Scarletta 6.

19 2 0
                                    

Scarletta baru saja selesai piket bersama teman yang lainnya. Gadis itu mengambil tasnya lalu keluar kelas setelah berpamitan pada temannya.

Sekolah sudah tampak sepi. Hanya ada siswa siswi yang sedang ekstrakurikuler. Saat melewati lapangan, Scarletta melihat anak basket yang sedang latihan.

Seketika otak cantiknya bekerja. Jika ada anak basket latihan, otomatis ada Kade. Karena Kade adalah salah satu tim basket. Cowok itu juga menjadi wakil kapten basket.

Scarletta membelokkan langkahnya menuju lapangan. Benar. Ada Kade yang ikut latihan. Cowok itu tampak sangat tampan dan keren saat mengenakan seragam basketnya.

"Ganteng banget," puji Scarletta. Gadis itu mendudukkan diri di tepi lapangan --yang kebetulan tersedia tempat duduk.

"KAK LEOOO SEMANGAAAAT!" teriak Scarletta tanpa malu.

Mendengar teriakan Scarletta, anggota tim basket yang lainnya pun ikut menoleh. Pun Kade juga. Cowok itu menatap Scarletta heran. Sementara yang lain menatap gadis itu memuja. Jelas. Scarletta adalah primadona SMA Pelita Harapan.

Di tempatnya, Scarletta bertepuk tangan saat Kade berhasil memasukkan bola ke dalam ring. "Yeyyy!" teriaknya.

Sepuluh menit berlalu. Tim basket menyudahi latihannya sore hari ini. Scarletta menghampiri Kade yang berjalan dengan keringat yang menetes. Tak lupa dengan botol minum yang sengaja disediakan gadis itu setiap hari. Jaga jaga jika ia haus.

Hot banget calon imam gue, batin Scarletta.

"Kakak, nih minum." Scarletta menyodorkan botol minumnya pada Kade.

Kade yang memang haus pun menerima botol pemberian Scarletta tanpa banyak protes. Lalu ditegaknya air itu hingga habis. "Thanks," ucap Kade, mengembalikan botol minum pada sang empunya.

Scarletta mengangguk semangat. Tak lupa dengan senyum dan wajah imutnya. Membuat siapa saja yang melihat menjadi gemas, termasuk para lelaki itu.

"Dedek gemes, mau dong dikasih minum," goda Rio, salah satu anggota tim basket sekaligus teman sekelas Kade.

"Iya nih. Mau dong dikasih minum," sahut Zach. Oh iya. Zach juga salah satu anggota tim basket.

"Kakak kakak beli sendiri aja. Ini khusus buat Kak Leo," ucap Scarletta.

"Leo, siapa tuh?" tanya Rio.

"Kak Kade. Itu panggilan sayang gue buat dia," jawab Scarletta.

"Cieee cieee!" sorak anggota tim basket.

Jika Scarletta tersipu, Kade tidak. Cowok itu memutar bola mata malas.

"Kak lain kali gue nonton Kakak latihan ya. Ntar gue bawain minum," ucap Scarletta.

"Gak usah," tolak Kade.

"Bodo amat! Pokoknya gue bawain!" kekeh Scarletta.

"Terserah lo!" ucap Kade kemudian berlalu melewati Scarletta. Diikuti teman teman cowok itu.

"KAK KEMANAA!?" pekik Scarletta.

"Ganti baju," jawab Kade.

Scarletta manggut manggut  lalu gadis itu mendudukkan diri di kursi yang berada di tepi lapangan. Memainkan ponselnya sembari menunggu Kade kembali. Niatnya ingin menebeng pada cowok itu. Karena Scarletta hari ini tidak membawa kendaraan.

Sepuluh menit kemudian, Kade dan teman temannya telah berganti baju. Scarletta mengalihkan pandangannya. Gadis itu menatap kagum Kade yang terlihat tampan dengan hoodie dan celana basketnya tadi.

"Kakak ganteng banget," ucap Scarletta terkagum kagum.

Dipuji Scarletta, Kade memutar bola mata malas. "Terserah lo." Sedangkan teman teman cowok itu menatap dirinya dan Scarletta dengan tatapan menggoda.

"Ngapain kalian ngeliatin gue kayak gitu!?" tanya Kade sewot.

"Kita kan punya mata," sahut Zach.

"Hooh," timpal anak basket yang Scarletta ketahui bernama Andi.

Tanpa menanggapi godaan teman temannya Kade pun menyambar tas nya dan segera berlalu.

"KAK KEMANAA!?" pekik Scarletta. Namun Kade tetap diam dan melanjutkan langkahnya.

"KAK!" pekik Scarletta lagi.

"Dia pulang. Dedek gemes kalo mau susulin, susulin aja," sahut Zach.

"Oke deh. Duluan Kakak kakak!" pamit Scarletta lalu menyusul Kade.

***

"KAK TUNGGUIN!" Scarletta berteriak sembari berlari mengejar Kade yang sudah dekat dengan mobilnya.

"KALO KAKAK GAK BERHENTI BERARTI KAKAK PACAR GUE!" teriak Scarletta lagi.

Disana Kade mendengus. Lagi lagi ancaman itu yang dilontarkan oleh Scarletta. Dengan terpaksa, Kade menghentikan langkahnya.

"Akhirnya berhenti juga," ucap Scarletta saat sudah di depan Kade.

"Apa lagi?" tanya Kade.

"Gue mau nebeng. Boleh, ya?" pinta Scarletta.

"Nggak!" tolak Kade.

"Yah masa gak boleh? Boleh dong. Ya ya yaa?" Scarletta menatap Kade dengan puppy eyes nya.

"Nggak."

"Ih pelit banget sih!" cibir Scarletta.

"Bodo," balas Kade. Lalu cowok itu kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Scarletta mengikuti Kade. "Kak gue nebeng ya?"

"Kak! Jangan diem aja dong!"

"Kak ihh!"

"Kak nebeng dong."

"Nggak. Dan satu lagi, jangan ganggu gue. Lo benalu!" ucap tajam Kade.

Jleb.

Ucapan Kade begitu menohok. Scarletta terdiam sesaat. Scarletta kembali tersadar saat mendengar suara bantingan.

BRAK!

Scarletta menatap sendu mobil Kade yang sudah melaju. Sedetik kemudian gadis itu kembali tersenyum.

"Gapapa. Coba lagi nanti. Harus semangat!" ucapnya menyemangati diri.

***

Seorang lelaki tengah bersidekap dada sembari menatap tajam beberapa anak buah di depannya. Aura menyeramkan begitu mendominasi.

"Katakan!" ucap lelaki itu.

"Ma-maafkan kami, tuan. Kami belum berhasil menemukannya," ucap salah satu dari anak buah lelaki itu. Roy.

"BODOH!" marah lelaki itu.

BUGH! BUGH! BUGH! BUGH!

Lelaki itu memukul semua anak buah di depannya. "Bodoh! Mencari satu orang saja tidak becus!"

"Ampun, Tuan. Kami belum berhasil menemukan Nona Sasa. Sepertinya ada yang mengganti data diri Nona Sasa," ucap Roy.

Lelaki itu menghela nafas. "Terus cari!"

"Baik, Tuan!" kompak anak seluruh anak buah lelaki itu.

"Keluar!" titah lelaki itu. Para anak buahnya dengan segera keluar.

Lelaki itu meraih bingkai foto yang terletak di meja kerjanya. Menatap sendu seorang gadis kecil yang berada di dalam foto itu.

"Dimana kamu, Sasa?"

***

Siapa ya Sasa?...

WAJIB MENINGGALKAN JEJAK.
VOTE DAN KOMEN KALIAN SANGAT BERHARGA BUAT AKU:)

TBC.

ScarlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang