3

83 16 2
                                    

Sooyoung menatap sebuah kartu nama di tangannya.

JY H&D Corp.

Itu adalah nama sebuah perusahaan properti terbesar di Korea. Siang tadi, seorang laki-laki yang mengaku utusan dari perusahaan itu mendatanginya dan menawarkan sebuah kontrak kerja. Kontraknya dengan perusahaannya sekarang memang akan habis bulan depan dan ia tengah dalam pertimbangan untuk melanjutkan atau tidak.

Bukannya Sooyoung tidak betah di perusahaan itu, hanya saja Sooyoung merasa jika Jerman bukanlah tempatnya. Akhir-akhir ini ia memang berpikir untuk kembali ke Korea dan tawaran dari perusahaan itu sungguh menggiurkan.

"Oh Sehun itu Direktur di JY H&D Corp. Sekaligus kandidat tunggal CEO di sana, menggantikan ayahnya."

Mengingat cerita Jaehyun seminggu lalu, tidak ada lagi bagi Sooyoung untuk menolak. Bukankah dengan itu ia memiliki banyak kesempatan untuk mendekati Oh Sehun?

Oh, hanya mengingatnya saja sudah membuat jantungnya berdebar.

Saat kembali ke Jerman, Sooyoung memang sempat berpikir untuk melupakan pujaan hati pertamanya itu mengingat jarak mereka yang tidak bisa dibilang dekat. Tapi ternyata Tuhan begitu baik.

"Kau benar-benar akan kembali ke Korea?"

Sooyoung merasa jijik melihat ekspresi Kevin. Bukannya iba, Sooyoung justru merasa mual, "Apa-apaan ekspresi seperti itu?" Sooyoung melanjutkan kegiatan mengepak pakaiannya yang tertunda, "bukankah kau yang selalu membujukku untuk kembali ke Korea? Kukira kau akan senang dengan berita ini." sekilas Sooyoung menatap Kevin yang tengah berbaring di ranjangnya.

"Aku 'kan hanya menjalankan tugas."

"Tugas?" mata Sooyoung memicing melihat laki-laki itu yang salah tingkah, "apa maksudmu?"

"Jika kuberitahu apa kau akan marah?" Kevin mendudukkan dirinya bersandar di kepala ranjang, "kita akan berpisah jadi aku akan memberitahumu."

Sooyoung hanya diam menunggu kelanjutan cerita Kevin.

"Tapi kau janji tidak akan marah?"

"Kenapa aku harus marah?" Kevin bukanlah orang yang suka berbasa-basi. Jujur saja tingkah laki-laki itu kini membuatnya jengah, "bisakah langsung ke intinya?"

"Joy, kau perlu tahu jika selama ini kau tulus berteman denganmu. Kau sudah seperti keluargaku sendiri."

Sooyoung mengangguk, "Aku tahu."

"Sebenarnya selama ini aku menerima uang dari ayahmu."

Perkataan Kevin membuat mata sipit Sooyoung terbelalak sempurna, "Apa yang kau katakan?" Itu berarti selama ini ayahnya mengetahui keberadaan dirinya di Berlin?

"Kau tahu, semua kemudahan dan hadiah-hadiah yang kau dapatkan selama ini? Semua itu dari ayahmu."

"Termasuk Uncle John?" Sooyoung berucap tidak percaya menyebut nama Paman Kevin, karena selama delapan tahun di Jerman, paman itu adalah orang yang sangat baik padanya.

"Ya."

Kali ini Sooyoung diam dengan berbagai pikiran di kepalanya. Apakah ia harus senang? Atau kesal? Tapi kenapa ia harus senang? Dan kenapa pula ia harus merasa kesal?

Ayahnya adalah orang di barisan terdepan yang menentang keinginannya untuk menjadi aarsitek. Ayahnya yang menjodohkannya seenak hati, hingga membuatnya tertekan. Lalu ia kabur dan dalam pelariannya tiada hari tanpa takut pada kemarahan ayahnya itu.

Lalu sekarang fakta apa yang ia dapat?

"Joy?" Sooyoung tidak menjawab, "Park Sooyoung!"

"Sejak kapan?"

Don't You Know?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang