Part#1

22 4 0
                                    

Part#1

Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, begitu pula selanjutnya. Antha sudah mulai merelakan Edo, memulai aktivitasnya seperti biasa di perusahaannya.

Reno? Dia sekarang menjadi CEO di perusahaan A.P milik Edo karena permintaan Edo sendiri sebelum meninggal.

Antha menatap keluar jendela kamarnya yang menyuguhkan pemandangan di sore hari. Sambil meminum susu coklat di tangannya.

Tiba tiba seseorang mengagetkan dirinya di depan jendela yang dengan refleksnya Antha menyiram mukanya dengan susu coklat dan untungnya sudah dingin.

"Busett dah Tha, loe tega nyiram gue pake susu coklat." Gerutunya tak terima.

"Siapa suruh nongol di depan gue. Ngagetin gue, ya refleks gue siram." Ucapnya santai.

"Sabarkan hambamu ini yang punya temen kayak macan." Ucapnya sambil mengelus dadanya.

"Sok alim. Sini masuk, pake kamar mandi gue terus bajunya pake punya Edo dulu. Kebetulan masih ada satu set yang belum kepakai." Ucapnya santai.

"Iya iya yang belum bisa move on." Cibirnya langsung ngacir ke kamar mandi.

"RENOO... GUE UDAH MOVE ON YA. DASAR MONYET GILA." teriak Antha tak terima tetapi dia tersenyum dengan godaan Reno. Berkat dirinya, dia bisa merelakan Edo dengan ikhlas.

Antha keluar dari kamarnya, mengambilkan minuman untuk Reno yang setiap sore muncul di kamarnya. Antha tinggal sendiri di sebuah rumah yang lumayan sederhana dekat perusahaannya. Terkadang orang tuanya berkunjung ke rumahnya bersama Abangnya, Bagas.

"Ren, udah selesai belum?" Tanyanya sambil meletakkan minuman dan cemilan.

"Lagi bentar, ini bajunya susah di kancing njirr." Gerutunya di dalam kamar mandi.

"Keluar, gue bantuin sini." Ucapnya.

Reno keluar dengan celana pendek dan kemeja panjang putih, rambut masih basah dan terlihat tampan.

"Nih bantuin, loe sih kalo ngasi baju gak ikhlas." Cibirnya.

"Gue ikhlas nyet, loe nya aja yang gak bisa ngancing baju." Ujarnya.

"Gue bisa, tapi ya kan ini susah Tha." Ujarnya tak terima.

"Bodo amat, nih udah selesai." Ucapnya lalu duduk di tepi kasur.

"Akhh akhirnya gue bisa bernafas lega setelah berkutik di kantor yang penuh dokumen itu. Gila Tha, gue baru nyadar kalo Edo punya perusahaan no 2 di Asia. Kalo gue tau sebelumnya, gue bisa nolak permintaannya, nyesel kan gue." Gerutunya yang sudah merebahkan dirinya di kasur.

"Siapa suruh loe gak nanya. Rasain, emang enak." Ujarnya.

"Enak kok, enak banget malah. Gue bisa lihat cecan di kantor itu. Badan bohai Tha." Ucapnya senang.

Tiba tiba wajah Antha berubah datar menatap Reno. Sedangkan yang ditatap merasa ngeri dan merinding terutama.

"Ehh hehe canda sayang, jangan cemburu dong." Ucapnya cengengesan.

"Apaan sayang sayang. Loe bukan siapanya gue." Ucapnya sinis.

"Ohh bukan ya, ya udah gue cari cewek dulu." Ucapnya lalu beranjak keluar.

"Ehh mau kemana loe? Urusan kita belum selesai ya." Teriak Antha tak terima.

"Loe siapa nya gue?" Ucapnya datar.

"Hikkss.. Loe tega ninggalin gue kayak gini hiks." Ucapnya.

Reno berbalik dan menghampiri Antha.
Grepp..
"Cengeng, gitu aja udah nangis. Apa lagi gue tinggal nikah sama cewek lain, jadi apa loe?" Ucapnya memanasi.

"POKOKNYA RENO NIKAH SAMA ANTHA, GAK BOLEH SAMA CEWEK LAIN. RENO MILIK ANTHA SEORANG. TITIKK." Teriaknya.

"Ehh sejak kapan gue jadi milik loe? Loe apain gue semalem?" Ucapnya sambil menyilangkan tangannya di depan dada seperti seseorang yang disentuh.

Antha menarik kerah kemeja Reno dan..
Cupp..
Satu kecupan mendarat di bibir milik Reno membuat si empunya kaget, dia pun memejamkan matanya dan membalas ciumannya.

"DEKK.. ABANG DATANG." Pas Bagas berada di depan pintu dan menyaksikan tayangan langsung menurutnya, kaget bukan main dia melihat adegan yang dia hindari.

"Astagaa.. Mata gue ternoda. Ehhh kalo mau ena ena tutup pintu kunci pintu." Ucapnya sambil menutup mata tetapi jari jarinya terlihat terbuka.

Antha melepas ciumannya, dia menjadi salah tingkah karena sudah mencium Reno terlebih dahulu.

"Bb..Bang jangan kasi tau Bunda ya. Ini... Ini gak seperti yang abang lihat kok." Ucapnya menjelaskan.

"Apanya yang gak gue lihat. Loe nyosor Reno gitu aja, biasanya tuh Reno yang nyosor loe duluan. Buset dah jadi cewek kok agresif banget." Ucapnya berkacak pinggang sambil menggelengkan kepalanya.

"Gak gitu bang..." Ucapan Antha terpotong oleh suara Reno.

"Gue ajak Antha ke KUA sekarang, biar gue yang tanggung jawab kalau ciuman ini membuat Antha hamil." Ucapnya santai.

" Ehhh Ren, ciuman mana bisa bikin hamil. Astaga, loe temannya siapa sih?" Ujar Bagas frustasi.

"Gak ada temen gue disini. Yang ada calon istri gue, ya kan sayang." Ucapnya menggoda.

"Ahh Reno cocweett." Ujarnya lalu memeluk Reno dari samping.

"Dek belum mukhrim. Nikah dulu sono." Ujarnya.

"Ren, ayo ke KUA sekarang. Biar mulut Bang Bagas bisa diem." Ajaknya lalu langsung menarik tangan Reno.

"Ehh ehh... ADEKKK LAKNAT EMANG." Teriak Bagas tak terima.









Satu part yang bikin uwuu..
Jangan lupa vote nya ya..

Bagas

Bagas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Reno

Reno

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KULKAS (END)√√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang