Seorang gadis tengah berjalan sendirian. Jalanan yang sepi serta waktu yang sudah menunjukkan malam hari sedikit membuat gadis itu takut. Ditambah dinginnya udara malam yang menusuk tulangnya semakin membuat gadis itu mengeratkan jaket yang dipakainya.
Gadis itu--- Scarletta, menghembuskan nafasnya. Ia berniat menuju supermarket dekat rumahnya untuk membeli bahan bahan makanan. Sebenarnya Scarletta sangat malas. Jika bukan karena adiknya yang merengek lapar, ia tidak akan pergi ke supermarket malam malam begini.
Scarletta sedikit menyesali keputusannya yang tidak ingin membawa mobil dengan alasan jarak rumahnya dan supermarket cukup dekat. Kini nyatanya jalan yang dilaluinya sungguh sepi.
Pikiran pikiran negatif mulai bersarang di otaknya. Bagaimana jika ada perampok? Atau yang lain lagi, Begal. Scarletta bergidik ngeri. Gadis itu menggelengkan kepalanya. Tidak. Ia tidak boleh berpikir macam macam.
Scarletta mempercepat langkah kakinya agar segera tiba di supermarket.
Dari arah dua meter kedepan, Scarletta melihat seorang laki laki berpakaian serba hitam tengah berjalan berlawanan arah dengannya.
Jangan jangan begal? Batin Scarletta.
Scarletta menggelengkan kepala. Ia harus berpikir positif. Jarak antara Scarletta dan lelaki itu semakin dekat. Mata Scarletta memicing penasaran ketika melihat telapak tangan laki laki itu dipenuhi darah.
Sebab terlalu asyik memandangi tangan lelaki itu, Scarletta sampai tidak sadar hingga tubuhnya menubruk tubuh kekar lelaki di depannya.
"Aduh!" Ringis Scarletta ketika keningnya membentur lengan lelaki itu. Scarletta mendongak. Menatap wajah lelaki itu yang sialnya tertutupi masker.
DEG.
Scarletta sedikit terhanyut dengan mata lelaki itu. Namun dapat Scarletta ketahui jika lelaki itu menatapnya dengan sorot datar dan dingin.
Pandangan Scarletta kembali pada tangan lelaki itu yang berlumur darah. Rasa penasaran Scarletta tidak bisa dibendung lagi. Gadis itu menggapai kedua telapak tangan lelaki itu. Lalu dipandanginya.
"Tangan Kakak kenapa?" Entah darimana Scarletta tiba tiba memanggil lelaki itu dengan sebutan 'Kakak'. Scarletta pun tidak tahu. Secara refleks Scarletta menyebutnya begitu.
DEG!
Lelaki itu terkejut saat Scarletta memegang tangannya. Kemana? Kemana perginya sesuatu yang selama ini selalu menguar ketika seorang perempuan menyentuhnya.
"Kak?" Scarletta melambaikan tangannya di depan wajah lelaki itu.
Lelaki itu tersadar dari lamunannya. Lalu menatap Scarletta yang memandangnya dengan mata bulatnya, "Ada apa?" Tanya lelaki itu datar.
"Tangan Kakak.... kenapa banyak darahnya?" Tanya Scarletta.
"Bukan urusanmu," jawab lelaki itu dingin.
Scarletta mengerucutkan bibirnya, "Jutek banget sih!" Cibirnya.
Di balik masker yang dikenakannya, lelaki itu tersenyum tipis. Menahan gemas pada gadis di depannya ini.
Imut.
Tanpa sepatah kata pun, lelaki itu meninggalkan Scarletta. Scarletta melongo dibuatnya, "Lah? Gue malah ditinggalin," dumelnya.
Scarletta menepuk dahinya, "Bego! Gue harus ke supermarket!"
***
Di ruangan dengan cahaya remang remang, seorang lelaki tengah duduk di sofa sembari memandang keluar jendela yang menampakkan gelapnya malam.
Dengan segelas kopi dan satu bungkus rokok yang terletak di meja samping kursi, lelaki itu menatap sekeliling ruangannya yang terdapat 'mainan mainannya'.
"Enggak enggak!" Lelaki itu menggelengkan kepalanya ketika kembali mengingat pertemuannya dengan gadis itu.
Sesuatu yang belum pernah ia rasakan selama ini, sesuatu yang terjadi ketika seorang kaum hawa mendekati atau menyentuhnya. Namun itu tidak berlaku dengan gadis yang ditemuinya tadi.
Gadis yang dengan polosnya menanyakan tangannya yang waktu itu berlumuran darah sehabis bermain main dengan mangsanya.
Jika orang yang melihat tatapan dingin dan datarnya langsung menunduk, beda dengan gadis itu. Ia tanpa rasa takut menatapnya secara terang terangan.
Jika boleh jujur, lelaki itu sempat merasakan perasaan menggelitik ketika melihat wajah menggemaskan gadis itu. Tanpa sadar seulas senyum tipia terbit di bibirnya.
"Apasih gue malah mikir itu cewek," gumamnya seraya menggeleng pelan. Berusaha menghilangkan gadis itu dari pikirannya.
Suara rintihan, membuat perhatian lelaki itu teralihkan. Lelaki itu menatap 'mainannya' yang terkapar tak berdaya.
Beranjak dari duduknya, lelaki itu menghampiri 'mainannya' dengan seringaian sebagai pelengkapnya.
Dari sini lelaki itu dapat melihat 'mainannya' yang menunjukkan raut ketakutan yang tampak menyenangkan bagi lelaki itu.
"Wanna again?" Bisik lelaki itu.
Mainannya, ah tidak. Lebih tepatnya seseorang itu menatap nyalang pada lelaki itu. Namun raut ketakutan masih terlihat jelas di wajahnya.
"Lo benar benar brengsek," ucap seseorang itu.
Namun lelaki itu masih diam. Nampak tak terusik dengan perkataan seseorang yang disebut 'mainannya' itu.
"Lo tahu? Lo," seseorang itu menggantungkan ucapannya, "Banci!"
"Ck ck ck. Lo terlalu banyak bicara," ucap lelaki itu lalu mengeluarkan pisau lipat dari balik sakunya. Digoreskannya pisau itu pada lengan 'mainannya' yang sudah terdapat darah yang mengering.
"Argh!"
"Teriakan lo benar benar menghibur gue," ujar lelaki itu dengan santainya.
"LO BENAR BENAR PSIKOPAT!" Teriak seseorang itu. Sebelum sebuah linggis menghantam kuat kepalanya. Dan seseorang itu berhenti bernafas.
Lelaki itu tersenyum puas, "Beres!" Ujarnya. Menyeret tubuh seseorang itu. Membawa ke tempat dimana ia membuang 'mainan mainan' yang lainnya. Kolam piranha. Lalu di lemparnya tubuh seseorang itu hingga tak sampai lima menit tubuhnya sudah habis dimangsa piranha peliharaannya. Kemudian lelaki itu berbalik meninggalkan mayat seseorang itu yang hanya sisa tulang tulangnya saja. Tanpa rasa kasihan sama sekali.
Karena ia. Leonardo Kadevin Maverick. Seorang psikopat berdarah dingin yang kejam dan tanpa ampun.
****
Maaf kalo kurang feel nya. Karena aku baru pertama kali nulis tentang beginian😭
Lain kali aku tambahin sedikit" adegan bunuhannya wkwk
See you:)
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/227150349-288-k278733.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarletta
Teen FictionScarletta, Badgirl SMA Pelita Harapan yang berwajah imut. Anggota dance dan langganan ruang BK. Mengejar cinta seorang siswa pindahan yang memiliki sifat datar dan dingin. Juga seorang psikopat. Leonardo Kadevin Maverick. Hari hari Scarletta selalu...