di dalam mobil.










Pendek yakk..
Maaf batu update, lagi mager...
Pluss lagi mikir gimana endingnya hehe..
Jangan nangis🥺
Jangan lupa vote jika suka😇🙏

KULKAS (END)√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang