Scarletta 2.

25 1 0
                                    

Scarletta memasuki halaman rumahnya dengan membawa dua kresek berukuran besar. Gadis itu baru pulang sehabis dari supermarket.

"Kakak pulang!" Ucapnya ketika memasuki rumah.

"Non," sapa Bi Ati. Asisten rumah tangga sekaligus baby sitter di rumah Scarletta.

"Hazel mana, Bi?" Tanya Scarletta begitu tidak melihat batang hidung adik perempuannya, Hazel.

"Non Hazel di kamarnya," jawab Bi Tati.

"Oh yaudah. Ini tolong bawa ke dapur ya, Bi. Sekaligus ditata. Aku mau ke kamar Hazel dulu," pamit Scarletta.

"Iya Non," jawab Bi Ati sebelum Scarletta berlalu.

Scarletta berhenti di depan pintu berwarna putih. Disitu terdapat sebuah gantungan bertuliskan 'Hazely Aurora Jocelyn' yang tak lain adalah nama adiknya.

Scarletta membuka pintu kamar Hazel yang tidak pernah dikunci. Scarletta melihat Hazel yang tengah termenung sembari menatap sebuah bingkai foto di tangannya. Gadis berusia 8 tahun itu terlihat berkaca kaca matanya.

Scarletta terdiam di ambang pintu. Scarletta tahu apa yang dilakukan adiknya. Scrletta tahu Hazel merindukan seseorang dibalik foto itu. Scarletta juga sama. Ia merindukan sosok di balik foto itu. Scarletta dan Hazel sama sama hancur.

Scarletta memutuskan menghampiri adiknya. "Adik cantik kakak lagi ngapain?" Tanya Scarletta.

Hazel, adik Scarletta menoleh begitu mendengar suara kakaknya. Buru buru gadis kecil itu menyembunyikan bingkai yang dipegangnya ke belakang tubuhnya. "Kakak? Baru pulang? Udah beli makanannya?" Tanya Hazel riang. Berusaha menutupi kesedihannya.

"Kakak tahu kamu sedih. Kakak tahu kamu rindu Mama. Kakak tahu juga kalau kamu liatin foto Mama," ucap Scarletta yang berhasil membuat Hazel terdiam.

"Hazel nggak papa," ucap Hazel.

"Jangan membohongi Kakak, Hazel!" Tegas Scarletta. Selama ini Scarletta sering memergoki Hazel memandang foto almarhumah Savanna, Mama mereka secara diam diam. Tak urung gadis kecil itu juga sering menangisi Savanna.

Hazel mulai menitikkan air mata. "Hazel cuma kangen Mama," ucap gadis itu lirih.

Scarletta merasa sesak luar biasa. Ia juga sangat merindukan sosok Savanna dalam hidupnya. Savanna, Mamanya telah meninggalkan ia dan adiknya tiga tahun yang lalu.

"Hazel gak boleh sedih. Gak boleh nangis. Nanti Mama ikutan sedih. Hazel mau Mama sedih?" Sebenarnya Scarletta juga sedih. Namun ia harus tegar demi Hazel, adiknya.

Hazel menggeleng. "Hazel gak mau Mama sedih."

"Bagus. Jadi Hazel nggak boleh nangis lagi ya? Nggak boleh sedih," nasehat Scarletta.

"Iya, Kakak. Hazel gak akan sedih lagi," ucap Hazel.

"Pinter!" Scarletta menjawil hidung mungil Hazel.

"Ayo makan, Kakak udah beli bahan makanannya," ajak Scarletta.

"Yeay makan!" Seru Hazel. Scarletta terkekeh melihat kelakuan adiknya.

Semoga, waktu bisa menyembuhkan luka dan kehilangan mereka.

***

Tiga orang gadis berdiri di depan seorang guru yang berkacak pinggang. Mereka bertiga sedang berada di ruang BK.

Siapa lagi jika bukan Scarletta, Alice, dan Jassie. Bad girl nya SMA Pelita Harapan. Mereka bertiga berdiri bersisian dengan santainya. Tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"KALIAN LAGI KALIAN LAGI! GAK CAPEK KALIAN BUAT ULAH!?" Bentak Bu Ratih.

"Enggak," jawab mereka bertiga yang semakin membuat Bu Ratih emosi.

"KALIAN! KALIAN INI MASIH KELAS SEPULUH TAPI UDAH BIKIN ULAH! KEMARIN BOLOS! SEKARANG NGERJAIN GURU! BESOK APA LAGI HAH!?"

"Ceburin Ibu ke kolam ikan," jawab Scarletta santai.

"KAMU! BERANI JAWAB IBU KAMU!" Bentak Bu Ratih.

"Lah emang Ibu Tuhan gitu trus saya harus takut?" Sahut Scarletta tanpa rasa takut.

"SCARLETTA! LAGI LAGI KAMU YA! BOSEN IBU!"

"Lah emang Ibu pikir saya gak bosen?" Jawab Scarletta. Alice dan Jassie diam diam menahan tawanya melihat kelakuan gila sahabatnya.

"SCARLETTAAA!" Teriak Bu Ratih yang sudah kepalang emosi.

"Apa, Bu?" Sahut Scarletta.

"KAMU IBU HUKUM BERSIHIN TAMAN BELAKANG!" Bentak Bu Ratih.

"Mereka juga kan, Bu?" Tanya Scarletta sembari menunjuk kedua sahabatnya.

"Iya. Tapi mereka di rooftop," jawab Bu Ratih.

"Lah kok gitu, Bu? Saya sendirian gitu? Ya gak bisa lah, Bu!" Protes Scarletta.

"JANGAN MEMBANTAH SCARLETTA!" Bentak Bu Ratih.

"Bu. Jangan emosian gitu. Gak takut uang Ibu habis buat berobat gegara darah tinggi Ibu?" Ucap Alice dengan gamblangnya.

"Dokternya juga bosen. Pasiennya Ibu mulu," timpal Jassie.

"KALIAN! CEPAT KELUAR DAN LAKSANAKAN HUKUMAN KALIAN!" Teriak Bu Ratih membuat Alice dan Jassie segera menjalankan perintah Bu Ratih. Namun Scarletta masih diam di tempat.

"KAMU! KENAPA GAK LAKUIN HUKUMAN KAMU!?"

"Mau ngurut kepala Ibu. Siapa tahu bisa jadi kalem. Gak kayak gini. Kek gorila," ucap Scarletta.

"ALESSANDRA SCARLETTA JOCELYN!"

"Gak usah teriak teriak bisa? Pengang nih telinga saya," ujar Scarletta.

"KA---"

Belum sempat Bu Ratih melanjutkan ucapannya, suara pintu terbuka membuat perhatian Bu Ratih dan Scarletta teralihkan. Disana seorang lelaki tampan menggunakan seragam SMA Pelita Harapan berdiri dengan wajah dinginnya.

"Permisi," ucap seorang lelaki di ambang pintu tersebut.

Wajah Bu Ratih yang tadinya mengeras karena amarah kini mulai mengendur. Wanita paruh baya bertubuh gempal tersebut menghampiri lelaki itu.

"Ada apa Kade?" Tanya Bu Ratih ramah. Scarletta yang melihatnya berasa ingin muntah.

Sama cowok cakep aja langsung kalem. Dasar gorila! Cibir Scarletta dalam hati

"Saya ingin menemui anda," ucap lelaki yang dipanggil Kade tadi.

"Oh itu. Nanti saja. Sekarang kamu awasi dia bersihin taman ya," perintah Bu Ratih sembari menunjuk Scarletta. Spontan mata Kade mengikuti tangan Bu Ratih. Disana ia melihat seorang gadis berambut coklat dengan seragam press body nya berdiri dengan santai.

DEG.

"Loh?" Scarletta menatap Kade dan Bu Ratih secara bergantian.

"Kenapa?" Tanya Bu Ratih.

"Kok di awasin sih, Bu?" Protes Scarletta. Padahal ia berniat untuk kabur tadi. Scarletta tidak menyadari bahwa Kade adalah lelaki yang dijumpainya kemarin malam.

"Kalau gak diawasin kamu pasti kabur," jawab Bu Ratih yang sudah mengetahui siasat Scarletta.

"Ck!" Decak Scarletta.

"Kamu tidak keberatan kan, Kade?" Tanya Bu Ratih pada Kade.

Kade menggelengkan kepalanya. "Saya tidak keberatan, Bu."

What the? Apa apaan ini? Rutuk Scarletta dalam hati.

"Cepat!" Suruh Bu Ratih.

Scarletta menghela nafas kasar. Gagal sudah rencana kaburnya. Dan ini semua gara gara cowok bernama Kade itu!

****

Gimana Part 2 nya?

Maaf kalo kurang seru.

Vote dan Komen ya:)
Aku akan semangat update kalo kalian vote dan komen:)

TBC




ScarlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang