Scarletta 7

32 2 2
                                    

Malam harinya, Scarletta beserta Papa dan Adiknya tengah berjalan jalan di mal. Mereka bertiga menghabiskan waktu dengan berjalan jalan selagi Aldan masih di Indonesia.

Mereka bertiga menjadi pusat perhatian saat memasuki mal. Jelas. Siapa yang tidak mengenal seorang Aldane Joseph. Si pengusaha konglomerat.

Aldan tersenyum melihat raut bahagia terpantri di wajah kedua putrinya.

Karena kesibukan Aldan mengurus perusahaan besar miliknya membuat pria paruh baya itu sangat sibuk. Sehingga ia kurang meluangkan waktu untuk kedua putrinya.

Namun semenjak kepergian Savanna, Aldan selalu berusaha meluangkan waktu untuk kedua putrinya. Berusaha selalu ada agar putrinya tidak merasa kehilangan dan sedih atas kepergian Mamanya.

Meskipun Aldan juga merasa sangat sedih dan kehilangan. Namun pria paruh bayah itu harus kuat demi kedua putrinya.

"Papa, Hazel mau makan dulu!" Seruan Hazel membuat Aldan tersadar dari lamunannya.

"Sca juga mau makan dulu, Pa!" Sahut Scarletta.

Aldan tersenyum. "Okee princess princess Papa. Kita makan dulu," ucapnya.

"Let's go!" Seru Scarletta dan Hazel serempak.

***

Setelah makan, Scarletta, Hazel dan Aldan kembali melanjutkan jalan jalan tadi yang sempat tertunda.

"Kita kemana, princess?" Tanya Aldan.

"Time zone!" Jawab Scarletta dan Hazel kompak. Setelahnya kedua gadis itu tertawa.

"Okey, kita kesana."

Scarletta dan Hazel berjalan duluan di depan. Sementara Aldan mengikuti kedua putrinya dari belakang.

"Kak, Hazel seneng banget deh hari ini. Udah lama kita gak jalan jalan sama Papa," ujar Hazel.

"Kakak juga seneng. Pokoknya hari ini kita kuras uang Papa. Oke?" Scarletta berucap sembari terkikik.

Hazel terkikik. "Oke, Kak!" Setelah itu mereka berdua melakukan tos sembari tertawa cekikikan.

Aldan yang berada di belakang menggelengkan kepalanya. Pasti kedua putrinya itu merencanakan sesuatu.

Mereka sudah berada dalam time zone. Scarletta dan Hazel sudah membawa koin di tangan masing masing.

"Kalian mau main apa?" Tanya Aldan.

"Main basket yuk, Pa," ajak Scarletta.

Aldan menganggukkan kepalanya. "Okey. Gini gini Papa dulu kapten basket sekolah," balas Aldan.

"Dih Papa sombong," ejek Hazel.

"Gak papa sekali kali sombong," jawab Aldan sembari terkekeh.

"Papa mah!"

"Hahaha. Udah yuk main."

"Ayoo!!!" Mereka bertiga segera menuju permainan basket.

"Papa main lawan Kak Sca. Siapa yang paling banyak masukin berarti menang. Ayo Papaa! Kak Scaaa!" Seru Hazel semangat.

"Oke Sca bakal lawan Papa!" Seru Scarletta tak kalah semangat.

Setelah itu, Aldan dan Scarletta mulai bermain. Aldan sudah mencetak poin sekitar 70, sementara Scarletta masih 15.

Scarletta mengerucutkan bibirnya saat tau ia tertinggal skor jauh dengan Aldan. Permainan selesai dan tentu saja dimenangkan oleh Sang Papa. Dengan skor 90-17.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ScarlettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang